Halo Kaluna

136 15 0
                                    

K A L U N A

°

°

°

"Gimana?"

"Udah selesai kok. Nanti aku tinggal kabarin Wino aja." Kaluna menjawab pertanyaan Ghina, sahabatnya dari masa sekolah dasar.

"Bagus deh, gue jadi ngga khawatir." Balas Ghina.

"Emang kamu jadi kencan sama Kak Askar?"

"Jadi dong!" Seru Ghina membuat Kaluna sedikit terkejut.

"Semangat deh, aku do'a in semoga Kak Askar ngga keceplosan ngomong bule."

"British Kaluna, british. Bukan bule!" Sangkal Ghina.

"Ih sama aja! Kak Askar kan lahirnya di luar negeri, jadi dia orang bule."

"Terserah, capek jelasin sama anak kecil."

"Heh, aku lebih tua dari kamu. Kamu yang anak kecil!" Omel Kaluna membuat Ghina terbahak.

"Aku? Anak kecil? Kamu apa-apa aja kalo kerjaan ngga selesai pasti nangis. Mau marah pasti nangis, kamu yang anak kecil!" Sahut Ghina, Kaluna melengkungkan senyuman ke bawah, ia pundung.

"Udah ah, aku mau keluar aja!"

"Tuh kan kecil, gampang ngambek!" Ghina masih saja meledek Kaluna yang sudah pergi dari caffe tempat mereka bekerja.

"Ngeselinn!!" Keluhan Kaluna lontarkan untuk Ghina walau sahabatnya tidak ada di sisiNya.

Tin... Tin...

"Awino!" Dengan semangat Kaluna memanggil nama seseorang saat melihat mobil si pemilik itu membunyikan klakson mobil nya.

"Halo, Kaluna." Sapa Awino setelah turun dari mobil mewahnya untuk menghampiri Kaluna yang berdiri di depan caffe.

"Halo, Wino!" Balas Kaluna dengan semangat.

"Yuk, langsung ke mobil, aku tau kamu pasti capek." Awino menggenggam tangan kecil Kaluna untuk ia ajak masuk ke dalam mobil.

Awino membukakan pintu mobil tersebut untuk Kaluna dan menutupnya dengan pelan agar tidak mengejutkan Kaluna.

Awino benar-benar memperlakukan Kaluna layaknya ratu yang harus ia hormati dan harus ia jaga.

"

Maaf, aku mau pasang sabuk pengaman dulu, boleh?" Kaluna sangat suka dengan Awino, salah satunya karena sifatnya yang selalu menghormatinya dirinya, ah tidak. Selalu menghormati wanita manapun.

"Boleh" Awino pun dengan hati-hati memasang kan sabuk pengaman kepada Kaluna setelah mendapat izin dari sang empu.

Awino pun segera menjalankan kendaraan beroda empat miliknya.

"Gimana hari ini? Ada kendala?"

"Ngga ada, semuanya lancar. Tapi aku sebel sama Ghina"

"Sebel kenapa?"

"Dia bilang aku anak kecil, padahal aku lebih dulu lahir di banding dia" adu Kaluna kepada Awino. Awino terkekeh kecil mendengar pengaduan si cantik.

"Aku bukan mau bela Ghina, tapi dia emang bener, kamu anak kecil."

"Kalo kamu yang bilang ngga apa-apa, aku bakal selalu jadi anak kecil buat kamu!" Kaluna berkata dengan riang membuat Awino salah tingkah dibuat nya.

Entah mengapa, Kaluna selalu membuatnya salah tingkah. Bahkan ketika kekasihnya diam saja, dirinya bisa tersenyum dengan sendirinya seperti orang tak waras.

"Kita cari makan dulu, mau?" Ajak Awino yang di balas anggukan setuju oleh Kaluna.

"Mauu!"

Awino pun bergegas untuk mencari makan, Kaluna menginginkan makanan yang berkuah, Awino memutuskan untuk membeli bakso.

"Pak, baksonya dua. Yang satu ngga pake toge sama seledri ya, makasih." Ucap Awino lalu bergegas menyusul Kaluna yang sudah duduk.

"Wino gimana tadi? Udah selesai bikin sketsa nya?" Tanya Kaluna saat Awino ingin duduk.

"Udah, besok tinggal lanjut aja. Kamu mau ngga jadi artis nya?"

"Eh? Bukannya ngga mau, takutnya ngga cocok."

"Kata siapa? Cocok kok. Kamu mau? Kalo ngga ya ngga apa-apa, aku ngga bakal maksa kok."

"Beneran boleh?" Ragu Kaluna.

"Boleh, sayang."

K A L U N A

Cerita pertama, boleh vote kalo suka biar gua semangat update.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

K A L U N A • winrina Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang