Juan Mendez
Sekitar jam 10 pagi, Bill tiba di ruang kerjaku, wajahnya terlihat sumringah dan pembawaannya begitu riang lebih dari biasanya.
"Ah, El Presidente Juan, senang bisa melihatmu," Ucap Bill. Ia memelukku dengan erat, rasanya seperti dipeluk oleh beruang grizzly saja.
"Senang juga bisa kembali melihatmu, sobat. Omong-omong kau terlihat bahagia sekali? Ada apa?" Ucapku, sambil menatap matanya, mencoba mencari sesuatu yang membuatnya bahagia sekali.
Bill tampak berusaha menghindari tatapan mataku, ia memandang kearah lain. "A-Ah itu karena aku sangat menikmati pemandangan di Pantai Playa Del Linda... Indah sekali!" Katanya. "Dan aku juga senang, karena sepertinya aku akan mendapat proyek besar yang akan menguntungkanku ; ada banyak hal yang perlu diperbaiki dan dibangun, yang tentunya memerlukan material dan uang yang tak sedikit."
Aku mengangguk-angguk mengerti kenapa Bill terlihat bahagia sekali pagi ini. Sepengetahuanku sebagai seorang sahabat, Bill biasa terlihat bahagia seperti ini karena dua hal ; memenangkan suatu kompetisi, atau ketika berhasil meniduri para gadis yang ia ajak pacaran.
Aku menanggapi kalimat terakhir Bill. "Ya, sepertinya memang perlu memperbaiki dan membangun infrastruktur kalau aku ingin mendatangkan para turis kemari."
Bill mengangguk-angguk. "Betul sekali buddy, dan karena itu ada yang perlu kubicarakan padamu."
Aku menunjuk ke sofa. "Mari kita duduk. Kau mau minum sesuatu?"
"Aku terlalu banyak minum semalam. Jadi kurasa, Kopi dan kue boleh juga," Sahut Bill.
Bill duduk di sofa, sementara aku memamnggil Martina untuk membawakan Kopi dan Kue untuk kami berdua. Setelah itu aku duduk di sofa, bersebelahan dengan Bill.
Aku bertanya tentang perjalanan Bill kemarin. "Jadi bagaimana dengan perjalananmu kemarin? Sepertinya ada potensi bagus untuk menjadikan Playa Del Linda sebagai atraksi pariwisata di negeriku?"
Bill mengangguk. "Benar Juan. Playa Del Linda mungkin bisa menjadi surga liburan tropis, daripada harus pergi jauh-jauh ke Hawaii atau Copa Cabana di Brazil."
Aku menggelengkan kepala sambil berdecak kagum. "Lalu, Kira-kira apa saja yang perlu diperbaiki dan dibangun di situ?"
"Pertama jalan raya antara Ibukota ke Playa Del Linda harus diaspal lagi, ya ampun bagaimana turis dapat menikmati liburannya kalau jalannya seperti itu. Kedua perlu dibangun tempat-tempat hiburan dan akomodasi seperti ; Hotel, Salon & Spa, Resor Pantai, Restoran, dan klub malam, kau tahu seperti di Hawaii kan begitu." Tutur Bill.
Aku Mengangguk-anggukkan kepala. Martina kemudian datang membawa kopi dan kue untuk kami berdua, meletakannya di meja kopi.
"Ah, terimakasih banyak Martina."
Martina tersenyum sambil menatapku malu-malu. "Sudah menjadi tugasku pak Presiden. Apa ada lagi yang bisa saya bantu?"
Aku menggelengkan kepala. "Tidak, terimakasih Martina, kau boleh pergi."
Martina mengangguk sambil tersenyum. "Baiklah kalau begitu pak Presiden, saya permisi." Martina mengangguk dan melemparkan senyum sekilas pada Bill. "Senhor Bill, saya permisi."
Bill mengangguk sambil tersenyum pada Martina, setelah Martina pergi, Bill dengan lembut menyikut lenganku. "Dia benar-benar punya senyum yang manis."
Aku terkekeh sambil menggelengkan kepala. "Kau memang ahlinya kalau soal perempuan."
Bull tertawa terkekeh. "Kau juga ahlinya dalam soal perempuan, apa kau tidak lupa berapa banyak gadis di kampus yang berhasil kau pecahkan hatinya, eh?"
KAMU SEDANG MEMBACA
El Jefe
General FictionTakdirnya telah digariskan. Kakeknya adalah presiden pertama, ayahnya adalah presiden kedua, dan kini Juan Mendez sebagai ahli waris, menjadi Presiden ketiga di negerinya yang bernama Republik San Pata. Di usianya yang baru 25 tahun, Juan Mendez h...