' 9

19 2 0
                                    





'




malam semakin larut, jalanan kota semakin sepi pengendara bahkan orang-orang yang berlalu lalang. tepat pukul tengah malam di gang sepi, siluet bayangan seseorang berdiri dengan nafas yang tak beraturan. ia baru saja mengeluarkan lebih tenaganya untuk pria paru baya yang kini tergeletak di tanah yang ia pijak.

ia berjongkok di hadapan pria itu, membelalakkan matanya menatap sebuah benda panjang berwarna biru bergerak keluar dari tubuh sang pria ,ia tidak bodoh untuk tidak mengetahui bahwa itu adalah sebuah ular.

rahangnya mengeras menatap ular-ular yang sudah pergi dari tubuh sang pria. ia bangkit, menyisir pandangannya ke sekelilingnya.

seringai lebar tercipta diwajahnya, sosok yang berdiri tegap tanpa haruto ketahui ada menatap ke arahnya.

ia meninggalkan tempatnya tanpa memperdulikan pria yang masih pingsan di tanah.

sebelum benar-benar meninggalkan tempatnya, haruto memberhentikan langkahnya kala melihat punggung seseorang yang berdiri tegap disana. ia melihat sebuah lambang bintang kuning di punggung jas putihnya.

sebelum melihat ia berdiri disana, haruto lebih dulu merasakan aura aneh yang tidak asing untuknya.

"siapa kau?" tanya haruto masih di pijakannya.

seseorang itupun terdiam kala mendengar orang lain yang berada disini. tanpa menjawab, ia memilih pergi begitu saja.

haruto menukikkan alisnya ke bawah menatap kepergian seseorang tadi. ia seolah mengenal lambang jasnya.

tangannya mengepal erat membuat urat syarafnya menguar dari kulitnya.

♪ cazador ♪

"haru." panggil junkyu kesekian kalinya karena si empu tak kunjung menyadari.

haruto pun menatap junkyu dengan tatapan terkejutnya.

"kau melamun. ada apa?" tanyanya.

haruto terdiam sejenak, menyisir pandangannya ke sekeliling kantin. seperti biasa di jam makan siang mereka berkumpul berempat, ah ralat berlima. semenjak pertemuan mereka waktu itu disini yedam selalu mengajak murid baru ikut bergabung, karena ia sangat tertutup dan selalu menyendiri.

haruto menatap mashiho lekat, tanpa sadar membuat si empunya menatap ke arahnya. haruto berdehem menatap kembali junkyu.

"tidak." haruto yakin ini bukan sebuah kebetulan, ia merasakan aura aneh itu pada pemuda itu dengan seseorang yang ia temui semalam.

"ah ya. aku baru saja mendapatkan informasi dari internet." ujar yedam membuyarkan lamunan haruto.

sontak mereka semua mengalihkan perhatiannya ke arah yedam bersamaan.

junkyu menghela nafasnya menatap ke arah yedam. "apa? kau akan mengatakan pemburu lagi?"

ucapan junkyu sontak membuat mashiho yang duduk di seberang itu menoleh, dan membuat asahi pula jadi menatap ke arah yedam serius.

"tidak! tapi bisa jadi. aku melihat, ada yang mengatakan bahwa ini juga dari pemburu." ucap yedam.

haruto menatap raut wajah mashiho yang menatap ke arah yedam, seolah membaca raut wajahnya yang tertarik dengan pembahasan ini.

"kau tahu haru?" tanya asahi kemudian kepada haruto yang hanya diam menatap mashiho. asahi yakin haruto lebih tahu, dan ia menyimpulkan bahwa informasi yedam ini 'urusan' yang di maksutkan oleh jaehyuk.

semuanya menatap ke arah haruto bersamaan. sang empu meneguk ludahnya kasar kala mata mereka tertuju padanya.

haruto sebenarnya juga tidak yakin, tetapi dengan kejadian semalam ia yakin ada sesuatu yang tidak beres dan haruto tidak bodoh untuk tidak mengetahuinya.

ia menatap manik hazel mashiho yang menatapnya, membuat si empu mengalihkan pandangannya. haruto menaruh curiga padanya.

"aku tidak tahu." ucap haruto membalas pertanyaan asahi.

asahi pun hanya bisa mengangguk. tapi asahi selalu melihat haruto yang terus menatap ke arah mashiho di sebelahnya, asahi yakin haruto tahu sesuatu.

yedam mendesah panjang. "mencurigakan. aku tidak bisa tahu lebih dalam masalahnya karena hanya itu yang aku baca di internet. tapi aku yakin bahwa ini ulah pemburu lagi."

"kau terlalu terobsesi pada mereka." sinis junkyu. "lagi pula kau ini bukan peramal yang bisa mengatakan sesuai tebakanmu."

yedam menatap junkyu kesal, ia pun menyandarkan punggungnya di kursinya.

"mungkin iya. karena aku juga tidak tahu seperti apa mereka."

asahi terdiam mendengar argumen yedam. asahi merasa ini benar-benar ada sangkut pautnya dengan jaehyuk, pasti ada sesuatu yang pemuda itu tutupi darinya.

♪ cazador ♪

selama pembelajaran setelah jam makan siang tadi asahi banyak diam, ia masih memikirkan ucapan-ucapan yedam di kantin tadi.

hatinya tak tenang, asahi merasa ada sesuatu yang terjadi, tetapi entah apa. ia kepikiran jaehyuk, apalagi pemuda itu menghilang setelah pertemuan terakhir mereka waktu di balkon.

sampai jam pulang pun asahi masih memikirkannya. sepertinya malam ini ia perlu memanggil jaehyuk, ia akan mencoba bertanya kepada pemuda itu.

tetapi saat di koridor, asahi melihat haruto dari jendela koridor. ia melihat haruto seperti tengah berbicara serius dengan seseorang di hadapannya yang memunggunginya, ia jadi tidak tahu siapa yang berbicara dengan haruto. sepertinya mereka berbicara serius.

'katakan. siapa sebenarnya kau?'

ia meneguk ludahnya kasar, ia mulai berkeringat dingin kala pemuda tinggi itu bertanya. sepertinya dia sudah tahu tentangnya.

haruto tak melepas pandangannya ke arah sang lawan bicara, dengan tatapan tajamnya.

"asahi." panggil junkyu membuat asahi terbuyar lamunannya, menatap junkyu yang tersenyum ke arahnya.

asahi menghela nafasnya menatap junkyu, ia mengurungkan niatnya untuk menguping pembicaraan haruto disana.

"ayo pulang." tawar junkyu masih dengan senyum manisnya.

asahi mengangguk sebagai jawaban dan berjalan mengikuti langkah junkyu sebelum menatap keluar jendela koridor yang ternyata haruto sudah tidak ada.

♪ cazador ♪

cazador ; jaesahi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang