chapter 23

624 60 1
                                    

Luxi POV

Aku tak seharusnya melakukan ini dengannya, it doesn't feel's right. Kalau gini terus aku juga tak bisa menahannya, ini terlalu sulit untuk ditahan. Mmhh...

"Las I want to cum... ahhh!" ucap ku.

"ahhhhh!! Ahh... nnh..."

Crott...Crott..Croot!

"Luxi please.. fuck me!!" ucap nya menggesek-gesekan vaginanya ke paha ku sambil mengocok penis ku.

Aku membalikan badannya, sekarang aku berada di atasnya. Aku menciumnya dan satu tangan ku memain kan puting nya yang mengeras. desahannya menggelegar memenuhi kamar ini, kalau bukan karena hujan ini pasti mereka berdua jelas dapat mendengarnya. Aku menghisap dadanya, sambil memejamkan mataku menikmati sensasi lembutnya dan desahannya. Tapi, semakin lama tubuhku terasa berat..

Brukk...

"Luxiel? tuggu Luxiel jangan tertidur dengan posisi seperti ini." ucap Lascrea yang tak percaya bisa-bisa nya dia tertidur saat sedang melakukan ini.

Aku mendengar nya berbicara tapi mataku terlalu berat untuk membukanya dan membiarkan tubuhku tenggelam dengan perasaan nyaman.

"ya ampun.. kau kelelahan, take a rest baby! Good night" ucap nya berbisik di telinga ku sambil mencium keningku.

Keesokan paginya..

Aku tertidur dengan pulas, aku bahkan tak ingat kapan aku tertidur. Saat aku melihat celana ku yang sudah setengah turun, aku langsung ingat aku melakukan itu dengannya semalam.

"kau sudah bangun rupanya, kau tidur sangat nyenyak diatasku semalam. ini sarapan dulu.." ucap Lascrea memberi ku red beans kaleng.

"thanks.." ucap ku kemudian memakannya.

"habis ini kita akan lanjut perjalanan.." ucap nya.

setelah sarapan kami mempercepat kendaraan kami agar lebih cepat sampai ke masion ku. jantung ku berdetak ga karuan saat mendekati tujuan kami Lascrea yang menyadarinya dia mengusap-usap dada ku berharap untuk ku sedikit tenang. Kemudian satu tangannya dengan sengaja meremas junior ku.

"L-Las tangan mu." ucap ku.

"hehe aku suka menjaili mu seperti ini.." ucap nya sambil membenamkan wajahnya di punggungku.

Kami tiba lebih cepat dan ya disinilah semuanya di mulai, aku menarik napas dalam-dalam dan membuka gerbangnya. Lascrea memegang tangan ku erat-erat dan disini aku merasakan tatapan intimidasi yang berasal dari Vi.

"ada apa dengannya?" batin ku.

"sudah lama aku tak kesini, tempat ini hampir tidak berubah sedikitpun." Ucap Lascrea

Bangunan ini masih terlihat rapi hanya berdebu saja, seperti tidak tersentuh oleh hancurnya dunia ini. ada beberapa undead di luar gerbang, tapi tidak ada satupun undead berada di kawasan mansion ini. bahkan tidak ada tanda-tanda monster sialan itu pernah menyentuh tempat ini. aku mempererat genggaman pedangku karena aku merasakan adanya ancaman...

"bangunan ini sangat megah, siapa yang ga betah tinggal disini." Ucap Guill.

"kau merasakan sesuatu Luxiel?" ucap Lascrea.

"tapi tak ada satupun undead disini, how could? Hanya bangunan mewah yang tak terurus." Ucap Vi.

Aku merasakan sesuatu dari basement, kami segera melangkah kesana dan mataku menuju ke satu ruangan yang ada di ujung. Napas ku menjadi terengah-engah semua memori yang susah payah ku lupakan terbuka satu demi satu. Keringat langsung membanjiri tubuhku.

"hey Luxiel you alright?" ucap nya.

Aku berusaha menggenggam erat pedang ku dan mengendalikan perasaan yang tak nyaman ini dengan baik. Aku menampar diri ku sekuat tenaga, agar pikiran ku kembali fokus dengan tujuan ku kesini.

"kau tak apa?" kata Guill.

"kenapa menyakiti diri mu sendiri?" ucap Lascrea.

"im fine now, lets go." Ucap ku.

Aku baru ingat tempat ini, mereka biasa menghukum ku di salah satu ruangan di basement selama seminggu penuh dan hanya kegelapan yang menemani hari-hari ku.

"lihat bulu kuduk ku berdiri.." ucap Guill.

"apa ini hanya feeling ku atau bukan tapi perasaan ku benar-benar tak nyaman. aku belum pernah ke bawah sini, Bell melarang ku ke bawah sini begitu juga dengan tuan Lazark." Ucap ku

"simbol itu yang kulihat..." ucap Vi menunjuk ke sebuah lorong.

Aku pergi memeriksa tempat ini, aku tak pernah tau ada tempat seperti ini. apa yang mereka lakukan dengan di basement? aku membunuh mereka tanpa tahu apa yang terjadi, bisa-bisanya mereka pergi tanpa meninggalkan sedikit clue. Hah.. menyusahkan saja!

"ini seperti upacara dengan tema gothic" ucap Violet.

"sangat dingin! Apa ini sudah masuk musim dingin?" ucap Lascrea memeluk dirinya sendiri.

"kupikir ini hanya perasaan ku saja.." ucap Guill.

Aku tak tahu apa yang berdiri di ujung sana ntah seseorang atau bukan ia menggunakan topeng berbentuk segitiga dengan satu pedang ditangan kanannya, tubuhnya sangat pucat kuku-kunya bewarna hitam, dengan tinggi sekitar 2 meter. Aku merasakan hawa yang benar-benar mencekam dari nya, suasana ini menjadi sangat dingin. Seluruh tubuh ku menggigil bukan karena udaranya, melainkan the sense of fear yang kurasakan.

Grrrrrrrrr....!!!

Zrakkk!!!

"Vi awas!!!" ucap Lascrea

Brukk...!!

Violet terpental kebelakang saat berusaha menahan pedangnya, kedua serigalanya mati saat melindunginya dan Guill menembakan beberapa peluru ke arahnya, tapi itu tak berdamage sedikit pun. Apa-apaan itu? baru pertama kali aku melihat nya ia tak tampak seperti undead, apapun itu aku akan mengalahkannya.

Aku berlari ke arah nya dan ia mulai menyerang ku aku menangkis serangannya tapi ughh ini sangat berat! Terlalu kuat...! ia kembali mengibaskan pedang nya, gerakannya tak terlalu cepat tapi serangannya sangat kuat. Aku melihat celah nya dan dengan kuat aku mengibaskan pedang ku ke arahnya.

Crash!!!

p-pedang ku patah, How could this happen? Sial, kalau gini tak ada yang bisa ku lakukan. Sekuat apa lapisan kulitnya sampai-sampai pedang ku dan sebuah pistol tak meenggoresnya sedikitpun. Belum sempat merespon nya lagi-lagi dia mengarahkan pedang nya tepat di depan wajah ku. ugh..

"am I gonna die now?"

Zrakk!!

Aku menutup mata ku menunggu pedang itu memotong wajah ku, tapi aku tak merasakan apapun. That so weird, akhirnya tetap saja selalu aku yang-

"Ugh!!"

 "k-kau..!!"


Seeking Life In A World Of The UndeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang