Aku tersentak setelah mendengar suara anak kecil itu lagi, kali ini suaranya berasal dari salah satu ruang kelas tepat didepan wajah ku.
"Ada apa Fan? Apa ada sesuatu?" Tanya Axel, ia khawatir bukan main.
"Ah tidak apa, aku—" Kata ku, spontan, juga terkejut setelah mengedipkan mata ku.
Aku justru melihat seisi ruangan kosong, disekitar ku hanya ada tembok tinggi berwarna putih, catnya bahkan sangat mulus sampai aku tidak menyadari tempat itu dikelilingi tembok.
"Apa ini? Aku ada dimana?" Kata ku spontan dalam hati.
Lalu, tak lama kemudian anak kecil berambut coklat keemasan, dengan piyama warna putih dan hiasan pita merah mudanya, datang menghampiri ku penuh riang gembira.
"Kak ayo main, aku ingin main, kakak juga membuat bola karet itu, aku mau main" Ucap anak pecicilan itu berulang kali.
Hanya terdiam membisu, aku kebingungan sekaligus menahan amarah ku kepada anak itu.
"Kak... nama ku Maria... aku suka bermain bola, terutama yang biru... aku suka bola biru" Sahut anak itu lagi.
Maria? Anak ini bule Belanda? Sejak kapan di Bali ada yang seperti ini? Aku terus bertanya-tanya pada diriku sendiri. Tak lama kemudian, anak bernama Maria itu lari ketakutan, bersembunyi dibelakang ku sambil menunjuk ke suatu arah.
Tembok yang sejak tadi ku lihat runtuh perlahan, dan 2 orang asing tiba-tiba saja datang menghampiri ku.
"Gek, wenten rokok? (Gek, ada rokok?)" Ucap seorang pria dewasa dengan rambut panjang yang gimbal itu.
Aku hanya mampu menggelengkan kepala, karena aku tidak ingin membagi rokok ku. Mahal boss!
"Oh kenten nggih, nah ten napi, tapi tolong alihang tyang rokok nggih gek? (Oh gitu ya, ya gak apa, tapi tolong carikan saya rokok ya gek?)" Kata pria itu lagi. Aku tak fokus, aku hanya terus memperhatikan gigi-gigi besar dalam mulutnya itu.
"Engken Gek? (Gimana gek?)" Tanyanya lagi untuk memastikan.
"Iya nanti saya carikan" Jawab ku spontan, sedikit menahan gemetar karena pria itu membawa hawa suram disekitarnya.
"Nggih, matur Suksma (Ya, terima kasih banyak)" Kata pria itu.
Kalau dilihat dariwujudnya, jelas sekali ia adalah yang menunggu wilayah ini, tapi apa iasebelumnya tidak pernah mendapat rokok sama sekali? Kok minta pada ku?
KAMU SEDANG MEMBACA
DUNIA FANA: The Adventure Ft. Ghosts
PertualanganHidup dengan julukan "Indigo" tidak selamanya selalu tentang kejadian horror. Fana Semestaria, seorang gadis remaja terlahir dengan kondisi dimana ia bisa melihat dan berkomunikasi dengan mereka yang tak kasat mata sudah menjadi makanan sehari-harin...