'Engghh.. Pusing sekali.'
"Tuan putri Arabella."
'Dimana aku? Kenapa sepanjang mata memandang hanya ada warna putih?.'
"Tuan putri bangun?."
'Suara siapa itu? Kenapa berisik sekali?.'
"Tuan putri? Benarkah anda bangun? Benarkah anda selamat?."
'Siapa tuan putri? Ahh.. Kepala ku benar-benar pusing! Lebih baik aku tidur lagi saja.'
"Tu.. Tuan putri?!."
'Kenapa menangis? Apa yang ditangisi? Kematian ku kah? Tidak mungkin juga. Hahh... Membuat ku sulit untuk tidur saja.'
"Tuan putri kami minta maaf, bangunlah!."
'Apa aku sudah ada di surga? Tapi kenapa justru suara tangisan yang ku dengar? Bukankah seharusnya penduduk surga itu akan selalu bahagia dan tertawa? Lalu ini?.'
"Tuan putri kami mohon! Bangunlah! Kami akan melakukan apa saja, asalkan anda bangun."
"Sayang, bangun nak. Ibu tidak bisa kehilangan mu. Ibu tidak akan sanggup."
"Sudahlah ratu! Putri kita memang sudah tidak bisa diselamatkan lagi, Arabella sudah pergi selama-lamanya. Kita tidak bisa berbuat apapun. Seperti kata tabib, ini semua hanya efek dari racun yang ia minum, maka dari itu kondisinya seperti ini. Kita hanya bisa menerimanya."
"Tidak raja! Aku tidak bisa kehilangan putri ku. Dia anak kita satu-satunya."
"Maafkan kami yang mulia. Kami tidak bisa menjaga tuan putri dengan benar. Kami merasa sangat bersalah."
"Tidak dayang. Kalian tidak seharusnya menyalahkan diri. Kalian sudah melakukan yang terbaik untuk tuan putri kalian. Ini memang keputusan Arabella untuk bunuh diri karena cintanya yang juga telah pergi. Hanya saja aku tidak menyangka bahwa Arabella nekat melakukan hal ini."
"Kami yakin jika putri bisa selamat dari racun mematikan itu ratu."
"Kami pun masih mempunyai harapan dayang, akan tetapi melihat bagaimana kondisi Arabella saat ini, kami terutama aku lebih memilih pasrah saja dengan semua takdir yang telah Tuhan tetapkan."
"Kami yakin yang mulia raja, apalagi tabib juga sempat memberi penawar racun untuk tuan putri meskipun memang sedikit terlambat, pasti tuan putri akan sadar walaupun kemungkinannya kecil."
"Engghh.. Kenapa berisik sekali? Bisakah kalian pergi? Biarkan aku beristirahat dengan tenang. Bukankah surga adalah tempat yang jauh dari kebisingan? Mengganggu ku tidur saja."
"Arabella? Itu kau nak? Kau masih hidup? Ini rumah kita sayang bukan di surga jika benar kau masih bisa mendengar ibu."
"Tidak ada Arabella! Hanya ada Charina disini dan aku yakin pasti aku sudah berada di surga sekarang."
"Arabella kau jangan bercanda?."
"Aku tidak kenal Arabella! Aku Charina... AKH!."
"Arabella kau tidak apa-apa? Kenapa dengan kepala mu? Kau kenapa sayang?."
"Kepala ku sakit sekali! AKH!."
"Arabella? Sayang? Kenapa?."
Pagi menjelang siang hari setelah kabar dimana Arabella dinyatakan meninggal dunia oleh tabib setelah mencoba memeriksanya karena ia dengan sengaja menelan satu botol racun itu masih membuat anggota keluarga kerajaan dalam keadaan terkejut, namun tak berapa lama kemudian, penghuni istana kerajaan Algerio kembali dikejutkan dengan suara dan juga kesadaran Arabella yang seakan menandakan bahwa ia tidak lama lagi akan merasakan sebuah kehidupan seperti sedia kala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Change Of Destiny (Tamat)
FantasyMenceritakan tentang seorang gadis bangsawan yang pada awalnya begitu ceria dan penuh dengan senyuman, sebelum sang kekasih pergi untuk selama-lamanya dari kehidupannya karena sebuah insiden. Ia menjadi pribadi yang bertolak belakang dengan sikapnya...