بسم الله الرحمن الرحيم
***
*
*Follow yaa😊
Semoga suka
*&*
.
Azhara, Aisyah dan Nurul berjalan memasuki dapur, mereka dapat melihat para Ibu Ibu, Nadin dan Ayu yang sedang memasak untuk apa saja yang dijual santri dan santriwati.
Azhara menatap Ayu yang sedang memotong sayur bayam, Azhara terkekeh kecil, omongan Ayu yang ingin sekali memotong sayuran memang sungguhan ternyata.
Azhara tersenyum saat melihat Mamah tercintanya sedang memasak bersama Umi dari Adikkelas yang ia cintai, dulu Azhara sempat berfikir bagaimana jika kedua orangtuanya dengan orangtua Adikkelas tampannya bertemu ya?, padahal itu hayalan 9 tahun lalu, tapi sekarang menjadi nyata.
Hendak menyalimi semua orang, tapi Azhara,Nurul dan Aisyah dicegah Umi Khadijah dengan alasan tangan mereka kotor karena bumbu dapur.
"Jadi Mpok,lagi masak apa nih?" Tanya Aisyah pada Mpok Ruru dan Mpok Irin yang terlihat sedang membuat adonan di dua baskom yang berbeda.
"Ini Ustadzah, Mpok lagi mau buat bakwan, bakwanmah buat cemilan semuanya aja buat sekarang, nanti pas istirahat," Jawab Mpok Ruru dengan nada yang cukup asik.
"Berarti karna acaranya besok, sekarang masaknya yang bisa buat besok, kalau kue bisa Mpok?" Tanya Azhara.
"Bisa Neng Ustadzah," Saut Mpok Irin membuat Azhara mengangguk senang.
Azhara merogoh heanphone nya untuk mengirim sebuah pesan, ibu jarinya bergerak memencet kontak yang bernama Yeyen.
"Yen, tolong buatin banyak kue kue mini ya dan nanti kirim besok pagi pagi,"
Setelah mengirim pesan,Azhara langsung memasukkan kembali hp nya kedalam saku gamis tanpa menunggu balasan.
"Mana si Pakde? ilangan terus," Mpok Ruru mulai mengomeli Pakde Joko.
Yang lain hanya terkekeh,sudah hafal tabiat Mpok Ruru, Mpok Irin dan juga Pakde yang tidak pernah akur.
"Iya ya Ru?, kasian dikit napa sama kita," Timpal Mpok Irin.
Ayu menghampiri Azhara dengan tangan kanan yang masih memegang pisau kecil "Pakde siapa sih?" Tanyanya berbisik tepat ditelinga Azhara.
Azhara yang menyadari Ayu masih memegang pisau sembaranganpun hanya biasa saja "Ya Pakde," Jawabnya enteng membuat Ayu mendengus kesal.
"Gue disini ahelah,"
Sautan Pakde membuat semua atensi mereka tertuju kearah pintu masuk dapur.
Mereka melihat sosok dua Pria tampan berkoko yang berdiri disamping kanan kiri Pakde Joko.
Azhara segera membalikkan tubuhnya agar tidak menghadap kearah Pria tampan itu, entah kenapa tiba tiba Azhara berkeringat gugup mengingat obrolan semalam.
"Cielah, ada Gus Polisi noh," Bisik Nadin yang entah sejak kapan berada didekat Azhara.
"Muka putihnya jadi kaya kepiting rebus cok," Bisik Ayu pada Nadin.
Khadijah tersenyum menatap lurus "Nih bocah dua baru ga ketemu sebentar aja udah kangen sama istri, udah kayak Abi nya," Batinnya yang sudah mengetahui tujuan dua pria tampan itu kemari.
Yap,Arshaka dan Fathurlah yang datang bersama Pakde Joko.
Arshaka berdiri santai bersender didinding pintu, kepala juga ikut menegak santai, Gus Polisi itu terlihat sangat tampan dengan koko hitam lengan pendek dan rambutnya yang berantakan.
Tatapan Arshaka tak mengedip menatap Istrinya intens, sementara yang ditatap berusaha menyembunyikan wajahnya.
