Dipa
Dengan setengah berlari ia menyusuri koridor kelas XII yang sepi karena semua siswa sedang berkonsentrasi di selasar laboratorium. Ruangan tempat berlangsungnya simulasi UNBK.
Sementara beberapa siswa yang ia lewati tengah memegang pamflet berwarna pink sambil saling berbisik dan tertawa-tawa.
"Apaan nih!" tanyanya ingin tahu sambil menarik pamflet yang sedang dipegang oleh salah seorang siswa kelas XI.
Namun langsung menyesal begitu melihatnya. Demi mendapati gambar editan terburuk paling amatir yang pernah ada.
Yaitu wajah Karina yang dipadu dengan tubuh orang lain. Dalam kondisi terbuka, sama sekali tak tertutup apapun, sekaligus berpose paling menantang. Lengkap dengan tulisan tanpa nurani.
Open BO
Karina
At 081122334
"Brengsek!" makinya dengan kepala mendidih. Memicu impulsnya untuk merebut seluruh selebaran yang sedang dipegang oleh tiap siswa di selasar.
"Ah!" pekik beberapa siswa terkejut karena ia menarik paksa selebaran yang tengah mereka baca.
"Kak Dipa!" protes Zara, anak kelas XI yang mengenalnya karena mereka sama-sama aktif di Mandarin Club. Ketika ia merebut selebaran yang sedang dipegang oleh Zara hingga robek.
"Ini semua nggak guna!" geramnya dengan gigi gemeletuk.
"Iya, tapi nggak kasar juga kali!" seru Zara tak setuju. Yang langsung disambut koor tanda setuju dari seluruh siswi yang sempat kaget karena ulahnya.
Ia hanya berdiri terdiam. Karena harus mengatur napas yang tak beraturan saking marahnya.
"Lo bisa bantu gue?" tanyanya kemudian ke arah Zara yang masih bersungut-sungut.
"Apa?"
"Kumpulin semua selebaran sampah ini. Dan buang ke tempat sampah!"
"Kalau perlu suruh penjaga sekolah buat bakar!"
"Jangan ada yang tersisa!"
Bahkan sebelum ia menyelesaikan kalimat terakhir dan Zara menyatakan kesediaannya. Ia telah kembali berlari menyusuri koridor sekolah yang telah dipenuhi oleh para siswa kelas X dan XI karena sedang jam istirahat pertama.
"Lo liat Karina?" tanyanya pada anak kelas IPA2 yang hendak pulang setelah mengikuti simulasi sesi pertama.
Anak itu menggelengkan kepala.
"Lihat Karina?" tanyanya pada Bella, teman sekelas di IPA1 yang juga hendak pergi ke tempat parkir.
"Tadi gue lihat sama Bening di depan lab komputer 6," jawab Bella cepat.
"Eh, Dip!" tiba-tiba Bella menahan lengannya yang hendak berlalu.
"Itu beneran si Karina hamil sama Jefan?" tanya Bella dengan ekspresi wajah tak percaya sekaligus penuh rasa ingin tahu.
Namun ia hanya mendengus kesal dan buru-buru berlalu. Meninggalkan Bella yang kemudian berteriak memanggil-manggil namanya.
"Dip! Dipa!"
"Ah, elah nanya doang juga!"
Gerutuan Bella masih bisa terdengar oleh telinganya meski ia telah berjalan menjauh. Berusaha secepat mungkin mencapai selasar laboratorium yang dipenuhi oleh antrean siswa peserta simulasi UNBK sesi kedua yang hendak masuk ke ruang ujian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja dan Pagi | Na Jaemin
RomantizmSometimes someone comes into your life so unexpectedly, takes your heart by surprise.