BAB 43

3.1K 419 29
                                    

“Disini, ayo, kau kelahan. Perlu tidur.”

Dengan sangat perlahan, Lisa membaringkan Jennie yang sepanjang perjalanan tersebut selalu berpegangan pada Lisa, tidak melepaskan dirinya sedikit pun.

“Jangan pergi.” Kata Jennie, meraih tangan Lisa.

Seorang perawat muncul untuk memasang kembali infusan ke tangan Jennie. Lisa hanya meraih tangan Jennie yang bebas, menggenggamnya.

“Kalian berdua pulanglah, istirahat. Aku akan di sini untuk menjaga Jennie.” Kata Lisa pada Chaeyoung dan Jisoo, berhasil mengabaikan kedua orang tua Jennie sepenuhnya.

Keduanya menatap Jennie dengan cemas. Namun keduanya juga tahu bahwa dalam situasi seperti ini, hanya Lisa yang di butuhkan Jennie. Jadi, baik Jisoo maupun Chaeyoung mencium kening Jennie sekilas, lalu memeluk Lisa singkat sebelum pergi dari ruangan.

Tersisa dia dan Jennie yang terus menatapnya, serta kedua orang tua Jennie yang berada di belakangnya.

Lisa cukup tidak nyaman dengan posisinya saat ini. Jika dia tidak mengkhawatirkan Jennie saat ini, dia pasti sudah pergi detik itu juga. Tidak ingin bersama seseorang yang telah membuat ibunya kesakitan hingga meninggal.

“Kau juga bisa pergi. Aku sebagai ibunya akan menjaga putriku. Aku bisa menjaganya.” Lisa bahkan tidak menoleh ketika ibu Jennie berkata.

“Apakah kau bodoh? Sudah jelas Jennie tidak ingin aku pergi. Mengapa tidak kau saja yang pergi?” Lisa mendengus, mencondongkan tubuh untuk menatap Jennie dari dekat. Dia mengusap pipi Jennie, tersenyum singkat. “Tidurlah, Jennie. Aku akan berada di sini saat kau bangun nanti.”

Jennie ragu, ada penolakan yang terlihat jelas di wajahnya.

“Apa kau akan menyelinap pergi saat aku tidur nanti?” Tanya Jennie pelan, ketakutannya terlihat jelas.

“Tidak akan, Jennie. Aku ada di sini. Aku janji.” Kata Lisa meyakinkannya.

Air mata Jennie menetes dari sudut matanya dan Lisa tanpa keraguan mencium sudut matanya. Sakit sekali melihat Jennie rapuh seperti ini.

Namun saat ini, Lisa merasa perlu berpikir dengan apa yang harus dia lakukan. Dia tidak bisa bersama orang banyak. Terutama, berada di ruangan yang sama dengan orang yang dia benci.

Mirisnya, itu adalah orang tua Jennie, wanita yang hingga saat ini masih dia cintai.

Lisa ingin menyendiri, di ruangan yang gelap tanpa siapapun, memikirkan apa yang harus dia lakukan setelah ini. Tapi dia tahu, Jennie tidak bisa di tinggal.

Melihat situasi saat ini, Jennie bahkan tampak lebih membutuhkannya di bandingkan keberadaan kedua orang tuanya.

Itu membuat Lisa bertanya-tanya apakah sejak ibunya kembali, Jennie bahagia? Apa yang ibunya dan Jennie lakukan selama ini? Lisa ingin mempertanyakan banyak hal.

Tapi akhirnya, dia memutuskan untuk tutup mulut. Menatap Jennie yang tampak mengantuk, namun sesekali tetap membuka matanya, seolah dia benar-benar takut Lisa akan pergi.

“Bergeserlah sedikit.” Kata Lisa akhirnya.

Jennie kembali membuka mata dan menggeser tubuhnya. Lisa berbaring di samping Jennie, lalu menarik Jennie hingga wanita itu bisa bersandar nyaman di pelukannya.

“Sekarang, tidurlah. Aku tidak akan pergi kemana pun.” Kata Lisa, mencium keningnya singkat.

“Sungguh sulit di percaya,” Gumam wanita di depannya itu.

Lisa bahkan tidak ingin mencari tahu siapa namanya. Dialah yang membuat ibunya meninggal. Sekarang, dia masih saja berani mengoceh di depannya?

“Bukankah seharusnya kau juga pergi saja? Jelas kehadiranmu sangat tidak di butuhkan.”

JENLISA - BEAUTY OF A SIN [GIP] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang