My Morphine, My Sunshine

549 5 0
                                    

hello guys!

this is my first update on wattpad! Yayyyyy<3

Tidak usah bertele-tele lagi, this is My morphine, My sunshine

hope you like it^^

------------------------------------------------

Indonesia

“Selamat, anda sudah mulai bisa bekerja disini mulai minggu depan” kata seorang pria dengan jas hitam yang membalut tubuh tambunnya.

“Terimakasih pak karena telah memberikan kesempatan untuk mengabdikan diri saya disini. Saya akan berusaha semaksimal mungkin pak, sekali lagi terimakasih” kata perempuan itu dengan wajah sumringah.

“Sudah..sudah tidak usah berlebihan, anda memang pantas untuk bekerja disini. Tempat inilah yang bersyukur dapat memiliki tenaga medis seperti anda nantinya. Sebenarnya saya masih ingin berbincang-bincang dengan anda, tapi saya masih ada urusan lain . Kalau anda ingin melihat-lihat, saya bisa panggilkan seseorang untuk menemani anda berkeliling” Pria yang berusia sekitar 50 tahunan itu bersuara kembali.

“Tidak…tidak usah pak. Saya akan datang lagi kesini besok, kebetulan saya masih ada urusan lain juga. Kalau begitu, saya duluan pak. Terimakasih sekali lagi” Perempuan itu tersenyum lalu berjalan meninggalkan ruangan itu dan menuju lapangan parkir dimana mini cooper vanilla lattenya terparkir.

***

London

“Rumah ini sudah dikepung! Anda tidak bisa lari kemana-mana, harap mengikuti prosedur penangkapan yang ada dan jangan melakukan perlawanan” perintah itu terdengar setelah terhentinya bunyi yang memekakan siapapun telinga pendengarnya. Sirine. Suara sirine. Sirine dari mobil Polisi.

Dia yang sedari tadi meringkuk di pojok ruang tamunya segera merangkak perlahan dengan sisa kesadaran yang ia miliki. Sampailah ia di sudut lain dari ruangan itu, disibakannyalah karpet beludru berwarna dark chocolate itu dan dibukanyalah tingkap yang menuju ke ruang bawah tanah yang menuju ke tempat perlindungan keduanya. Sebuah rumah kecil yang begitu banyak menyimpan kenangan antara ia dan teman-temannya di kala ia berjaya dulu.

Ia sudah menyusuri lorong bawah tanah itu cukup lama, sampai ia melihat ke atas dan menemukan tingkap lain. Ia takkan salah, ini pasti jalan masuk ke tempat itu. Ia jadi mengingat masa-masa dimana karirnya dan keempat sahabatnya dulu. Mereka pertama-tama membeli rumah ini dan tinggal bersama untuk waktu yang cukup lama disini. Ketika karir mereka semakin tinggi, mereka memutuskan untuk membeli rumah masing-masing yang tidak jauh dari rumah kecil ini dan mereka sepakat untuk membuat jalan rahasia untuk menuju ke rumah ini tanpa hambatan.

Disinilah ia sekarang, melongok dari tingkap itu untuk memastikan tidak ada siapa-siapa disana. Dia tersadar sesaat, terlalu bodoh bila memikirkan akan ada orang disana. Teman-temannya sudah terlalu sibuk dengan kehidupan mereka masing-masing, ya…mereka memutuskan untuk vacuum dari dunia musik untuk beberapa tahun. Ia mengingat-ingat dengan susah payah karena pengaruh zat terlarang itu yang masih menguasai tubuhnya, 7 tahun. Ya hampir 7 tahun mereka vacuum dari dunia permusikkan.

“Ku pikir mereka benar-benar tak ada minat untuk bergabung kembali. Mereka sudah terlalu malu untuk mengakui hal yang kualami. Mereka mungkin malu dengan keadaan ku saat ini” ia menggerutu sambil perlahan naik ke lantai rumah itu.

Laki-laki itu berjalan dengan tertatih menuju bean bag yang terletak di samping lemari pajangan penghargaan yang mereka terima. Lagi-lagi ia tersenyum getir mengingat-ingat masa kejayaan mereka.

Ditekuknya lututnya ke depan dada, “Ini semua karena aku. Kalau aku tidak sebodoh sekarang ini, kami tidak akan begini. Mungkin saat ini kami masih menjelajahi belahan dunia, mempromosikan karya-karya kami dan bertemu dengan penggemar kami yang tak henti-hentinya menyemangati kami.”

“Aku memang bo….” Sebelum sempat ia menyelesaikan kalimatnya, terdengar suara klik dari tingkap yang ia rasa sudah dikuncinya tadi. Diturunkannya kedua kakinya, saat tingkap itu perlahan-lahan terbuka dan memunculkan 2 sosok yang sudah lama tak dilihatnya.

“Mate….”

------------------------------------------------

A cliffhanger! Sorry for that...

jadi menurut kalian ceritanya gimana? penasarankah dengan kelanjutannya? vote and comment needed! Terimakasih untuk kalian yang sudah bersedia meluangkan waktu membaca My Morphine, My Sunshine.

wuufff yaaa,

dena xx

My Morphine, My SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang