c h e c k f i r s t !
vote, comment your
favorite line on this
chapter, then follow
me if you want to see
more story like this
or news about update.***
Satu minggu sudah berlalu sejak pertemuan pertamaku dengan Lady Arasle, kami belum pernah berada di kelas yang sama, namun seringkali berpapasan di lorong-lorong akademi. Entah ketika di sekitar jalan menuju ruang makan, kamar para anak perempuan, ataupun sekitar halaman taman.
Luna selalu menyapaku terlebih dahulu, setiap saling bertukar pandang, dia akan berjalan bergegas untuk menggandeng lenganku sembari bercerita tentang kejadian menyenangkan yang dialaminya baru-baru itu. Meskipun Luna juga memiliki teman-teman lainnya, dia tidak terlihat keberatan untuk meluangkan waktu bersama Laurelisias.
Itu membuatku berpikir, ke arah mana pandangan mata Laurelisias asli selama itu sampai tidak menyadari ada teman sebaik ini di dekatnya? Jika saja dia mau lebih terbuka.
Mungkin aku akan menanyakan hal ini jika kami bertemu, lagi.
Aku mulai beradaptasi dengan baik, memahami kegiatan untuk dilakukan selama berada di akademi. Roy Ale's memang bukan akademi yang kaku atau membatasi para muridnya, setiap beberapa hari sekali, aula besar akan dipenuhi kertas-kertas berisikan jadwal pembelajaran yang bisa diikuti murid-murid. Usianya juga bervariasi, maksimal usia untuk mengambil kelas tahun pertama adalah 9 tahun untuk memastikan tidak melebihi umur debut ketika lulus nantinya.
Seperti perkataan Cassile di pertemuan pertama kami, para murid di sini kebanyakan adalah mereka dari keluarga ternama yang memiliki bakat turun menurun. Kemungkinan besar, mereka memiliki salah satu bakat seperti Art of War, Art of Talent, Art of Publicasy, atau Art of Magic. Tapi ada juga mereka yang tidak memiliki bakat sama sekali dan itu bukan masalah, tidak sedikit orang hanya mengejar kebutuhan koneksi sosial selama bersekolah di sini, sekedar mengikuti kelas dasar juga menguntungkan bagi mereka di masa depan nanti.
Akademi juga menawarkan kelas sesuai dengan bakat-bakat itu
Cassile dan Rams juga masih berkeliaran bersamaku di saat kelas-kelas tertentu, seperti kelas membaca selama dua hari sekali juga kelas sejarah kerajaan. Belum ada kabar lain tentang Enchanted sampai-
"Mungkin sudah waktunya kita kembali berkumpul di gedung Enchanted."
beberapa detik lalu. Oke, baru saja hal yang ditunggu-tunggu keluar dari mulut Cassile.
Aku berusaha mengejarnya yang berada sedikit di depanku, sebenarnya aku bisa memajukan kaki dan menyandungnya saja supaya cepat berhenti, tapi tidak jadi deh.
"Kau sudah mengumpulkan informasi lagi tentang Enchanted?" tanyaku penasaran setelah berhasil menyamakan langkah kami.
Cassile mengangguk sekali, memberikan dua buku tebal nan berat kepadaku secara paksa. Aku mengangkat buku-buku itu sambil sedikit kepayahan akibat tebalnya kedua buku yang ada. Warna sampul buku di bawah adalah hijau sedangkan di atasnya berwarna ungu gelap diikuti gambar permata.
"Jadi? Kau menyuruhku membacanya?" ringisku tidak suka terhadap tugas dadakan ini.
Rams mengambil satu buku sepertinya berusaha untuk meringankan bebanku. "Kami sudah membaca buku ini dan bertanya kepada beberapa tetua akademi, penyihir kerajaan. Seharusnya informasi yang ada sudah cukup untuk membantu kita menentukan langkah selanjutnya," jelas Rams.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Antagonist Wants to Live Happily Ever After [ON GOING]
Fantasy"Kali ini, aku yang menentukan jalan hidupku sendiri." . "Kamu bukan protagonisnya." "The Flower of Aristocrat" adalah sebuah novel romantis berlatar kerajaan yang memanjakan pembacanya dengan visual ketampanan juga kecantikan para tokoh. Tokoh utam...