07

313 40 10
                                    

DISCLAIMER : CERITA INI MENGANDUNG CERITA DEWASA DAN KEKERASAN.
JADI BIJAKLAH DALAM MEMILIH BACAAN!

.
.
.
________________________________

PLAK!

Hinata memegang pipinya kini yang terasa sangat panas akibat tamparan yang pria didepannya berikan, ia hanya bisa menangis dengan pelan. Jika pun dirinya ingin melawan Hinata tidak akan sanggup, jika dirinya berani maka Toneri tidak akan segan-segan memberikan siksaan yang lebih parah dari ini.

"Sialan kau! Naruto meminta uangnya kembali akibat kau membuatnya murka! Apa yang kau lakukan kepadanya wanita sialan!" Toneri menarik surai Hinata dengan kasar.

"Cukup, aku mohon, i-ini sakitt." Hinata berkata dengan sangat pilu.

Toneri dan Hinata kini masih berada di tempat yang sama. Ketika Hinata masih menangis beberapa menit kemudian Toneri datang dengan wajah dipenuhi amarahnya, lalu menamparnya dengan keras.

BUG!

Toneri menendang Hinata dengan kakinya, pria itu tidak perduli dengan kondisi Hinata yang terduduk dilantai itu.

"Inilah akibatnya ketika kau berani membuat masalah!"

"A-ampuni aku hiks.." tangisan itu terdengar sangat pilu bagi siapapun yang mendengarnya.

Hinata saat ini sungguh merasakan sakit pada tubuhnya akibat tendangan dari yang Toneri berikan.

PLAK!

"Wanita tidak tahu diuntung."

Ketika Toneri ingin menendangnya lagi, punya terbuka dan menampakkan teman-temannya yang sedang berjalan menuju sofa.

"Jika kau ingin menghukumnya lebih baik bawa saja dia ke apartemenmu, aku tidak ingin mendengar suara-suara mengerikan disini." Gaara berujar malas.

"Sudah cukup, Toneri. Lagi pula kau akan mendapatkan uangmu kembali jika suasana hati Naruto membaik." Ucap Sasuke serius.

Sasuke terkadang merasa kasihan dengan wanita yang sedang terduduk dilantai itu. Naruto dan Toneri sangat keterlaluan dalam memperlakukan Hinata, yang dirinya tahu wanita itu dikenal sangat baik walaupun tidak memiliki seorang teman di kampus saat ini.

"Benar apa kata Sasuke jadi berhentilah menyiksanya." Shikamaru berucap seraya menyesap rokok miliknya.

Toneri memutar bola matanya malas, ia kemudian menatap Hinata dan menariknya dengan kasar menuju keluar dari markas berkumpulnya dengan temannya.

"Ikut aku sialan!"

Tangan Hinata ditarik dengan kasar oleh Toneri, ia tahu bahwa Toneri akan membawa dirinya ke apartemen dan melanjutkan hukumannya disana.

"Lihatlah dia begitu gila ingin menghukum kekasihnya sendiri." Ucap Gaara setelah menatap kepergian temannya itu.

"Toneri sungguh gila jika sudah menyangkut tentang uang." Sasuke berujar malas.

"Melihat wanita itu saja aku sudah merasa kasihan." Shikamaru ikut menimpali ucapan kedua temannya.

...

Naruto saat ini sedang termenung didalam mobilnya sembari memijat keningnya yang terasa penat. Setelah ia melaporkan Hinata kepada Toneri, dirinya meminta kembali uang yang sudah ia kirim pada rekening Toneri.

Saat dirinya meminta uang itu kembali dapat Naruto lihat wajah Toneri yang diselimuti kemarahannya.

Namun Naruto tidak peduli dengan itu semua, ia juga marah akibat Hinata mengungkit semua masa lalu menjijikan itu.

This Pain [NARUHINA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang