Menjaga

1.3K 106 27
                                    

Enjoy~


(Aku butuh pendapat sesuatu di akhir nanti)












































































Hei kamu! Apakah kamu pernah mendegar sebuah kota bernama Tokyovers? Jika kamu tidak pernah mendegar nama itu, kemari. Aku akan menceritakan sebuah cerita, sebuah legenda pada masanya. Apakah kamu penasaran? Mari dengarkan. 

Disebuah kota bernama Tokyovers, sebuah kota para penjahat yang berkeliaran dimana mana. Genangan darah dijalan adalah hal biasa, mayat berjejeran menjadi bukti sebuah pesta yang meriah. Mereka menelan setiap warna putih dikota itu, menghidupkan warna merah dan hitam disana. 

Terlihat seorang ketua dari sebuah fraksi berdiri didepan seorang sandra yang berlutut lemah didepannya, darah kering terlihat jelas di kepala korban. 

“Kenapa menunduk? Apakah kamu mengingat kesalahan mu saat kematian mu datang padamu?, “ Ucap pria itu dengan nada dingin, anak buahnya dalam posisi siaga akan semua situasi. 

“T-tolong ampuni aku, a-aku tidak bermaksud menganggu wilayah anda. Aku warga baru, “ Bela sandra dengan badan yang gemetar, merasakan sebuah pistol menempel dikepalanya. 

Sang ketua melepaskan topengnya, menampilkan wajah tampangnya yang menjadi banyak incaran para wanita ataupun pria. Menyisir rambut merahnya kebelakang dan menodong sandranya dengan pistol kembali. 

“Aku tidak peduli, mau warga baru, penambang biasa, tukang ayam jika merusuh di wilayah ku. Mereka akan keluar dari sini hanya dengan nama, “ Ucap Caine, tangannya bersiap untuk menarik pelatuk pistol itu. 

“T-tolong tuan, aku.. Aku akan membayar perbuatan ku dengan semua hartaku tapi lepaskan aku, ” ucap orang itu yang berusaha memberi tawaran. 

Anak buahnya menatap ke Caine, menunggu keputusan ketua mereka yang masih muda itu. Pemuda berambut merah itu menyipitkan mata, menimbang-nimbang tawaran dengan hati-hati. 

“Berapa yang kamu punya? “ Kata Caine. Segera orang itu mengeluarkan dompet yang hanya berisi, 20 ribu. 

“Apakah kamu sedang bercanda ha?!, “ Bentak Caine dan menendang wajah sandra itu dengan kesal. Orang itu berteriak kesakitan sambil memegang wajahnya, darah mengalir di sela-sela tangannya. 

“T-tolong tuan, hanya itu yang tersisa. Aku memiliki anak yang aku urus, “ Ucap pria itu sambil bersujud dan memegang kaki Caine, menurunkan harga dirinya didepan ketua mafia. 

Caine mengatur kembali nafas sambil menundukkan kepalanya, berjongkok agar sejajar dengan orang miskin itu. Menarik rambutnya sampai mata Caine bisa melihat wajah bodoh itu. 

“Waktu mu telah habis, “ Ucap Caine yang menarik pelatuk itu dan 

Dor

Kepala sandra itu berlubang dengan peluru, darah kotornya mengenai wajah Caine. Caine berdiri dan menendang orang itu kesamping. Salah satu anak buahnya yang bertopeng anjing berjalan kearahnya, memberikan sebuah kain bersih. 

“Mami terlalu kejam dengan orang itu, “ Ucap Key yang melepaskan topeng anjingnya. Caine membersihkan wajahnya dengan kain itu. 

“Benar, padahal aku berharap mami biarin dia pergi dan kita tembakin dari belakang, “ Ucap Krow sambil menaruh senjata yang ia bawa di punggungnya. 

Halu BersamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang