Akhirnya apa yang disembunyikan Jin terbongkar, dokter telah memberitahukan apa yang terjadi pada Jin, dan ya dia hamil. Saat ini ia sedang hamil 3 minggu, ia masih sangat lemah, ia tidak boleh stres dan juga tidak boleh lelah. Dokter memintanya untuk beristirahat. Setelah dokter keluar, hanya ada Jin dan Jungkook di ruangan itu. Jin tidak ingin melihat Jungkook, dia hanya membuang muka.
"Jin—"
"Tidak, aku tetap ingin menceraikanmu"
"Kenapa? Kenapa kau seperti ini? Saat ini kau sedang hamil dan—"
"Kenapa kau peduli padaku?" Jin menatapnya.
"Karena kau adalah suamiku"
"Omong kosong! Aku hanya ingin hidup tenang dengan bayiku, aku tidak ingin berada dalam masalah ini lagi, bisakah kau memberiku ketenangan?"
"Lalu kenapa kau bertahan denganku? Kau bisa melepaskanku jika ini membuatmu lelah, kau bertahan dengan ekspektasimu sendiri dan sekarang kau bisa dengan mudah meminta cerai saat aku tahu kau mengandung bayiku."
"Aku mendapatkan apa yang aku inginkan, aku menginginkan seorang anak darimu dan aku mendapatkannya, aku tidak membutuhkanmu. Jadi kau bisa pergi!" Jungkook berjalan ke arahnya dan duduk di tempat tidur.
"Jin..." Jungkook meraih tangan Jin.
"Pernikahan ini tidak seindah yang seharusnya. Aku membuat kesalahan dan melakukannya dengan sadar. Apa kau melakukan semua ini untuk membalas dendam padaku? Apa kau ingin aku menyesali semuanya? Apa itu alasanmu akhirnya menceraikanku saat kau tahu kau hamil?" Jin menatap matanya dengan air mata mengalir di pipinya.
"Apa itu benar?"
"Ya" kata Jin.
"Ya, itu benar, aku muak dengan pernikahan ini, kau selalu melihatnya dan tidak pernah melihatku sedikitpun, bahkan saat aku menyelamatkanmu dari kakekmu, kau tetap memilihnya. Aku hanya ingin kau menyadari siapa orang-orang yang selama ini ada untukmu"
"Dengan membuatku jatuh cinta padamu?"
"Ya"
"Jadi ini alasan kenapa kau berubah menjadi diriku?"
"Ya, aku ingin kau merasakan apa yang aku rasakan, tidak memiliki apa-apa"
"Tapi kenapa kau melakukannya? Apa.. apakah kau mencintaiku?" Jin terdiam dengan pertanyaan Jungkook padanya. Dia tidak pernah berpikir akan mendengar pertanyaan itu.
"Jawab aku, kenapa kau ingin menghancurkan perasaanku? Melakukan semua ini pasti menyiksamu, kenapa kau tidak membiarkanku dengan pilihanku sampai akhirnya aku menyadari siapa yang lebih aku butuhkan, kenapa kau harus membuatku jatuh cinta padamu? Hanya untuk membuatku menyesal? Itu karena kau benar-benar mencintaiku kan? Kau ingin aku membalas perasaan yang kau miliki dan agar balas dendammu terbalaskan, aku merasakan sakit yang kau rasakan"
"Keluar dari sini"
"Apa aku benar?"
"Pergi dari sini!!"
"Ternyata aku benar" Jin hanya memalingkan wajahnya dan terdiam. Apa dia termakan oleh rencananya sendiri?
Jungkook menggenggam tangan Jin semakin erat, ia mencium tangan Jin dan membuat Jin menoleh ke arahnya.
"Apa yang kau lakukan?" Tanya Jin.
"Kau melakukannya dengan baik"
"Apa?"
"Kau berhasil membuatku merasakan hal yang sama denganmu"
"Aku tidak mengerti maksudmu, pergilah, aku ingin beristirahat"
"Kita tidak akan bercerai dan itu adalah keputusanku"
"Bagaimana dengan—"
"Jika kau tahu posisimu, berhentilah membicarakannya, kau adalah suamiku, jadi bersikaplah seperti seorang suami untukku" Jin hanya menatap Jungkook.
"Aku akan kembali" Jungkook mencium kening Jin.
"Apa maksudmu? Aku tidak mengerti" Jungkook meninggalkan Jin. Akhirnya dia tahu, apa yang selama ini dia rasakan. Ini adalah Cinta. Dia mencintai Jin.
Dia harus menyelesaikan semua masalah ini dengan Jennie. Dia harus membicarakan semuanya dengan Jennie.
.
.Jungkook datang ke rumah Jennie, ia melihat Jennie sedang merokok di balkon rumahnya. Namun tidak hanya merokok, ia juga terlihat sedang menelepon seseorang. Jungkook menghampirinya perlahan, sepertinya Jennie tidak mendengar jika Jungkook masuk ke dalam rumahnya, karena ia sedang fokus dengan teleponnya.
"Ini semua rencanamu! Aku lelah dengan semua ini, jika dia mencurigai kehamilan ini, aku akan mati!"
"Dia tidak ingin menceraikan suaminya yang sialan itu! Aku muak dengan semua ini, apa yang harus kulakukan?"
"Apa kau gila! Tidak, aku tidak akan melakukannya! Aku tidak ingin punya anak! Kau tahu aku tidak ingin hamil, hidupku sudah susah, aku tidak ingin punya anak—"
"Apa?" Jennie berhenti sejenak dan mematikan ponselnya, ia juga mematikan rokoknya dan berbalik. Ia sangat terkejut melihat Jungkook ada disana, di depannya.
"Jungkook—" Jungkook menampar Jennie.
"Kau berbohong padaku selama ini?"
"Kau menamparku?"
"Apa kau tidak pantas ditampar? Kau sudah merusak hubunganku dengan Jin"
"Aku? Hubungan kalian hancur karena dirimu sendiri, kau hanya orang brengsek yang hanya mementingkan nafsumu sendiri, aku sudah memperingatkanmu bukan? Jika aku seorang pelacur, semuanya akan selalu tentang uang, tapi kau tetap memilihku daripada pria sialan itu!"
"Jangan pernah bilang dia pria sialan! Dia suamiku"
"Wow, kau memanggilnya suamimu sekarang? Setelah kau tahu aku berbohong? Apa kau pikir kau pantas mendapatkannya? Dia pantas mendapatkan yang lebih baik darimu, jangan egois, kau juga hanya orang brengsek yang tidak pernah membuatnya bahagia"
"Kau tidak tahu siapa aku"
"Tentu saja aku tahu siapa kau, kau sudah menceritakan semua tentangmu"
"Kenapa kau melakukan ini padaku?"
"Pertanyaan yang sama, kenapa kau melakukan ini pada suamimu?" Jennie hanya tertawa kecil.
"Dasar kau jalang!" Jungkook pun segera pergi dari sana. Saat di dalam mobil, dia hanya menangis dan memikirkan perkataan Jennie. Dia adalah seorang bajingan. Dia tidak pantas mendapatkan Jin dan Jin juga tidak ingin bersamanya, dia ingin bercerai darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Epiphany | Kookjin ✔️
FanfictionPernikahan adalah tujuan akhir dari pertemuan dua orang yang sedang jatuh cinta. Janji yang diucapkan dalam pernikahan adalah kata-kata sakral yang harus dijaga hingga ajal menjemput. Namun bagaimana jika pernikahan Jin dan Jungkook tidak seperti ya...