Fathur, pria tampan itu menghampiri Nurul "Aku tadi bawa Ririn ke rumah kamu, Ibu kamu kangen sama cucunya, jadi sekalian titip Ririn sebentar juga," Jelasnya lembut.
Nurul mengangguk seraya tersenyum "Iya Mas,"
Pakde melirik Umi Khadijah dan Ustadzah Sarah "Eh Bu Nyai, Bu Ustadzah, Afwan ya," Sapa nya, jeda tiga detik tatapannya beralih kearah Mpok Ruru dengan eskpresi wajah yang berubah seketika "Bawel banget lo berdua,gue juga sibuk kali," Ucap Pakde tak terima namun ekspresinya membuat semua orang terkekeh.
Mpok Ruru tak menghiraukan suara Pakde, dia melihat Arshaka dan Fathur "Gus Gus tampan udah dewasa aja," Ucapnya sangat kagum.
"Kagak kerasa yee, liat kalian yang dulu masih smp jadi udah sukses banget, ck cakep bener da ahh kalian nih," Timpal Mpok Irin ikut memuji.
Melihat kedua putranya dipuji membuat Khadijah lagi lagi tersenyum, Bu Nyai itu juga tak menyangka bahwa kedua putranya sudah memiliki istri.
Fathur dan Arshaka hanya menanggapi dengan senyuman tipis.
Melihat Aisyah yang sedang sibuk membantu Mpok Irin, Azhara memilih mendekati Ruru "Em Mpok,boleh Azhara bantu?"
"Udah gausah Ustadzah, bentar lagi juga kelar," Tolak Mpok Ruru halus.
Lagi lagi Mpok Ruru memanggil Ustadzah membuat Azhara cemberut "Mpok Ruru,panggil nama aja atuh," Bisiknya dengan nada sunda yang sedikit mengelos namun bisikannya tetap didengar.
Arshaka tertawa manis tanpa suara, ternyata istrinya Gadis Sunda?, sangat cocok dengan Arshaka karena Arshaka adalah keturunan Jawa.
Namun keturunan Jawa tidak membuat wajah Arshaka terlihat tua, Arshaka dan Fathur memiliki paras tampan seperti Abi nya, sedikit Arab tetapi Arshaka tidak memiliki bulu bulu dirahangnya, sementara Fathur memiliki jenggot sedikit.
"Eh iya Za, maaf atuh keceplosan Mpok," Mpok Ruru sedikit panik saat Azhara cemberut.
Sarah yang melihat Azhara juga hanya menggeleng samar, hafal dengan sifat putri keduanya itu.
"Orangmah dipanggil Ustadzah gapapa ya?, agak laen sepupu lo,gue mah adem aja kalau gue dipanggil Ustadzah" Bisik Ayu pada Nadin.
"Sepupu lo juga kali, dia gamau dipanggil Ustadzah dengan hormat sama orangtua," Balas Nadin yang paham akan sikap Azhara.
Netra Azhara berputar kearah pintu dapur, bukannya melihat pandangan yang mencuci mata,Azhara malah melihat pandangan yang membuat dirinya menyipitkan mata.
Arshaka yang sedari tadi tak berhenti menatap Azhara,kini mengkerutkan dahi kenapa Azhara tidak menatapnya tapi malah menatap kearah luar jendela?
Arshaka menoleh kekiri kearah luar, netranya menangkap sosok Dian yang seperti terlihat emosi sekali.
"Kenapa Dian ga masuk kedapur?, perasaan pas ditanya mau ikut gak, dia jawab nyusul," Batin Azhara dengan mata yang memicing curiga.
______
Kenapa sih sama Dian?
Azhara mulai curiga kecil kecilan jadinya
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA Garis Pertemuan
Fiksi Umum⚠️PLAGIAT? TANGGUNG DOSA⚠️ Mohon maaf ya kalau sebelumnya awalan cerita ga sesuai ekspetasi kalian ... "Gelang yang selalu lo pakai, selama 9 tahun sampai sekarang masih gue simpen, gue bakal cari lo, Kak Azhara," Gumam Arshaka dengan tatapannya y...