66. Just You and Me (2)

394 57 7
                                    

Katherina

"Mmhh...," gumamnya malas karena sudah di ambang lelap. Sementara Jefan masih saja mengatakan hal-hal yang jika dalam keadaan normal akan langsung dicibirnya habis-habisan dengan satu kata, "Gombal!"

Namun karena tubuhnya terasa penat. Seperti habis lari mengelilingi GBK 10 kali putaran. Pegal di sana sini. Terutama di daerah intinya. Seolah sesuatu yang mengganjal masih tertinggal di sana. Tidak Karina, berhenti sekarang juga! Kamu benar-benar menjijikkan.

Ah, ya, maaf. Sungguh hanya ingin mendefinisikan kondisi dirinya sendiri saat ini dengan gamblang. Setelah tadi Jefan berkali-kali membawanya mengayun di udara, untuk kemudian meledak bersama-sama. Lagi dan lagi. Seolah energi Jefan tiada habisnya. Begitu menguras stamina. Terasa sangat melelahkan.

Belum rasa kantuk yang menggelayut. Membuatnya hanya bisa memberi respon seadanya. Meski sebenarnya dari lubuk hati yang paling dalam ingin dibalasnya mengatakan, "Love you too...". Namun yang sempat diucapkan hanya gumaman tak jelas.

"Kamu ngantuk ya?"

Ia masih bisa menangkap tipe suara serak dan dalam. Ketika hidungnya justru makin terbuai dengan aroma maskulin yang terasa begitu dekat dan nyata. Mengantarkannya kian dalam memasuki gerbang menuju alam mimpi.

Di tengah suasana mendayu ia sempat berusaha memperbaiki posisi kepala yang berbantalkan lengan Jefan agar terasa lebih nyaman. Ketika sebuah kecupan lembut mendarat di keningnya.

Kemudian dalam sekejap ia seperti berada di tengah lautan awan seputih kapas yang berarak kian kemari di atas langit biru. Dengan lengan Jefan yang merengkuhnya dari belakang, "Just you and me, Rin?"

Ia tersenyum mengangguk dengan hati meluap akibat dipenuhi rasa suka cita, "Just you and me."

***

Najefan

Ia memandangi paras jelita Karina yang terlelap dengan mulut setengah terbuka. Menandakan jika gadis mungil ini telah tidur nyenyak. Kenyataan yang menuntun jarinya kian berani menelusuri tiap inci kulit sehalus sutera dari wajah menawan itu.

Apa yang baru saja mereka perbuat menjadi episode sarat makna paling mendebarkan yang pernah ada. Selain perasaan berbunga-bunga yang melingkupi diri karena Karina merespons dengan baik tiap sentuhan penuh hasrat darinya. Juga penerimaan Karina yang begitu terbuka saat menyambut kehadiran dirinya. Sungguh luapan rasa cinta yang teramat manis dan dalam. Never get enough.

Meski ini artinya ia telah ingkar terhadap janji yang sempat disanggupinya tempo hari di hadapan Mas Tama dan Mas Sada. Entah apa yang akan dilakukan dua kakak laki-laki Karina itu jika mengetahui pengkhianatan yang kini tengah dilakukannya. Yang pasti masa depan gelap gulita penuh onak dan duri adalah taruhan terbesarnya.

Kecuali jika ia berhasil meyakinkan Mas Tama dan Mas Sada bahwa ia benar-benar mencintai Karina. Serta mampu memberi penghidupan yang layak. Tak jauh berbeda dengan kehidupan yang selama ini Karina jalani.

Tapi mungkinkah?

Atau lebih tepatnya lagi, sanggupkah ia?

Kira-kira keajaiban seperti apa yang bisa membuat dua kakak laki-laki Karina bisa melihat dirinya sebagai seorang manusia seutuhnya. Bukannya pandangan sebelah mata seperti yang selama ini ia terima. Tentu akibat dari kesalahan besar yang telah dilakukannya. Terlebih realita kehidupan yang ia jalani jauh berbeda dengan yang Karina miliki.

Dan memikirkan semua kemungkinan paling buruk membuat kepalanya mendadak dipenuhi oleh begitu banyak pertanyaan yang tak memiliki jawaban. Mematik rasa lelah hingga berhasil mendatangkan kantuk. Melelapkan dirinya ke alam mimpi dengan pemandangan terakhir yang teramat menentramkan, yaitu raut mungil Karina yang mempesona.

Senja dan Pagi | Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang