9:rencana Arie.

597 60 7
                                    

Hallo Gayss
Update dulu ah, sebelum Hiatus wkwk
Selamat membaca....

...

Gapapa kok,cuma tangan gue aja ini sakit"balas Gibran dengan senyuman manisnya.

"Nanti gue obatin"ucap Rahsya dengan lembut.

"Bener-bener yah si Arie!"gumam Angga kesal.

''berani juga dia lakuin itu ke Gibran,gue gak terima nih,karena yang boleh apa-apain Gibran itu cuma gue aja!"sahut Irsyad dengan kesal yang sukses membuat Gibran menatapnya dengan malas.

"Permen karet nya,jadi gak bang?"tanya Gibran kepada Althar.

...

Althar yang mendengar pertanyaan itu dari Gibran hanya tertawa pelan, kemudian mulai mengeluarkan sesuatu dari saku celana nya.

"Sorry yah,gue cuma bisa kasih satu kantong,enggak bisa satu kardus"ucapnya seraya memberikan satu kantong plastik yang berisi permen karet kepada Gibran dengan tersenyum kikuk.

Gibran menerima permen karet dari Althar dengan senyuman yang terpatri di wajahnya.

"Gapapa bang,Lo ngasih segini juga udah bersyukur banget gue, btw makasih yah bang"balas Gibran dengan mengambil satu permen karet dari kantong yang Althar berikan padanya,kemudian memasukkan nya kedalam mulut dan mulai mengunyah nya.

"Untung Lo gak kasih sekardus Al, soalnya kalau Lo kasih sekardus,bisa-bisa si maniak permen karet ini sakit gigi"sahut Angga dengan terkekeh pelan.

"Setuju gue sama Angga, nanti kalau dia sakit gigi, bisa-bisa rumah jadi berisik"setuju Rahsya menatap Gibran dengan malas.

"Dih,gue anti yah sama yang namanya sakit gigi!"balas Gibran dengan memainkan permen karet yang dia kunyah.

"Jijik Gibran!,gak usah digitu-gituin"sentak Rey menatap Gibran yang memainkan permen karet di mulut nya dengan jijik.

"Lebay!"balas Gibran dengan dingin kemudian pergi dari sana ntah mau kemana.

"Gibran Lo mau kemana?,luka Lo belum diobatin anjing!"teriak Rahsya yang sudah muak kepada adiknya yang suka tiba-tiba pergi.

"Palingan juga dia mau beli rokok"tebak Irsyad.

"Dia kan lagi makan permen karet,masa udah mau nyebat rokok juga sih"heran Angga.

"Namanya juga Gibran"balas Rey yang seakan-akan sudah paham dengan kelakuan adik sepupunya itu.

"Gue susul Gibran dulu"ucap Rahsya dengan nada yang datar kepada mereka kemudian pergi dari sana.

"Abangnya dingin,adeknya juga dingin, mereka kalau lagi dirumah gimana yah?"gumam Angga dengan mengusap-usap dahinya, berpikir dengan keras.

Rey yang mendengar gumaman dari Angga refleks langsung tertawa,hal itu tentu saja membuat teman-teman nya yang berada di sana menatap nya dengan aneh.

"Lo kenapa dah?"tanya Althar dengan menyerngitkan dahinya.

"Mereka kalau dirumahnya kayak orang yang berbeda tau gak!, pokoknya nanti kalau kalian main kerumah mereka kalian juga pasti kaget sendiri"ucap Rey yang masih tertawa.

Gibran AlverandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang