Sebelum menikmati cemilan yang tersedia dimeja makan, Diandra lebih memilih mengganti pakaiannya lebih dulu. Masuk kedalam kamar, lalu membersihkan diri didalam kamar mandi. Kemudian Diandra keluar dengan tubuhnya yang sudah lebih segar, namun rasa dingin tetap terasa.
Saat menoleh, Diandra menemukan pakaian hangat lengkap dengan dalaman yang sudah tersedia diatas ranjang. Sejak kapan pakaian itu ada disana? Padahal saat Diandra masuk kedalam kamar tadi, pria itu tidak melihat apapun disana.
Memilih tidak ambil pusing, Diandra memakai pakaian itu dan menggantung handuknya dibalik pintu. Bertepatan dengan itu pintu terbuka, dan muncul Siena dengan membawa hairdryer dikedua tangannya. Saat menyadari keberadaannya, Siena tampak terkejut. Tapi perempuan itu buru-buru merubah ekspresi wajahnya dan masuk setelah menutup pintu.
"Keringkan rambutmu, setelah itu kembalikan ini pada Anna." Katanya setelah memastikan hairdryer itu siap dipakai.
Diandra hanya diam, menatap setiap pergerakan Siena tanpa mengatakan apa-apa. Saat perempuan itu berbalik dan hendak pergi, entah kenapa Diandra malah menahan dan menarik tangan itu hingga mereka berhadapan langsung.
Terlihat sekali bahwa Siena kebingungan, akan tetapi Diandra lebih bingung dengan apa yang tengah ia lakukan sekarang. Menggeleng kecil, Diandra meraih hairdryer itu dan mulai mengeringkan rambutnya sendiri dengan membelakangi Siena.
Diam-diam Siena terkikik geli, lalu memilih keluar dari dalam kamar. Meninggalkan Diandra yang tengah mendengus kesal tanpa alasan.
••••••••••
"Tidak terasa, besok lusa kita sudah harus pulang." Marcel tersenyum lebar, liburan gratis ini sangat menyenangkan.
Berbanding terbalik dengan Marcel, Dona malah merengek dan berguling-guling diatas ranjangnya. "Aku tidak ingin pulang, aku masih ingin disini." Selain Joshua, Dona juga cukup kebal akan rasa dingin dan menyukai udara yang menusuk disini.
"Kak Varel, perpanjang kontrak liburannya."
Menggeleng kecil, Marcel menghampiri Dona dan menepuk lembut pantat perempuan itu. "Kau ini, sudah dikasih hati, malah meminta jantung. Sudahlah, mending kita pulang saja. Aku sudah tidak tahan, disini terlalu dingin." Dan Marcel adalah kebalikan dari Dona juga Joshua. Marcel cukup benci dengan udara dingin, karna itu bisa membuatnya menggigil.
Dona berdecih sinis. "Dasar lemah!"
••••••••••
Angin yang lumayan besar menerbangkan helaian rambutnya, membuat Siena harus beberapa kali memperbaikinya.
"Ck, aku menyesal tidak mengikatnya tadi." Gerutunya seraya memegangi rambutnya sendiri. Namun karna terlalu lama di posisi seperti itu, kedua tangannya pegal. Jadi, Siena memilih membiarkan rambutnya berterbangan saja dan tidak memperdulikannya lagi.
Tiba-tiba saja perkataan Jelio beberapa hari lalu kembali muncul, mengakibatkan Siena tiba-tiba melamun seraya memikirkan hal itu.
"Sakura adalah teman SMA nya dulu, seseorang yang pernah Diandra sukai karena senyumannya. Mereka cukup dekat saat masa-masa sekolah. Sampai pada saat Diandra menyatakan perasaannya, Sakura menolaknya dan memilih berteman baik saja."
"Tapi Diandra adalah seseorang yang jika ditolak, maka dia akan pergi dan tidak menghiraukan apapun yang bersangkutan dengan orang itu lagi. Ditambah setelah kelulusan, Sakura pergi keluar negeri untuk melanjutkan pendidikannya. Itu adalah kesempatan Diandra untuk mencoba melupakan apa yang pernah ia lakukan dan menganggap semua itu tidak pernah terjadi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Surrogate Wife
Teen FictionSiena merasa senang akhirnya bisa menikah dengan seseorang yang ia sukai sejak lama. Namun rasa senangnya itu hilang saat seseorang yang merupakan calon istri dari suaminya yang menghilang, tiba-tiba kembali. "Walaupun Yena sudah kembali, aku tidak...