Bab 2

808 88 0
                                    

Siang itu Shasha dan Fritzy sama-sama menunggu jemputan. Mereka asik mengobrol saat seseorang memanggil Fritzy.

"Sha, aku duluan ya," kata Fritzy melambaikan tangannya dan mendatangi wanita yang menjemputnya.

"Itu siapa sayang?" Tanya wanita itu pada Fritzy.

"Temen baru ma, namanya Shasha," kata Fritzy.

"Oh, gak sekalian di ajak?" Tanya Mamanya.

"Masih nunggu dijemput," kata Fritzy.

"Oh oke," kata mama Fritzy masuk kedalam mobilnya. Dalam hatinya dia bertanya, kok wajahnya familiar ya.

Setelah Fritzy dan mamanya pergi tidak lama Flora datang menjemput Shasha. Shasha segera masuk ke dalam mobil.

"Gimana hari pertama sekolahnya?" Tanya Flora.

"Asik bun, temennya enak semua kok," kata Shasha senyum bahagia.

Malam itu mereka makan berdua dimeja makan rumahnya. Rumah ini memang hanya di isi oleh mereka berdua. Rumah sederhana yang tidak menunjukan dimiliki oleh seorang branch manajer.

"Bun, ayah kok gak ada fotonya ya," kata Shasha tiba-tiba. Flora bahkan hampir tersedak. Untung Shasha segera memberikan minum padanya.

"Kenapa Shasha tiba-tiba nanya itu?" Kata Flora berusaha menenangkan dirinya.

"Ya gak papa, Shasha baru sadar aja, gak punya foto ayah," kata Shasha.

"Ayah itu gak suka difoto sayang, terus kan ayah meninggal sebelum kamu lahir, makanya gak ada foto sama kamu," kata Flora lembut sambil mengelus rambut anaknya.

"Kata bunda kan Shasha mirip ayah, Shasha jadi penasaran aja," kata Shasha lagi.

"Iya ayah mirip banget sama kamu kok," kata Flora tersenyum.

"Bun...." kata-kata terputus, Shasha tampak ragu melanjutkan kalimatnya.

"Kenapa sayang?" Tanya Flora.

"Gak papa, bunda cantik, hehehe," kata Shasha berbohong.

"Dari dulu kalo itu mah, hehehe," jawab Flora membuat Shasha geleng-geleng.

"Dah sana tidur, dah malem besok kan sekolah," kata Flora. Shasha mengangguk dan segera berlari memasuki kamarnya. Sementara Flora membereskan sisa makan mereka.

Didalam kamar Shasha mengeluarkan foto yang kemarin di temukannya. Dia memandang foto itu lekat.

"Ayah, apa ini foto ayah, Shasha kangen ayah," kata Shasha meletakan foto itu dibawah bantalnya dan tidur.

*********************

Pagi itu Shasha kembali di antar Flora. Kali ini Flora bahkan mengantarnya sampai kedepan gerbang. Dirinya dan Shasha saling cipika cipiki sebelum Shasha berlari kedalam.

Disisi lain Fritzy datang bersama ayahnya. Fritzy segera pamit dan turun berlari mengejar Shasha yang dilihatnya baru memasuki sekolah.

"Flo?" Batin ayah Fritzy melihat Flora memasuki mobil dan pergi.

Di kantor Flora segera memasuki ruangannya. Dirinya duduk di kursinya dan mulai membuka laptopnya.

Wallpaper yang menunjukan fotonya bersama Shasha menghiasi layar laptopnya. Dirinya mulai mengerjakan pekerjaannya.

"Permisi bu, ada tamu, katanya teman ibu," kata Lulu sekertaris Flora.

"Siapa?" Tanya Flora menyeringatkan alisnya.

"Bapak Aldo," kata Lulu. Flora merubah wajah bingungnya jadi senyum senang dan menyuruh tamunya masuk.

"Haloooooo," kata Aldo masuk kedalam ruangan. Flora langsung berlari memeluknya.

"Duh main peluk aja lu," Kata Aldo kaget.

"Hahaha, kangen gue do," kata Flora.

"Lu apa kabar cil?" Tanya Aldo duduk di sofa ruangan Flora.

"Baiiik, lu lama gak pernah datengin gue lagi," kata Flora cemberut.

"Banyak kerjaan cil, lagian lu kan tau Ashel gimana," kata Aldo senyum.

"Astagaaaa, masih aja cemburuan si Ashel?!" Protes Flora. Keduanya tertawa lepas.

"Lu sampe disini kapan sih? Kok baru kemarin ngabarin gue?" Tanya Aldo.

"Baru 2 hari lalu do," kata Flora.

"Pertanyaan gue, kenapa lu balik kesini, padahal lu dulu nolak banget buat balik kesini?" Tanya Aldo penasaran.

"Kerjaan do, gue harus berenti kalo gak nerima, kasian kalo harus nyari lagi, udah lumayan penghasilannya," Kata Flora.

"Okelah, eh yang tau lu disini siapa aja?" Tanya Aldo.

"Lu doang kok," kata Flora santai.

"Lu dah ketemu si..." kata-katanya terpotong Aldo karena Flora melotot.

"No ya, plis, gue gak peduli lagi ma dia," kata Flora cemberut.

"Hahaha, oke-oke, makan siang yuk," kata Aldo mengajak Flora.

"Tar Ashel ngambek," kata Flora tertawa.

"Dah ayo...," kata Aldo menarik tangan Flora pergi. Mereka pun memutuskan pergi ke salah satu cafe dekat kantor Flora.

Cerita dari masa lalu untuk masa depanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang