17

125 24 3
                                    

Seperti biasa mereka berada si kantin sekolah hari ini, trauma akan kejadian kemarin, setiap orang yang lewat di kantin Lulu sapa, takutnya mereka bukan manusia asli seperti kata Master Indah waktu itu.

"Budi! makan apa lu?" Tanya Lulu, mengintip mangkuk Budi yang berada di meja sebelah

"Sesajen! dah tau gue bawa mie."

Lulu mengalihkan pandangan sambil melambaikan tangan "Oi Lyca! gimana udah jadian belom sama crush lo?!"

"Apasih gila," Perempuan bernama Lyca itu buru-buru pergi karena merasa tidak terlalu dekat dengan Lulu.

"Apasih Lu, bisa diem dulu gak?!" Tegur Olla jengkel

"Ya gue cuma mastiin mereka beneran manusia, salah?"

"Bener kok bener, bener-bener sinting!" Sambung Jessi

Oniel meletakkan sumpitnya karena mendadak tidak selera makan, pikiranya kacau semakin dewasa kenapa semua orang jadi misterius seperti ini. Kertas mantra yang ia bawa itu ternyata penting. Apa dia keep aja kertas itu tanpa ada diskusi lanjutan dari teman-temanya, lagi pula mereka tidak tau apa yang Master Zee katakan di rumah itu. Untuk kali ini siapa yang bakal Oniel percaya?

"Yaudah daripada debat mulu, mending kita cari tau artian kertas yang kemarin, siapa tau kita nemu jalan lewat kertas itu."

"Kata master Indah kertas itu kunci nya, tapi dia gak jelasin kunci itu buat apa"

Oniel menoleh ketika mendengar kata Master Indah dari mulut Jessi. "Master Indah tau kertasnya ada di kita?"

Jessi terkekeh kecil. "Ya enggak lah, tapi kasian tau, dia nyariin benda itu kek kebingungan banget, kayaknya penting banget tuh barang. Btw masih lo simpen kan niel?"

Pertanyaan Jessi mengalihkan pandangan Oniel ke arah lain, seolah menghindari kontak mata itu. "Hilang."

"WHAT?!" Ketiganya berseru kaget, kok bisa? sejak kapan Oniel bersikap ceroboh seperti ini apalagi membawa barang yang bukan miliknya. Jangan bilang setelah insiden dengan Master Zee kemarin Oniel jadi berubah aneh seperti ini.

"Lo gak bercanda kan?" Tanya Olla memastikan

Lulu berdecih kesal. "Kan udah di bilang kita harus mecahin mantra itu dulu, sebelum kembali ke tangan Master Indah, kalo kayak gini gimana kita mau cari tau asal usul mereka."

"Ck, kalo Master Indah tau kunci mantra itu ada di kita kacau sih, apalagi sampai hilang."

"Coba deh lo inget-inget pernah taro di mana"

Merasa terpojok, Oniel berusaha membela diri. "Yaudahlah gaes, Master Indah juga gak pernah ngomong soal itu ke gue kok"

Tak habis pikir, Lulu menggeleng pelan dengan tatapan kecewa, ia pikir menyandang sebagai ketua kelas sudah melatih Oniel sebagai manusia yang bertanggung jawab tapi nyatanya sama saja. "Enteng banget lo ngomong gitu, Master Indah gak bilang karena dia gamau lo ikut campur urusanya lagi, tapi kalo sampai dia tau kertas itu ada di lo, gue gak tau deh harus gimana lagi"

"Ya terus ngapain kalian ikut campur." Sanggah Oniel tak mau kalah.

"Kita ikut campur itu gara-gara nyariin lo, kalo gak ada Master Indah mungkin kita gak tau lo ada dimana, gila ya sejak kapan lo berubah kayak gini sih, otak lo dah di cuci keknya sama Master Zee"

Sesekali Oniel menelan salivanya sendiri karena perkataannya temanya itu cukup membuat dirinya terpojok. "Gue minta maaf banget kalo gak menghargai usaha kalian, tapi untuk kali ini biar gue yang nyelesaiin masalah ini dengan kedua Master itu, ini bukan tandingan kalian."

Lintas Semesta ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang