chapter 2💦

3.2K 95 2
                                    

H-hey, siapa yang menjadi milikmu?"" Jordan menaikkan sebelah alisnya Lalu menyeringai setelahnya, benar-benar persis seperti Jackson. "Kau." "Tidak. Aku tidak mau menjadi

miliknu.

Sontak Jordan pun mengambil cutter

tadi yang berada di sakunya.

Membelai lembut pipi putih Aska dengan cutter itu. Dan sedikit menusuknya tapi tidak sampai melukai pipi Aska. Jordan tidak segila itu untuk melukai kekasihnya Apa? Kekasih? Entahlah, Jordan hanya ingin

mengklaim miliknya sesuka hatinya.

"Hm? Benarkah kau tidak mau?"

Aska menelan ludahnya gugup. Aura dominan dari Jordan benar-benar tidak main-main, Apalagi ditambah dengan sebuah cutier yang saat ini tengah bermain-main di pipinya. Sungguh, Aska takut mati. Dia benar-benar takut

Jangan sampai remaja gila dihadapannya ini membunuh dirinya seperti dia membunuh dua orang tadi, Karna Aska belum sempat membahagiakan kedua orang tuanya. Belum sempat menikah dengan wanita cantik yang seksi. Dan belum sempat menebus

dosa-dosanya pada daddy nya. jadi tolong jangan bunuh dirinya dulu. "Kau takut, sayang?"

Aska tidak merijawab.

Tetapi hanya mengalihkan

pandangannya agar tidak bertatapan

dengan Jordan.

Tapi jujur saja, saat ini dia memang takut. "Berani tidak menjawabku?" Aska tetap diam. Dengan badan yang sedikit bergetar Apalagi saat ini cutter itu tengah Jordan

arahkan ke lehernya.

Dan bermain-main disana.

"Lehermu benar-benar menarik untuk diberi tanda kepemilikkan."

Aska mendongak

Menatap Jordan yang lebih tinggi

darinya

"T-tidak, Jangan lakukan itu."

Jordan lantas menyeringai.

Oh lihatlah ekspresi ketakutan dari

kekasihnya ini.

Benar-benar membuat orang ingin

menghajar lubangnya.

Dan mengurungnya.

Lalu menjadikan anak itu milik dirinya sendiri.

Tidak membiarkan orang lain melihat

kecantikan dan keindahannya.

"Ikut denganku."

"T-tidak mau

Jordan menatap tajam Aska.

Lalu tanpa aba-aha, Jordan mengangkat

Aska seperti sebuah karung beras

Membawanya masuk kedalam

mobilnya.

Lalu pergi meninggalkan kampus itu.

Dan menuju ke apartemen pribadinya

Yang diam-diam dia beli tanpa

sepengetahuan Jackson dan Dion.

Sesampainya di apartemennya, Jordan

pun turun.

Lalu kembali mengangkat Aska seperti

sebuah karung beras.

Dan masuk ke dalam apartemen itu.

"Lepaskan aku! Aku tidak mau ikut

DON'T EXPECT TO RUN BL || [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang