Jefan
Hari Senin, tanggal 30 Maret, serangkaian jadwal US dan USBN kembali berlanjut. Hingga jadwal terakhir nanti di hari Jum'at, tanggal 3 April.
Selama itu pula, ia dan Karina selalu belajar bersama. Meski tak terlalu di fosir. Semengalirnya saja. Sekedar merefresh otak dengan mengerjakan latihan soal tiap mata pelajaran yang akan diujikan esok harinya.
Karena hari Rabu malam, ketika Mama menelepon membicarakan tentang teknis empat bulanan kandungan Karina, telah mewanti-wanti.
"Titip Karina ya, Jefan. Tolong ingatkan kalau sudah mulai lupa waktu."
"Biasanya kalau besok ujian dia suka begadang."
"Biasa sistem SKS (sistem kebut semalam)." seloroh Mama Karina.
"Begadang nggak baik buat yang lagi hamil."
"Belajar secukupnya saja."
Jadilah ia membuat target, belajar di malam hari maksimal sampai pukul 21.00 WIB. Awalnya ia sempat membatasi hingga pukul 20.00 WIB. Dengan asumsi mereka telah mengulang materi dan mengerjakan latihan soal di siang atau sore hari.
Tapi rencana tinggalah rencana. Karena di siang hingga sore hari, Karina sering terlelap dengan nyenyaknya. Dan baru bangun tidur jelang atau bahkan sesudah Ashar.
"Jam sembilan sih sama sekali belum ngantuk!" sungut Karina ketika ia menyudahi acara belajar mereka meski Karina masih bersemangat membahas latihan soal.
"Aku bisa bikin kamu langsung ngantuk," selorohnya geli sambil membereskan buku-buku dan kertas coret-coretan yang berserakan di atas meja makan.
"Jefan ih!" sebuah pukulan yang cukup keras langsung melayang mengenai lengannya.
"Kita masih bisa ngerjain beberapa soal lagi," Karina adalah Karina yang tak akan menyerah hanya karena satu bujukan.
"Nih ya, menurut kisi-kisi yang kamu buat," Karina menunjuk print out kisi-kisi soal Matematika yang dibuatnya sendiri berdasarkan perbandingan soal-soal UN dari tahun-tahun sebelumnya.
"Kita baru sampai trigonometri. Itu juga aku masih bingung."
"Barusan ngerjain 5 soal, cuma bener 1." Karina menggerutu kesal. Sementara ia masih terus membereskan meja dengan memasukkan pensil, penghapus, dan bolpoint ke dalam kotak pensil.
"Jefan ih!" lagi-lagi Karina memukul lengannya. "Kamu dengerin aku nggak sih?"
"Dengerin... dengerin...," ia terkekeh sambil menutup kotak pensil. "Besok pagi, Rin. Habis Subuh."
"Nggak akan keburu!" sergah Karina cepat. "Banyak yang belum kita bahas."
"Nih yang belum tuh ada integral, vektor, sistem persamaan linear, transorm..."
"Besok pagi," jawabnya tersenyum seraya mengusap pipi Karina.
***
Karina
Entah mengapa ia langsung menyerah jika Jefan sudah bersikap manis seperti ini. Hanya sentuhan singkat di pipi namun berhasil melambungkannya hingga ke batas cakrawala. Unbelievable.
Membuatnya buru-buru menutup buku latihan soal dan segera beranjak ke dalam kamar. Tak mempedulikan Jefan yang kerepotan membawa setumpuk buku paket dan latihan soal, bundelan kertas coret-coretan, juga kotak pensil.
Ia bahkan langsung menyembunyikan diri di balik selimut sembari memeluk Nemo. Tak melakukan aktivitas rutin sebelum tidur seperti biasanya. Menggosok gigi dan mencuci muka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja dan Pagi | Na Jaemin
RomanceSometimes someone comes into your life so unexpectedly, takes your heart by surprise.