Clang... clang.... clang....
Suara dentingan pedang terdengar di telinga, pria bermata tajam terus berusaha untuk menghalau serangan pedang yang di arahan oleh pria pemilik lesung pipi yang sangat di cintai nya.
"Akan tolong hentikan ini, kau tahu aku tidak akan pernah bisa menyakiti mu." pria pemilik mata tajam itu memohon sambil terus berusaha menghindari serangan pedang dari Akan, nama pria berlesung pipi.
"Hentikan sandiwara mu Gabriel! kau telah menyakiti ku kau bahkan telah membunuhku!" Akan berteriak dengan penuh amarah dia menggenggam erat pedangnya dan kembali mengayunkan pedang miliknya untuk menyerang Gabriel, sang pria pemilik mata tajam.
Clang...clang...clang....
Akan terus melayangkan serangan pada Gabriel, api kemarahan di matanya berkobar seolah-olah kebencian telah menguasai Akan sepenuhnya.
Sret....
"akhhhh...hentikan Akan aku mohon jangan lakukan ini lagi, kita bisa hidup bersama sesuai dengan impian kita." Gabriel terjatuh dan terbaring di atas tanah sambil memegang lengannya yang berdarah karena pedang milik Akan.
"impian kita katamu? setelah kau membunuh seluruh keluarga ku, teman-teman ku bahkan seluruh penduduk desa ku kau kira aku mau hidup bersama mu? apa menurutmu aku sebodoh itu hah?!" Akan tertawa namun air mata membasahi pipinya dia mencengkram kuat kerah baju Gabriel, cinta yang dia miliki untuk pria di hadapannya saat ini benar-benar telah musnah sepenuhnya di gantikan oleh kebencian yang terasa membakar hatinya.
"maafkan aku Akan, aku benar-benar menyesal maafkan aku." Gabriel berusaha bangkit walau dia mengalami kesulitan karena Akan yang menduduki perutnya dan mencengkram kerah bajunya.
Gabriel berhasil bangkit dari posisi berbaring menjadi duduk, Akan berada di pangkuan Gabriel dengan tangan yang masih mencengkram kuat kerah baju Gabriel.
Gabriel menangkup wajah Akan dia menyatukan keningnya dan kening Akan, keduanya menangis pilu di tengah-tengah mayat yang berserakan dengan darah di mana-mana.
"maafkan aku Akan, maafkan aku. Aku akan menebus dosaku padamu, tapi aku mohon tetaplah berada di sisiku ya?" Gabriel terus memohon namun Akan tidak berniat untuk menjawabnya, air matanya terus jatuh mengalir menghiasi pipinya.
Gabriel memiringkan kepalanya dia memejamkan matanya saat bibirnya bertemu dengan bibir milik Akan. Gabriel mencium lembut bibir tipis Akan, ciuman yang mereka lakukan terasa menyedihkan dan penuh dengan emosi yang tidak bisa di jelaskan.
Akan membalas ciuman Gabriel dengan air mata yang semakin mengalir deras jatuh membasahi pipinya, Akan meraih tangan kanan Gabriel di tengah ciuman keduanya Akan diam-diam mengeluarkan sebuah belati dan menuntun tangan Gabriel untuk memegangnya.Gabriel yang terhanyut dalam suasana tidak menyadari gerak-gerik Akan, hingga tiba-tiba Gabriel merasakan tangan Akan yang menggenggam tangan kanannya mengarahkan tangannya ke arah dada Akan lalu saat mulai menyadari ada sesuatu yang salah Gabriel sudah terlambat.
jleb.....
Mata Gabriel membulat sempurna dia menatap Akan dengan pandangan tak percaya, lalu tatapannya beralih ke dada kiri Akan, belati tertancap tepat di jantung Akan yang memilukan tangan miliknya yang telah menusuk dada Akan dengan dorongan dari tangan Akan sendiri.
"tidak!!!! Akan kenapa? kau sudah berjanji untuk terus ada di sampingku! kau tidak bisa meninggalkan ku akan! tidak bisa!" Gabriel meraung tak terima, dia memeluk erat tubuh Akan dan menangis pilu.
"hahh ini adalah hukuman yang aku berikan untukmu hahh, selama sisa hidup mu ingatlah bahwa tangan mu sendiri yang telah merenggut nyawa ku hahh." dengan napas tersengal Akan berbicara lirih tepat di telinga Gabriel.
"Tidak! jangan menghukum ku seperti ini Akan aku mohon, tetaplah bersamaku ya?" Akan tersenyum miris lalu perlahan-lahan matanya mulai memberat, mata Akan terpejam sempurna bersamaan dengan air mata terakhir yang jatuh membasahi pipinya lalu setelah itu kepala Akan jatuh terkulai di bahu Gabriel.
"Tidakkkk!!!!" Gabriel berteriak pilu sambil terus memeluk erat tubuh Akan yang sudah tidak bernapas lagi.
Gabriel menggendong tubuh Akan dan membawa nya melewati mayat-mayat yang berserakan di sepanjang jalan menuju sebuah sungai indah yang biasa mereka kunjungi.Dengan lembut Gabriel meletakan tubuh dingin Akan ditepi sungai, Gabriel mengusap lembut pipi Akan lalu dia mengecup seluruh wajah Akan.
"Kekasihku cantik sekali." ujar Gabriel setelah memberikan kecupan terakhir di bibir Akan, Gabriel menatap sendu wajah damai Akan yang terpejam di kelilingi dengan bunga-bunga indah di sekitarnya. Akan benar-benar terlihat mempesona."Di kehidupan kali ini aku bersalah padamu dan kau meninggalkan ku, di kehidupan selanjutnya aku bersumpah kau tidak akan pernah bisa lepas dari genggaman ku." Gabriel mengusap lembut pelipis Akan, matanya memancarkan kegilaan yang mengerikan bagi siapapun yang melihatnya.
"Tunggu aku sayang, aku akan segera menemanimu." Gabriel kembali mencium bibir Akan dia meraih pedang miliknya lalu dengan wajah dingin Gabriel melangkah meninggalkan tubuh Akan yang terbaring di tepi sungai dengan di kelilingi bunga-bunga indah di sekitarnya.
$&$
KAMU SEDANG MEMBACA
BerginSky
RomanceSepanjang hidupnya Gin tidak pernah merasakan emosi apapun, hingga dia bertemu dengan sosok Sky yang memancarkan cahaya bagaikan matahari. Sejak pertama kali bertemu dengan Sky, Gin langsung merasakan beragam emosi yang terasa asing baginya. Namun e...