💫 - Dua Puluh Tiga

379 39 22
                                    

Henry berdiri di depan pintu istana dengan kedua tangan bertaut di belakang tubuhnya, menunggu kedatangan Kenneth MacAlpin. Sebelumnya, ia telah mengirimkan surat pada kaisar Wonderland itu perihal jantung pohon kehidupan, penguasa kegelapan, termasuk kematian Ruth MacAlpin.

Menyinggung kematian putri sulungnya itu, membuat Kenneth tanpa pikir panjang melakukan perjalanan jauh menuju kekaisaran Neverland. Ia pergi hanya bersama para pengawalnya. Istri dan putri bungsunya tidak ia ikut sertakan.

Kereta kuda mewah dengan lambang kekaisaran Wonderland itu pun memasuki area istana Atlanterra. Lalu berhenti tepat di depan pintu masuk istana, salah satu pengawal membukakan pintu dan keluarlah kaisar Wonderland itu.

Henry menyambut dengan senyum ramahnya, lalu berjabat tangan dengan Kenneth. "Bagaimana perjalananmu?" Tanyanya berbasa basi sambil mengajak Kenneth untuk masuk ke dalam istana.

"Tidak ada kendala."

"Syukurlah."

"Hanya saja Teresa memaksa ingin ikut."

"Untuk itu, aku minta maaf karena harus mengundur pertunangan mereka dalam waktu yang tidak ditentukan," ucap Henry penuh sesal.

"Tidak apa-apa. Aku mengerti," balas Kenneth sambil menepuk-nepuk bahu Henry. "Jadi, alasan jantung pohon kehidupan bermasalah sudah ditemukan?"

Henry mengangguk. "Ini semua karena arwah Daragh."

"Kau yakin akan hal ini?"

"Tak diragukan lagi," jawab Henry dengan yakin. "Aku sudah mengantongi nama-nama yang mungkin saja terlibat dalam ritual pemanggilan arwah Daragh."

"Tapi kita masih punya waktu untuk melawan Daragh, jika memang kita ingin bertindak."

"Waktu?" Henry berucap sambil duduk di sofa diikuti oleh Kenneth. Seorang pelayan datang dan langsung menyajikan jamuan untuk tamu penting kekaisaran Neverland itu. "Menurutmu, berapa banyak waktu yang kita miliki?"

Kenneth terdiam mendengar ucapan Henry.

"Daragh telah menghimpun kembali kekuatannya yang dulu. Dia memang belum bisa berada dalam bentuk fisiknya. Namun arwahnya masih memiliki kesaktian tersembunyi dalam bentengnya. Penguasa kegelapan itu seolah-olah bisa melihat segalanya. Kau tahu apa yang kubicarakan, Kenneth?"

"Tatapannya seperti dapat menembus awan, kegelapan, bumi, dan tubuh seseorang."

Henry mengangguk. "Sebuah mata kekuatan merah yang menciptakan kejahatan dan membuat jantung pohon kehidupan perlahan-lahan mengering. Dia sedang mengumpulkan kejahatan dalam dirinya. Sebentar lagi dia akan memanggil pasukannya yang cukup besar untuk menyerang seluruh wilayah."

"Kau tahu semua ini?"

"Pelayan pribadi putriku yang memberitahu semuanya. Sabina de Valera, dia bisa berkomunikasi dengan dewi Cliodhna."

"Seorang pelayan bisa berkomunikasi dengan legenda Neverland itu? Kau yang benar saja."

"Aku tidak berbohong. Dia memiliki keistimewaan itu. Bahkan soal kematian Ruth dia pun tahu."

"Terakhir kali aku bertemu dengannya, dia seperti seorang wanita biasa."

"Memang," ucap Henry. "Tapi sebenarnya dia wanita yang kuat."

Kenneth terdiam. Ekspresinya langsung berubah dan itu tidak luput dari penglihatan Henry. "Siapa lagi yang mengetahui kalau Sabina dapat berkomunikasi dengan dewi Cliodhna?"

"Hanya kami."

"Menurutmu, seorang manusia yang berakal-akalan dapat berkomunikasi dengan dewi Cliodhna dapat menghalangi keinginan Daragh?"

The Legend of NeverlandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang