DYING

81 14 3
                                    

SEKARAT. Satu kata yang mungkin sangat tepat untuk menggambarkan kondisi Suga saat ini. Tubuh yang tergeletak pasrah di ranjangnya, sesekali Suga bahkan memuntahkan darahnya yang berwarna hitam pekat.
Kenapa? Kenapa harus semenyakitkan ini untuk mencintai seorang manusia? Suga mencintai Jimin dengan tulus, ia hanya tidak tahu bagaimana cara mencintai Jimin dengan benar. Suga memakai cara kotor karena ia kehabisan cara dan sangat putus asa. Tapi apakah ini benar-benar bisa termaafkan? Ataukah hanya pembenaran sepihak dari Suga?

Jackson sudah sangat muak melihat kondisi Suga yang benar-benar tidak berdaya. Jackson muak ketika ia melihat bahwa manusia yang notabenenya tidak memiliki kekuatan lebih besar dari mereka, bisa membuat salah satu dari bangsa mereka terkapar macam ikan yang dipaksa keluar dari air.

"Keparat! Berani-beraninya manusia lemah macam Jiminmu itu membuat kacau begini, Suga!" Jackson mendesis marah.
Tak ada jawaban yang terdengar dari Suga, ia hanya terus terbatuk sambil sesekali memegang dadanya yang terasa sangat sakit. Kalau kalian pikir Jackson hanya menjadi penikmat penderitaan Suga disana, kalian salah. Jackson mencoba berbagai cara untuk membantu Suga, mencari berbagai macam obat untuk sedikit meredakan sakit yang dialami Suga. Namun, itu semua hanya sementara dan tidak dapat menyembuhkan Suga sepenuhnya. Karena penawar sesungguhnya sedang tidak ada di dunia mereka.

Seminggu lebih Jimin benar-benar tidak berhubungan dengan Suga, ia tidak tahu bagaimana kabar si 'tuan gelap' yang pernah mengisi hari-harinya itu. Jujur saja Jimin rindu. Terkadang bahkan dadanya berdenyut nyeri jika mengingat Suga. Namun rasa marahnya masih sangat memenuhi hatinya. Ia ingin bersama dengan Suga, namun bagiamana itu bisa terjadi jika diantara mereka masih banyak hal yang belum diungkapkan? Selama seminggu hubungan Jimin dan Suga merenggang, selama seminggu itu pula hubungan Jimin dan Sungwoon semakin dekat. Jika bertanya pada Jimin, namja itu tentu tidak memiliki niatan lain selain menjadikan Sungwoon sebagai teman baiknya. Namun Sugwoon jelas berbeda. Namja itu semakin hari semakin jelas menunjukkan ketertarikannya pada Jimin, terlebih dengan adanya dukungan dari Jungkook.

"Morning, Duckie!" sapa Sungwoon setelah turun dari mobilnya untuk menyambut Jimin dan mempersilahkannya masuk ke dalam mobilnya.

"Sungwoon-ah, berhenti memanggilku Duckie atau aku akan naik bus hari ini?" ancam Jimin namun tetap memasang seatbealtnya.

"Hahahaha kenapa kau marah? Itu pujian untukmu, Jimin-ah. Dimana lagi ada seseorang yang hampir 99.9% menyerupai bebek? Hanya kau satu-satunya di dunia, Jim. Bebek itu sangat lucu, kau tahu? Kuning, pendek, memiliki mulut mengerucut yang lucu, bulu-bulunya yang mencuat kesana kemari. Persis seperti rambut mu hari ini" ucap Sungwoon sambil merapihkan anak rambut Jimin yang memang mencuat berantakan. Setelahnya, tangan Sungwoon turun ke pipi Jimin. Ibu jarinya mengusap lembut pipi gembil itu. Jimin agak terkejut akan tindakan Sungwoon, namun tubuhnya seolah kaku. Beruntung Sungwoon cepat menyadari tindakannya. Dengan cepat ia mengalihkan tangannya dan langsung memegang kemudi.

"Baiklah, sesuai janjiku tadi malam, hari ini aku akan mentraktirmu makan di restoran yang sudah menjadi wishlist mu sejak lama" ucap Sungwoon seraya melajukan mobil mereka.

"Aku benar-benar kagum dengan koneksimu Sungwoon-ah. Banyak orang yang harus melakukan reservasi beberapa bulan sebelumnya untuk makan di restoran itu. Namun sekarang kita bahkan bisa makan di sana, padahal kau baru melakukan reservasi kemarin malam. Kau ini jangan-jangan anak CEO yang menyamar ya?" selidik Jimin.

Sungwoon mencubit kecil pipi Jimin, "YAK! Kalau aku anak CEO, tidak mungkin aku membeli mobil ini dengan cicilan bertahun-tahun. Merepotkan saja."

I Find Love In The DarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang