Jennie pov.Senyumku merekah, mengingat Lili pasti menunggu kepulangan ku di rumah.
Anak itu pasti sangat senang aku pulang cepat, maka dari itu aku membawakannya mainan baru dan makanan hangat yang lezat.
Hari ini hujan Lili pasti lapar meksipun dia sudah makan malam.
Ceklek
"Mommy pul-" senyumku luntur begitu melihat Lili tidur meringkuk di atas sofa.
Aku tidak salah lihat kan? Itu Lili putriku tidur meringkuk di sofa dan lebih parahnya lagi tidak ada selimut yang menutupi tubuhnya.
"What the fuck?" Emosi ku langsung naik, aku menghampiri Lili dengan perasaan marah.
"Lili" aku menyentuh lengan Lili yang terasa dingin.
Ya Tuhan aku ingin menangis saja rasanya melihat Lili kedinginan.
Dimana pembantu sialan itu? Kenapa mereka membiarkan putriku tidur di luar terlebih lagi tanpa menggunakan selimut.
Fuck!
Aku bersumpah akan mengirim mereka berdua ke neraka.
"Mommy.." Lili bangun, tunggu.. kenapa suara Lili berubah menjadi serak?
Lili mengerjap-ngerjapkan matanya, setelah sadar sepenuhnya dia tersenyum lebar memeluk tanganku.
"Mommy!" Lili mencium tanganku setelahnya.
"Kenapa tidur di luar nak, disini dingin terlebih lagi Lili tidak menggunakan selimut" lirihku lalu mendudukkan Lili ke pangkuanku.
Aku memeluk erat tubuh Lili yang terasa dingin, kasian anakku.
"Aah badan Mommy hangat" Lili juga memelukku sambil menenggelamkan wajahnya di dadaku.
"Mommy marah" aku menatap Lili dengan serius.
Lili mengerutkan keningnya.
"Malah kenapa Mommy?" Lili memberikan tatapan polosnya.
"Kenapa suara Lili berubah? Dan kenapa Lili tidur di luar?"
Lili menunduk memainkan jari-jari kecilnya.
Aku mengangkat dagunya untuk menatapku.
"Answer"
Lili berkaca-kaca melengkungkan bibirnya kebawah.
"Saelon unnie membuat susu panas untuk Lili, mom, Lili ndak tau jadi Lili hanya meminumnya setelah itu Lili memuntahkannya dan batuk-batuk. Lidah sama lehel Lili sakit Mommy, lasanya pelih. Lili tidul di lual kalena Lili sendili yang mau Mommy" jelas Lili.
"Apa! Lili minum susu panas? Shit! Buka mulut Mommy mau liat lidah Lili"
Lili langsung membuka mulutnya.
"Astaga.. lidah Lili luka, area mulut Lili juga membengkak"
"Ssh pelih Mommy.." rengek Lili.
"Jalang itu! Ayo temui mereka, Mommy akan mengirim mereka berdua ke neraka. Meskipun keinginan Lili sendiri untuk tidur di luar, mereka seharusnya peka, memberikan Lili selimut dan menemani Lili sampai tertidur kemudian memindahkan Lili ke kamar. Ini tidak benar Lili, Mommy sangat marah serius, Dadda mu juga tidak becus mencari baby sitter!"
"Lili takut.. Mommy menyelamkan saat malah" Lili menyembunyikan wajahnya di perutku.
Aku mengambil ponselku lalu menghubungi Lisa.
Dia harus tau kelakuan baby sitter pilihannya membuat anaknya terluka.
My Hero 💋
"Ya sayang?"
"Pulang sekarang brengsek! Anakmu di kasi susu panas dan di biarkan tidur meringkuk di luar oleh baby sitter pilihanmu!"
"What the hell! Aku pulang"
"Secepatnya!"
Tutt
Aku mematikan panggilan.
"Lili juga harus melihat bagaimana Mommy menghajar orang. Jangan lupa memberikan pujian untuk Mommy" aku menyeringai mengacak-acak rambut Lili.
Lili mengangguk tanpa melihatku, dia pasti masih takut karena aku marah-marah.
"Jangan takut nak" aku bangkit sambil menggendong Lili.
"Let's play bitch" kemudian aku membawa Lili menuju kamar tamu, tempat dua jalang itu berada.
•••
Tbc
16/07/24
Tuh kan Mommy nya marah, siap-siap aja lu berdua di aniaya 😈
Yang mau double komen sebanyak-banyaknya! Mumpung lagi baik ini hehe.
Vote komen lanjut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Toxic parents✓
Fanfiction"Lili sudah biasa" plagiat menjauh cok! start : 07/07/24 end : 18/08/24 hanya halu gak usah bawa ke dunia nyata! CERITA KE 13.