Britania Raya, London
Michele beranjak dari duduknya dan mengamati kilauan lampu malam dari atas kamar hotel tempatnya bermalam. Matanya memandang tajam kendaraan roda empat yang berlalu-lalang dibawah sana, mengamatinya satu persatu seakan semua itu adalah bidak catur yang ia siapkan untuk mendapatkan suatu hal yang ia inginkan saat ini.
Tali yang membelit lehernya mengganggu fokus Michele, malam itu kota London terasa panas hingga melumpuhkan syaraf Michele untuk berpikir, menanggalkan bagian atasnya terlebih dahulu sebelum kembali mengamati cahaya lampu dengan membiarkan tubuhnya di terpa angin malam.
Michele tak menyangka bila otaknya berjalan lebih lambat kali ini, entah mengapa pekerjaan yang seharusnya bisa menutupi rasa aneh yang menjalar dihatinya kini tak dapat diajak kerjasama. Tarian film yang datang menghampiri otaknya kembali ia lihat dan merusak suasana hatinya, dirinya kembali menggeram dan melemparkan sebotol anggur pada dinding kamar. Pecahan kaca dan cipratan air yang mengenai tubuhnya tak ia perduli kan, kini fokusnya terdapat pada benda pipih diatas meja.
Malam ini Michele berniat memesan lacur kelas atas untuk ia gagahi, sudah sebulan terakhir semenjak pertemuan pertamanya dengan orang itu Michele tak pernah lagi meminta jalang untuk memanjakan tubuhnya, nafsunya ditarik mentah-mentah dari tubuh molek khas wanita agar berpindah pada rupa orang itu, sayangnya tak dapat ia miliki.
Ponsel Michele berdering, layarnya menampilkan panggilan dari Alaric teman masa kecilnya yang kini merangkap sebagai asisten pribadinya. Pria itu menekan tombol hijau agar bisa mendengar suara Alaric.
"Tau apa yang aku temukan?"
Michele mengerutkan dahinya, beranjak dari balkon untuk mengambil sebatang tembakau dan kembali memandang keramaian kota dari tempatnya berdiri tadi. Ia penasaran, namun juga tidak pada pertanyaan yang Alaric tanyakan padanya. Segala hal yang Alaric tahu sudah Michele ketahui lebih dulu, tak heran bila saat ini ia paham akan maksud pria itu.
"Sedang apa dia disana?"
"Sial, predator seperti mu apa yang tidak kau ketahui. Tadinya aku ingin bermain tebak-tebakan dengan mu, melihat betapa frustasinya kau saat mendengar kabar itu dan tidak dapat melakukan apa-apa karena orang itu sendiri tidak pernah mengenal mu. Tapi malam ini kau dapat kesempatan untuk memilikinya walau hanya semalam, tak ingin mencoba?"
"Ku harap ini bukan sekedar omong kosong. Tidak ada yang tau akan sampai mana peluru ini bersarang di kepalamu."
Sambungan telepon terputus, menyebabkan ruangan kembali sunyi. Bunyi kendaraan yang saling sahut menemani Michele dalam menghabiskan sesapan manis dari tembakau yang tengah ia nikmati. Kepalanya bergerak merenggangkan otot lehernya yang kaku.
Masih ada waktu untuk melihat orang itu sebelum ia benar-benar kehilangannya. Dan bila keberuntungan berpihak padanya, orang itu akan menjadi miliknya seumur hidup dan ia akan menikmati bermain dengan tubuh indah itu, menari bersama menikmati malam yang indah berdua, hanya berdua saja. Bahkan hanya memikirkan itu saja tenggorokan Michele terasa kering dan membuatnya ingin segera memilikinya, sial sekali.
.
Kaki jenjangnya berdentum dalam keheningan lorong kamar, membawanya pada sebuah kamar di lantai tiga ruangan paling ujung dengan seorang penjaga di depan pintu masuk nya. Michele memberi isyarat singkat dan langsung di mengerti orang itu, membuka pintu yang tertutup rapat dan mengizinkannya masuk.
Bau menyengat yang tercium saat Michele menapakkan kakinya ke ruangan itu sedikit membuat alisnya berkedut, genangan keruh serta cairan kental berwarna putih mengotori lantai kamar. Langkahnya hati-hati menuju sepasang kekasih yang tengah bercumbu di atas sofa, memanfaatkan orang-orang yang tidak sadar di tempat itu—Michele sengaja mengotori bagian telapak sepatunya dengan air seni yang tercecer di lantai, lalu membersihkannya dengan jas mahal milik kaki tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Te amor Me amor [MicheleNatta]
FanfictionMichele Marrone pria dominan pemilik perusahaan Dragon cruise line, industri perkapalan mewah dan mahal di dunia, serta mengoperasikan kapal kontainer pemuatan barang dalam jumlah besar yang mengekspor ke berbagai negara di eropa. Ia juga bergerak...