Di temaram lampu apartemen kawasan Mumbai, keduanya berjalan saling merangkul. Begitu pintu tertutup, wanita bergaun satin sepaha itu menarik lengan pria si pemilik apartemen berantakan itu. Menaruhnya di lingkaran pinggang sementara tubuhnya merapatkan diri memeluk si pria. Ia mendesah. Agak geli. “Honey, jenggotmu menggelitikku,” keluhnya manja, menjauhkan wajah si pria dari lekukan lehernya.
"Preetika,” panggil si pria sambil meremas pinggang wanitanya itu. Tatapannya semakin turun. Berlabuh ke sesuatu yang membuat kejantanannya semakin berapi-api. Lalu perlahan, ia mendekatkan wajah. Menciumnya lembut dan menggendongnya sampai ke tempat tidur.
Keduanya menumpahkan hasrat mereka. Saling menggila dalam suara desahan yang panas.
Malam itu harusnya Ayan berada di kantor untuk panggilan lembur. Tapi mendengar mantannya sedang mabuk bersama pria lain membuatnya kesal dan langsung membawanya pergi ke apartemennya. Dan secara tidak sengaja mereka bercinta.
Ayan tersenyum memandangi lekukan tubuh Preeti yang hanya terbalut selimut satin hitam. Pria berbadan tegap itu menyender di jendela balkon, hanya mengenakan handuk di pinggang habis berkeramas. Ayan menggigit bibir dan merasakan di bawahnya sudah menegang lagi akibat pergerakan erotis Preeti yang menggeliat dan menarik selimutnya yang tak sengaja turun hampir menanggalkan tubuh polosnya.
“Sialan, wanita itu membuatku ingin menidurinya lagi,” decak Ayan. Lanjut berjalan ke arah tempat tidur, membuka handuk dan tepat saat dirinya akan menindih Preeti ponselnya berdering berisik.
“Di mana kau! Semalaman aku menelpon tapi kau tidak aktif. Apa kau mengabaikanku?” Sosok pria gempal berkepala botak dengan kumis lancip yang galak terngiang di otak Ayan begitu ponselnya ditempelkan ke telinga.
Ia beralih mengambil kembali handuknya dan memakainya untuk mengeringkan rambut. “Iya, Pak.” Sadar jika itu malah menjawab pertanyaan marah pimpinannya, Ayan langsung berkelit, “maksud saya semalam ... mendadak, euhm kepala saya pusing, Pak. Jadi saya langsung pulang dan lupa izin dengan anda. Maaf.”
Si pimpinan tidak mau tahu. Ia malah semakin tertekan di kursinya akibat ditatap tajam kedua tamu yang berkunjung pagi-pagi buta di kantor redaksinya itu. “Apapun alasanmu itu aku mau kau ke kantor sekarang. Jika sudah sampai, langsung masuk ke ruanganku. Paham?!” bentaknya langsung mengakhiri obrolan.
Ayan menatap ponselnya dan memakinya. Ia bergegas memakai kaos dan celana jeans robeknya. Lalu mengambil semua peralatan kerjanya yang tertimbun di ransel dan bergegas pergi tanpa mempedulikan Preeti yang ternyata sudah bangun dan dalam keadaan bingung.
Wanita berambut ikal panjang dengan kulit eksotis itu sadar saat melihat sosok Ayan yang menghilang dari pintu. Dalam bahasa ibunya, Filiphina, Preeti memaki marah karena baru ingat menghabiskan malam dengan mantan toxicnya itu.
***
Kantor Pusat Kejurnalisan Tv Delhi terlihat begitu sibuk. Ayan menatap ke sekelilingnya, mengetahui jika akan ada bau-bau masalah baru di kantor ini. Begitu masuk, semua mata menatap tajam padanya. Ayan merespon tatapan itu dengan senyum lebarnya, masih menyapa dengan ramah dan menepuk pundak beberapa karyawan dengan akrab sambil berkata, “Yo, apa kabarmu hari ini? Pasti harimu menyenangkan bukan?” Tapi sebagian dari mereka tidak peduli. Hanya lanjut bekerja. Enggan berurusan apalagi terlihat dekat dengan si pembuat onar yang kali ini membuat masalah baru yang merugikan nama baik kantor.
Dengan sifat masa bodoh yang samapun Ayan memasuki ruangan bosnya. Ia mendapati dua wanita yang duduk di bangku depan meja bosnya menengok menatapnya begitu mendengar pintu terdorong.
Satu wajah itu terlihat tidak asing bagi Ayan. Pria beralis lebat itu mengerutkan kening mengingat. Lalu sadar bahwa sosok wanita satu itu terlalu mengintimidasinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alfaaz : Terjerat Hubungan Beracun
RomanceSaba, penyair termasyhur yang dikenal publik sebagai manusia problematik. Karyanya hampir keseluruhan merajai penjualan buku terbaik setiap tahunnya. Tapi attitudenya dikenal nol besar. Saba dikenal satu-satunya publik figur yang tidak punya relasi...