*Tzuyu POV
Di sebuah kota kecil yang damai, aku bekerja sebagai Dokter umum di klinik kecil milikku. Setiap hari, aku bertemu dengan banyak pasien, membantu mereka sembuh dari berbagai penyakit. Namun, di antara semua pasien itu, ada satu yang sangat spesial bagiku, namanya Sana.
Sana, pertama kali datang ke klinikku dengan gejala flu biasa. Aku ingat betul, senyumnya yang tulus dan mata yang berbinar saat dia berterima kasih setelah konsultasi. Sejak saat itu, Sana sering datang untuk kontrol rutin, dan kami mulai menghabiskan waktu lebih banyak bersama. Tak lama, aku menyadari bahwa aku telah jatuh cinta padanya.
Hubungan kami berkembang dari sekedar Dokter dan Pasien menjadi sesuatu yang lebih dalam. Kami sering menghabiskan waktu bersama setelah jam klinikku selesai, berjalan-jalan di taman sambil menemani Sana yang hobi membaca atau menikmati secangkir kopi di kafe favorit kami. Aku merasa begitu bahagia dan lengkap bersamanya.
Namun, kebahagiaan itu tidak bertahan lama. Sana yang ku kenal penuh ceria mulai mengeluh tentang kelelahan yang tidak biasa dan nyeri yang terus-menerus di tubuhnya. Sebagai Dokter, aku merasa ada yang tidak beres dan memutuskan untuk melakukan serangkaian tes medis yang lebih mendalam.Hari ketika hasil tes keluar adalah hari yang paling gelap dalam hidupku. Sana didiagnosis dengan leukemia tahap lanjut. Aku merasa dunia runtuh di hadapanku. Bagaimana mungkin wanita yang aku cintai, yang begitu penuh kehidupan, sekarang berjuang untuk hidupnya?
Dalam minggu-minggu dan bulan-bulan berikutnya, aku berusaha sekuat tenaga untuk membantunya melalui pengobatan. Kami tetap berharap dan berdoa untuk keajaiban, tetapi penyakit itu terlalu jauh berkembang.
Pada suatu malam yang dingin, di samping ranjang Rumah Sakit, Sana menggenggam tanganku erat-erat. Dengan suara yang lemah, dia berbisik, "Terima kasih telah mencintaiku, bahkan dalam saat-saat terakhirku. Aku mencintaimu, dan aku akan selalu bersamamu, dalam hatimu."
Itu adalah kata-kata terakhir yang dia ucapkan kepadaku. Sana meninggal dengan tenang beberapa jam kemudian, meninggalkan aku dalam kesedihan yang mendalam.
Kini, setiap kali aku melihat pasien di klinikku, aku selalu diingatkan tentang Sana. Tentang cinta kami, tentang perjuangan kami, dan tentang bagaimana kadang-kadang, cinta sejati tidak cukup untuk menyelamatkan seseorang. Aku kehilangan bagian dari diriku bersama Sana, dan itu adalah luka yang mungkin tidak akan pernah sembuh sepenuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONESHOT (SATZU/MITZU/JITZU)
DiversosCerita hanyalah karangan Penulis. Saya berusaha memberikan karya-karya yang baik. 🍭Story tentang couple Satzu, Mitzu, Jitzu atau salah satunya. 🍭Atau mungkin hanya sekedar POV saja.