"Do, abis ini sekalian jemput anak gue ya," kata Flora melihat jam tangannya. Sebentar lagi sudah jam pulang sekolah Shasha.
"Oia, Shasha umur berapa sekarang, lama amat gue gak ketemu dia," kata Aldo.
"Oia do, kemaren Shasha tiba-tiba nanya tentang ayahnya, gue jawab apa dong nih," kata Flora.
"Lu mau nyembunyiin dia sampe kapan?" Tanya Aldo.
"Gue gak siap, gue gak siap ketemu dia, gue gak siap ngadepin respon Shasha, gue gak siap kalo Shasha dibawa pergi," kata Flora.
"Tapi kan lu juga gak mungkin nge keep masalah ini selamanya Flo," kata Aldo. Flora menarik nafas panjang.
"Eh, udah yuk, Shasha dah minta di jemput," kata Flora melihat notif di hp nya.
Keduanya meluncur menuju sekolah Shasha. Di sana Flora melihat Shasha dan Fritzy sedang bersama menunggu jemputan.
"Hai, ayo pulang," kata Flora mendatangi Shasha.
"Ayo, eh bun kenalin teman sebangku aku," kata Shasha mengenalkan Fritzy.
"Siang tante, saya Fritzy," sapa Fritzy mengulurkan tangannya. Flora menyambutnya dengan senyum.
"Kamu mau pulang bareng, sayang?" Tanya Flora pada Fritzy.
"Gak usah tante, bentar lagi mama sampe kok katanya," ucap Fritzy senyum. Flora hanya mengangguk.
"Zy kami dluan ya, dadah!" Kata Shasha dan Flora menjauh dari Fritzy.
"Mobil bunda mana?" Tanya Shasha mencari mobil bundanya.
"Oh, bunda sama sahabat bunda, tu mobilnya," kata Flora menunjuk mobil Aldo.
"Hai Sha, masih inget om gak?" Tanya Aldo saat Shasha masuk dalam mobil.
"Gak om," kata Shasha nyengir.
"Ish kamu," protes Flora.
"Hahaha, om dulu sering main kerumah kamu tau, sering nemenin kamu main," kata Aldo mulai menjalankan mobilnya.
Dalam benak Shasha merasa memang familiar dengan pria ini. Apa sebenarnya om ini ayahnya? Tapi mereka gak mirip, kata bunda, shasha dan ayah mirip, batinnya.
Sesampainya di kantor Aldo segera pamit karena harus kembali ke kantornya. Flora dan Shasha kembali ke ruangan Flora.
"Sha, kamu dah makan?" Tanya Flora sudah kembali di balik laptopnya.
"Belom, Shasha cari makan deket sini aja ya," kata Shasha.
"Berani sendiri?" Tanya Flora masih sibuk.
"Iya gak papa, yang penting uangnya, hehehe," kata Shasha tertawa. Flora langsung melirik Shasha.
"Ambil di dompet bunda aja," kata Flora melanjutkan pekerjaannya.
Shasha mengambil uang di dompet bundanya, tanpa sengaja dirinya melihat lipatan kertas di dalam dompet. Karena memang pada dasarnya Shasha orang yang penasaran kertas lipatan itu dibukanya tanpa sepengetahuan sang bunda.
Disana terpampang foto Flora bersama pria yang ada pas fotonya dibawah bantal Shasha. Jadi memang dia? Batin Shasha.
"Heh udah belom, jangan ngambil kebanyakan," protes sang bunda mengagetkan Shasha. Shasha buru-buru mengembalikan foto dan dompet bundanya.
"Shasha cari makan dulu," kata Shasha berlalu pergi meninggalkan kantor sang bunda.
Sepanjang perjalanannya mencari makan dan saat makan, otak Shasha dipenuhi tanda tanya, tentang foto kusam dalam dompet, tentang om Aldo yang diingatannya selalu ada buat dia dan bundanya. Ayahnya yang mana sih?
Ditengah semua pikiran randomnya sang bunda menelponnya untuk kembali karena mereka mau pulang. Shasha akhirnya segera kembali ke kantor bundanya.
"Tiiiiiinnnnn!" Sebuah mobil mengklakson Shasha kencang membuatnya terlonjak dan minggir.
"Heh dek kalo jalan ditempatnya lah!" Protes bapak yang mengendarai mobil tersebut membuka jendelanya.
"Maaf pak," kata Shasha menunduk, karena memang Shasha yang tidak berjalan di trotoar.
"Udah pak biar aja," kata suara di belakang supir itu. Kemudian jendela sisi belakang mobil mewah itu terbuka.
"Kamu gak papa dek?" Tanya seorang pria tampan. Shasha yang tidak berani menoleh pun hanya mengangguk.
"Ya udah, lain kali hati-hati ya," kata pria itu. Shasha mengangguk lagi kemudian mengangkat kepalanya.
Sesaat kemudian mobil itu pergi. Shasha tampak kaget. Untuk sepersekian detik dirinya melihat wajah pria yang familiar untuknya, wajah pria di foto bundanya. Foto pria yang selalu ada di bawah bantalnya.
Saat Shasha akan memanggil, mobil itu telah hilang diantara kerumunan kendaraan. Shasha pun akhirnya kembali ke kantor dengan perasaan, mungkin salah liat kali, masa ayah hidup lagi.
"Lama amat?" Protes Flora melihat anaknya masuk dalam ruangannya.
"Iya, maap," kata Shasha cemberut.
"Haha, yuk pulang," kata Flora merangkul anaknya dan berjalan meninggalkan kantornya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita dari masa lalu untuk masa depan
Fanfictionmasa lalu yang menghantuimu menjadi jalan baru menuju masa depanmu