Surrogate Wife : 08

469 32 0
                                    

"Apa kau yakin tidak akan kembali pada mantan calon suamimu itu sayang?" Tanya seorang pria yang tengah memperhatikan perempuan yang amat ia cintai tengah membereskan ranjang mereka.

Perempuan itu hanya menggeleng. "Aku tidak benar-benar mencintainya. Selama ini aku mempertahankannya hanya karna pelukannya sama dengan pelukanmu, hangat dan nyaman. Selain itu tidak ada lagi yang bisa membuatku bertahan dengannya setelah kau kembali. Kau memiliki segalanya yang tidak dia miliki, kau tetap pemenang didalam hidupku maupun hatiku."

Perempuan itu mendekati sang pria, mengelus lembut rahangnya yang tegas. "Jadi jangan pernah meninggalkanku lagi, cukup 5 tahun kau pergi tanpa kabar. Aku khawatir dan mencemaskanmu, aku selalu menunggu kabar darimu, berharap kau akan pulang dan mengajakku kemanapun kau pergi."

Pria itu mematung, ada rasa bersalah dan penyesalan yang tiba-tiba muncul dihatinya.

Perempuan itu memeluk tubuh kekarnya, memberikan sentuhan halus dipunggungnya. "Aku mencintaimu Dev, akan selalu mencintaimu."










•••••••••









"Dimana Ayah?" Siena mengedarkan pandangannya, mencari Ayah mertuanya yang mengajak mereka makan malam. Namun sudah lebih dari 15 menit pria paruh baya itu tidak terlihat, entah terkena macet atau kembali membatalkan makan malam ini seperti halnya makan siang tadi.

Diandra menarik sepiring steaknya, memotongnya lalu memasukkannya kedalam mulut. "Makan saja. Ini sudah lewat dari makan malam, tadi siang juga kita tidak memakan apapun karna si tua bangka itu. Aku juga sudah menyuruhnya agar tidak datang karna sudah melewati batas waktu yang sudah ditentukan." ucapnya tanpa menoleh sedikitpun pada perempuan didepannya.

Melihat Siena yang malah diam dan hanya memandangi wajahnya tanpa berkedip, membuat Diandra berdecak kesal lalu menarik tudung hoodie yang dipakai perempuan itu hingga menutupi seluruh kepalanya. Hoodie miliknya yang ia pinjamkan tentu saja sangat besar ditubuh perempuan itu, bahkan saking besarnya hingga terlihat tak karuan saat kepalanya pun ikut tenggelam.

Diandra tersenyum kecil dalam hati, ada rasa geli saat melihat Siena memajukan bibirnya dengan mata mendelik lucu. Seperti tengah memendam amarah untuknya.

"Cepat makan atau kau ingin ku tinggal disini?"

Siena menggeleng cepat. Menarik menu makanan yang sama dengan Diandra dan memotongnya dalam diam. Sebenarnya ada beberapa rencana licik didalam otak cantiknya, seperti meminta bantuan memotong steak ini dengan berpura-pura tidak bisa memotongnya didepan pria itu. Namun saat mengangkat kepalanya dan akan bersuara, Diandra lebih dulu menatapnya tajam.

"Aku yakin kau bisa memotongnya. Jangan banyak bersandiwara, cepat makan dan setelah itu kita langsung pulang."

Berdecak kecil, Siena mengangkat kepalanya dan menatap pria itu dengan berani. "Kau ini sangat tidak peka, aku butuh diperhatikan seperti perempuan lain."

Tersenyum sinis, tangannya yang memegangi garpu menusuk kuat daging diatas piringnya lalu mengangkatnya dan menyodorkannya didepan wajah Siena. "Jika kau perempuan yang aku inginkan, tanpa kau minta pun aku akan melakukan apapun yang bisa membuat para perempuan melayang. Hanya saja, kau bukan perempuan itu, jadi jangan bertingkah dan makan saja makananmu."

Hap!

Mata Siena mengerjap cepat, bibirnya terbungkam dengan garpu didalam mulutnya yang berisi satu potong daging cukup besar. Pelakunya tentu saja pria didepannya, yang malah dengan santainya meminum soda setelah melakukan hal yang diluar dugaan dan prediksinya.

Menarik garpu itu dari dalam mulutnya dan menyimpannya disamping piring miliknya. Siena mengunyah daging itu dengan kesal, matanya menatap tajam Diandra  yang juga tengah menatapnya dengan tatapan datar namun tersirat akan ejekan.

Surrogate Wife Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang