Saat ini Queen sedang sibuk merias diri karena dia akan pergi bersama Revan untuk double date, dia sudah memberi tahu Revan bahwa Frans ikut bersama mereka. Queen menatap dirinya pada kaca yang berada di hadapannya, dia bukan merasa geer namun dia merasa dirinya saat ini sangat cantik.
Sebuah senyum terbit dari bibir mungil gadis itu, dia terpukau sendiri dengan dirinya yang saat ini terlihat cantik, bahkan dia sudah mengambil handphonenya dan mengabadikan foto untuk mengoleksi wajahnya di galerinya.
"Harus gua pamerin sama pacar sendiri ga si?" tanya saat membuka whatsapp dan terdapat nama Frans pada room chat miliknya.
Tanpa membuang banyak waktu tangannya langsung mengirim foto yang baru saja dia abadikan, entah dia merasa gila atau apa ini pertama kalinya mengirim foto pada pacar atas kemauan sendiri.
"Gua cantik banget anjir, parah banget kalau ga ada yang terpesona sama gua," ucapnya pada diri sendiri.
Dia kembali melihat dirinya pada cermin, dia ingin terus memandangi dirinya sendiri karena entah kenapa kali ini dia lebih cantik dari biasanya.
"Queen buruan."
Sebuah suara dan ketukan pintu mengalihkan atensinya, gadis itu menatap pintu kamarnya yang terketuk. "Gua udah siap," balasnya.
Queen bangkit dari duduknya, dia mengambil tas yang tergantung lalu melangkah untuk keluar kamar. Sebuah senyuman tersabut hangat untuknya saat dia membuka pintu,
"Cantik," puji Revan yang membuat Queen mengembangkan senyumnya.
"Emang," ucapnya lalu meninggalkan Revan yang menggelengkan kepala melihat tingkah Queen.
Keduanya menuruni tangga bersamaan, habis ini mereka harus menjemput Anggi terlebih dahulu karena mereka bertiga akan pergi bersama sementara Frans akan menyusul sepulang sekolah.
"Wah, ada yang mau pergi double date ni," ucap Bella yang menatap kedua anaknya dengan tersenyum.
"Bunda tau dari siapa?" tanya Queen karena dia hanya memberi tahu dia akan pergi bersama Revan untuk menghabiskan waktu berdua bukan untuk double date.
Mata Bella melirik kea rah Revan. "Abang kamu yang ngasih tau, anak bunda ternyata udah besar ya. Yang kemarin aja ga berani di kenalin sama keluarga," sindir Bella.
"Ini kan sepupu Verrel, Bunda juga udah tau sama dia, jadi ga ngengalin dong," jawab Queen.
Bella dan Laudya tertawa mendengarnya. "Ga usah malu-malu begitu sayang," celetuk Laudya yang mmebuat bibir Queen mengerucut.
"Apa si Bun, udah ah nanti malah sore perginya kalau kelamaan ngoborol," ucap Queen yang mengalihkan topik pembicaraan.
Mereka bertiga terkekeh melihat wajah Queen yang sudah terlihat kesal, kesal atau sedang malu karena sedang diejek tidak ada yang tau perasaan gadis itu selain dirinya sendiri.
"Kita izin pergi ya, pulangnya ga terlalu malem kok," pamit Revan pada Bella dan Laudya.
"Kalian hati-hati ya, selamat menikmati pacaran anak mama," goda Laudya pada Queen yang membuat Queen langsung memberikan tatapan tajam.
Setelah bersamalaman, mereka berdua keluar dari rumah untuk menuju mobil Revan, di dalam mobil Queen sibuk mencari lagu yang sesuai dengan moodnya saat ini.
"Gugup dek?" tanya Revan sambil terkekeh melihat kelakukaan Queen.
"Dih, mana ada," jawab Queen dengan mengelak.
"Kenpa ganti lag uterus kalau ga gugup? Santai aja kali ga usah gugup, pacar gua ga gigit. Atau lu gugup karena mau ketemu Frans?" tanya Revan lagi yang membuat Queen spontan mencubit tangan laki-laki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cold Brothers [ON GOING]
Подростковая литература[Follow sebelum baca] Jika orang bilang mempunyai kakak laki-laki itu enak maka bagaimana jika kalian mempunyai kakak laki-lakiyang sifatnya dingin semua bukan hanya 1 namun ada 3, namun sifat dingin hanya menjadi topeng bagi orang lain. Ini kisah t...