Setelah makan siang usai. Sekitar jam 1 siang, aku memasuki ruang rapat kabinet di lantai dua, tak jauh dari ruang kerjaku.
Kedua mentriku tiba lebih dulu, Mentri Luar Negeri-Perdagangan Miguel Varela, Mentri Ekonomi-Keuangan Esteban Colin. Keduanya berdiri sambil mengangguk ketika aku tiba, aku mengangguk balik dan mempersilahkan mereka untuk kembali duduk.
Dua orang pegawai istana datang membawa proyektor untuk presentasi. Di kiri kanan layar proyektor yang dipasang di dinding, terpampang lukisan dua Presiden San Pata sebelumnya, yang tak lain dan tak bukan adalah mendiang Kakek dan Ayahku. Dahulu, mereka berdua yang memimpin rapat di ruangan ini, sekarang giliranku yang memimpin rapat ; mendengarkan laporan dan masukan dari para mentriku, lalu menentukan kebijakan yang terbaik untuk negara.
"Tuan Presiden. Terimakasih telah datang." Ucap Miguel membuka sesi rapat. Miguel mentri yang paling senior dalam hal umur dan pengalaman, usianya sudah 66 tahun dan telah bekerja di pemerintahan sejak masa pemerintahan mendiang kakek.
Aku menganggukan kepala dengan sopan padanya.
"Siang ini saya akan membahas mengenai arus perdagangan dan hubungan diplomatik kita." Kata Miguel.
"Silahkan tuan Miguel,"
"Republik San Pata telah menjalin hubungan diplomatik dengan negara-negara tetangga di kawasan Tierra Novo, negara-negara itu menjadi mitra dagang terpenting sejak awal pendirian Republik ini. Republik Grandio Alhambra menjadi negara mitra penting San Pata dalam hal perdagangan ; hampir semua hasil perkebunan kita diekspor ke negara itu, dengan ganti kita mengimpor berbagai produk makanan dari negeri itu ke sini." Tutur Miguel.
Aku melipat kedua tanganku dan menumpukan di atas meja, "Sepertinya kita amat bergantung dengan negara tetangga kita itu."
Miguel mengangguk. "Benar pak Presiden. Mendiang kakekmu, dan ayahmu... Semoga Tuhan memberkahi arwah keduanya," Ucap Miguel, nada suaranya terdengar seperti pendeta ketika mendoakan arwah mendiang kakek dan ayahku. "Mendiang Kakekmu menerapkan kebijakan politik luar negeri yang isolasionis, kebijakan itu dilanjutkan juga oleh mendiang ayahmu, sehingga perdagangan San Pata sangat bergantung pada negara tetangga sekitar ; dan Republik Grandio Alhambra adalah negara tetangga yang mau, serta paling banyak membeli produk kita."
Kebijakan luar negeri yang Isolasionis, diterapkan oleh mendiang kakek, karena kakek merasa negara-negara yang berada di luar kawasan Tierra Novo tidak dapat dipercaya dan dianggap membahayakan San Pata. Selain itu, semasa perang kemerdekaan, kakek berteman baik dengan penguasa di Grandio Alhambra kala itu ; Jendral Patricio Lula. Jendral Patricio membantu kakek dengan aliran persenjataan dan keuangan, sehingga kakek dapat mengusir penjajah Spanyol dari San Pata. Ikatan pertemanan dan hutang budi yang bersifat emosional inilah, yang membuat San Pata menjadikan negara Grandio Alhambra sebagai mitra dagang penting, sampai sekarang.
"Hanya saja," Kata Miguel. "Republik Grandio Alhambra menerapkan tarif impor yang lebih tinggi dari sebelumnya, dan disaat yang sama kebutuhan konsumsi rakyat kita bertambah seiring pertumbuhan penduduk. Tarif impor inilah yang menjadi beban bagi anggaran negara kita, karena ada ketidakseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran anggaran negara kita."
"Oh ya?" Tanyaku penasaran.
"Ya, pak Presiden. Untuk lebih detail mengenai keadaan ekonomi dan keuangan negara kita, Mentri Esteban akan menjelaskannya lebih detail lagi." Kata Miguel. Sambil menoleh pada Mentri Esteban.
Mentri Esteban mengenakan kacamata bacanya. Usianya sekitar 50 tahun, dari penampilannya yang mengenakan kemeja putih dibalut jas coklat sederhana ini, aku dapat menangkap aura seorang intelektual dari wajahnya. Dan memang Mentri Esteban adalah seorang intelektual ; ia lulus sarjana dan pascasarjana di Universitas Negara, dengan mengambil jurusan Ekonomi, setelahnya ia lama mengajar sebagai dosen Ekonomi sebelum diangkat sebagai Mentri oleh ayahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
El Jefe
General FictionTakdirnya telah digariskan. Kakeknya adalah presiden pertama, ayahnya adalah presiden kedua, dan kini Juan Mendez sebagai ahli waris, menjadi Presiden ketiga di negerinya yang bernama Republik San Pata. Di usianya yang baru 25 tahun, Juan Mendez h...