vii. Aquiver

282 32 1
                                    


Month 2 •


Zhang Hao mengetuk pintu kamar Jiwoong dengan pelan lalu membukanya tanpa menunggu jawaban dari orang di dalamnya. Ia menyenderkan badannya di daun pintu, menatap lekat ke arah Jiwoong yang sedang menghadap laptop di meja kerjanya. Anak rambut yang semakin panjang sedikit menutup matanya, dan kacamata yang sedang ia pakai sedikit turun di atas hidungnya. Sepertinya Jiwoong terlalu fokus sehingga tidak menyadari eksistensinya.

"Ekhem..." Ia berdehemㅡ mencari perhatian, setidaknya mengalihkan pandangan Jiwoong padanya. Namun nihil, Jiwoong sama sekali tak bergeming.

Zhang Hao yang tak sabar, masuk ke ruangan kamar seluas enam kali lima meter ituㅡ menghampiri Jiwoong disana.

"Ji, gue mau minta maaf." Ucapnya tanpa basa-basi, setelah berada di sisi Jiwoong.

"For?" Jawabnya singkat tanpa menatap si lawan bicara.

Zhang Hao mengangkat alisnyaㅡ bingung. Jiwoong pura-pura tidak mengerti atau memang tidak mengerti?

"For what I did?"

Jiwoong terkekeh, terdengar tak tulus di telinganya. "What did you do, exactly?"

Zhang Hao hanya bisa menghela napas. Badannya sedang tidak fit dan semuanya terasa salah, ia hanya tidak ingin Jiwoong salah paham atas kejadian tadi siang.

"Ya pokonya aku minta maaf." Jawabnya.

Jiwoong melepaskan kacamatanya dan mengusap wajahnya dengan kasar.

"No, I'm sorry... for the interruptionㅡ." ucapannya terputus. "Maaf karena ga ngetuk pintu." sambungnya.

Zhang Hao menggeleng, "Engga, kamu ga salah..."

Jiwoong hanya menganggukㅡ canggung.

"Hanbin... udah pulang?"

"Udah, katanya maaf ga sempet pamitan dulu tadi."

"Oke..."

Kalau boleh jujur, Zhang Hao sangat tidak nyaman dengan kecanggungan ini. Dia juga bingungㅡmerasa tidak enak hati.

"Gimana? Udah enakan badannya?" Kata Jiwoong sambil beranjak dari tempat duduknya, menutup laptop dan mengambil buku dari rak di sampingnya.

Ia hanya bisa mengekori Jiwoong saat laki-laki itu duduk di tempat tidurnya.

"Udah, masih agak pusing sih. Tapi tadi udah minum obat."

"Loh, tidur disini?" Jiwoong heran saat Zhang Hao merebahkan badannya disana.

"Loh emang kenapa?" Jawabnya heran.

"Kan Gyuvin udah pulang, ngapain tidur disini lagi?" Kata Jiwoong tak terima.

"Aku kan lagi sakit, kalau aku butuh apa-apa nanti gimana? Kalau aku nanti pingsan gimana? Kamu mau tanggung jawab?" Ucapnya mendramatisir.

Jiwoong berdecak, tak tahu harus menjawab apa. Sepertinya ia hanya akan membiarkan pria itu tidur di sampingnya, dan juga memeluk tubuhnyaㅡ seperti biasa.

.

.

.

"Kalau masih ga enak badan, gausah masuk. Atau remote dari rumah aja biar ga susah." Kata Jiwoong sambil menempatkan segelas susu di hadapan Zhang Hao.

"Kamu kan kerja, percuma aja akunya di rumah. Aku ga ada yang nemenin..."

Jiwoong ingin menjawab "Kan ada Hanbin". Namun ia urungkan saat sudut matanya menangkap Bibi Lee yang sedang memperhatikan mereka diam-diam.

Iridescent (neuljyung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang