Chapter 01

893 71 1
                                    

Jadi ini cerita pertamaku
Maaf jika banyak typo

Hanya fiksi

Selamat membaca
..........

"pov ferrel"

"Selamat Datang di rumah kami! ...
Tidak, bukan begitu. Mulai hari ini,
kita akan hidup di bawah satu atap,
oke!... Hmm, kedengarannya agak
terlalu cringe ..."

Dengan kotak kardus yang tak
terhitung jumlahnya dan perabotan
baru di sudut mataku, aku melihat
diriku di pantulan cermin, dan
mengulangi kalimat yang sama pada
diriku sendiri.

Sekarang sekitaran jam 5 sore. Aku
berdiri di satu kamar di flat yang kami sewa di lantai tiga, terletak di kawasan tempat tinggal dengan nilai deviasi terbesar di seluruh indonesia (sedikit dilebih-lebihkan). Apartemen yang berukuran 3 LDK. Hanya untuk aku dan orang tua aku, itu pasti terlalu besar, tapi sekarang pasti akan menjadi terlalu kecil. (TN : Kata LDK gabungan dari Living room, Dining, Kitchen. Jadi 3LDK maksudnya 3 kamar, ruang tamu, makan, dan dapur)

Selama lima menit terakhir, aku sudah melatih ekspresi dan kalimat yang akan aku tunjukkan untuk menyambut keluarga baru. Kau tahu, keseluruhan premis ini sangatlah konyol. Aku mengerti bagaimana ayahku sampai repot-repot membersihkan dan menyiapkan kamar yang akan digunakan olehnya dan istri barunya. Namun, mengapa la justru mengirimku, seorang remnaja, untuk menyiapkan kamar orang asing yang akan menjadi adik perempuanku mulai hari ini. Cuma itu satu-satunya keputusan yang tidak bisa aku pahami dengan jelas.

"Aneh.. dimana aku menaruhnya, ya?"

"Apa ada yang salah?"

Ayahku berjalan mondar-mandir di
lorong dengan panik, jadi aku
memanggilnya.

"Ah, pas sekali. Apa kau melihat
semprotan pengharum ruangan?"

"Seharusnya ada di ruang tamu. Aku
menggunakannya untuk tirai kemarin."

"Ah, disana, ya! Terima kasih!"

Aku mendengar suara sandal berjalan
menyusuri lorong, kemudian menuju
ruang tamu.

"Kenapa Ayah jadi panik begitu?"

"Aku sedang melihat-lihat kamar lagi,
tapi ketika aku mulai bersih-bersih,
baunya sangat menggangguku ... Aku
tidak ingin mereka mengira aku bau,
kau tahu.. "

"Memangnya ayah ini gadis SMA?"

"Ketika kau mencapai usiaku, itu
merupakan pukulan kritis, oke! Kau
akan mengerti maksudku saat dewasa
nanti, Ferrel!"

"Aku akan menghargai jika kau lebih
percaya pada putramu sendiri, dasar
orang tua yang menyebalkan."

Melihatnya berjalan kembali ke kamar tidurnya sambil membawa semprotan pengharum ruangan, punggungnya meringkuk seperti kucing yang depresi, aku menghela nafas. Jika merasa terganggu, mengapa kau tidak sering
membersihkanya setiap hari? Kemudian lagi, itu mungkin
permintaan yang terlalu kejam
terhadap pegawai yang selalu sibuk
seperti dirinya.

"Kamarmu baik-baik saja... kan?"

Berkat perkataan ayahku, aku mulai
merasa sedikit khawatir.
Aku membuat janji dengan Marsha
bahwa kami takkan mengharapkan apapun dari satu sama lain, tapi aku tetap tidak ingin dia segera menderita bau menyengat dari kamar anak SMA.
Karena itu, aku secara teratur merawat seprai, membersihkan, dan mencium, jadi selama hidungku memang masih normal, semuanya akan baik-baik saja. Karena aku merasa puas dengan hasil pekerjaanku sehari-hari, aku tersadar
dari lamunanku ketika bel pintu
berbunyi.
-Jadi mereka sudah ada di sini, ya.
"Ferrel ~ Bisakah kau menyambut
mereka duluan?"

Saudara Tiriku Primadona Sekolah (FreSha) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang