Bab 4

651 83 3
                                    

Saat makan malam Shasha kembali menanyakan pertanyaan random pada bundanya. Sampai satu pertanyaan membuat Flora berhenti makan.

"Bun, om Aldo itu siapa ya? Kok Shasha kayak sering ketemu, tapi dulu, familiar aja rasanya," kata Shasha.

"Om Aldo itu sahabat bunda, dulu yang nganter bunda pindahan, sering nemenin kita, sering bantu kita, itu om Aldo," kata Flora.

"Oh, berarti om Aldo bukan ayahnya Shasha ya?" Kata Shasha tanpa wajah berdosa. Flora langsung melotot.

"Ya nggaklah, Om Aldo itu sahabat bunda dari kecil, om Aldo juga sahabat ayahmu," kata Flora berusaha tersenyum.

"Oohhh, abis bunda sama om Aldo deket banget, hehe, ya udah, Shasha ke kamar ya bun," kata Shasha beranjak pergi meninggalkan ruang makan.

**********************

Satu bulan mereka telah melalui masa pindahan mereka ini. Flora sudah bisa lebih enjoy dengan pekerjaannya dan Shasha dapat mengikuti sekolahnya dengan baik.

Siang itu Shasha ijin untuk bermain dirumah Fritzy. Flora mengiyakan karena pekerjaannya juga masih banyak.

Shasha dan Fritzy hari itu dijemput oleh supir karena papa mama Fritzy sedang diluar kota. Mereka sampai di rumah yang kosong. Fritzy juga adalah seorang anak tunggal seperti Shasha sehingga adanya Shasha sangat menyenangkan bagi Fritzy.

"Rumah kamu gede banget," kata Shasha kagum.

"Ah biasa aja, rumah opa aku lebih gede," Fritzy bukan bermaksud sombong tapi memang dirinya lahir dikeluarga kaya sehingga rumahnya masih tergolong rumah biasa.

"Papa mama kamu lagi gak ada?" Tanya Shasha keduanya berjalan memasuki rumah Fritzy.

"Iya lagi bisnis trip ke Hongkong," jawab Fritzy. Mereka langsung berjalan menuju kamar Fritzy.

"Wah kamar kamu besar banget," kata Shasha memasuki kamar Fritzy.

"Iya tapi sepi, sendirian, menurutmu enak jadi anak tunggal? Menurutku sih enggak, gak ada yang nemenin main," kata Fritzy merebahkan badannya di kasurnya.

"Hmmm, gak tau ya, soalnya aku sama bunda kemana-mana ampir selalu bareng sih," kata Shasha.

"Enak ya, orang tua ku selalu sibuk, papa sibuk kerja, mama sibuk sama kue nya," kata Fritzy melamun.

"Dah lah, gak papa, liat sisi positifnya aja, semua ini kan buat kamu, kalo butuh temen kan ada aku," kata Shasha nyengir.

"Makasih Sha," kata Fritzy senyum dan memeluk Shasha.

Mereka asik mengobrol dan bercanda gurau di kamar milik Fritzy. Shasha disana hingga agak malam. Karena terlalu asik dirinya lupa mengabari bundanya.

"Eh aku pulang ya, ini udah ditanyain bunda," kata Shasha mengecek hp nya.

"Yah, sepi lagi deh, nginep aja deh," rayu Fritzy.

"Aku gak tega bunda sendirian dirumah," kata Shasha menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Iya sih kasian bundamu," kata Fritzy akhirnya mengikhlaskan Shasha pulang.

Shasha telah menshare lokasi rumah Fritzy ke bundanya agar dijemput. Sebelum pulang Fritzy mengajak Shasha makan malam dulu.

Saat mereka menuju ruang makan Shasha melihat foto keluarga yang cukup besar.

"Wah foto keluarganya bagus, mama kamu cantik, papa kamu ganteng, pantes aja kamu cantik," kata Shasha memuji Fritzy.

"Bisa aja gombalnya," balas Fritzy membuat mereka tertawa.

Shasha merasa ada yang mengganjal namun dirinya tidak paham. Akhirnya dirinya membiarkannya dan makan bersama Fritzy.

"Non, ibunya temen non udah dateng, ada di depan," kata salah satu ART Fritzy.

"Makasih bi," kata keduanya kompak.

"Makasih ya Zy, seneng bisa main disini," kata Shasha memeluk Fritzy.

"Aku yang harusnya bilang makasih udah ditemenin," kata Fritzy.

Saat mereka menuju ruang tamu, sekali lagi melewati foto keluarga tadi. Dan tiba-tiba sesuatu terlintas di benak Shasha yang membuatnya terkaget.

"Kenapa Sha?" Tanya Fritzy karena ikut kaget melihat ekspresi kaget Shasha memandang foto itu.

Hmm gak mungkin, ayah udah meninggal, ini cuman kebetulan aja pasti, batin Shasha meyakinkan diri karena menyadari yang mengganggunya adalah wajah papa Fritzy mirip foto yang dia simpan selama ini.

"Heh, ayo, bunda mu nungguin," kata Fritzy menepuk pundak Shasha.

"Oh iya, sori, ayo," kata Shasha mendatangi sang bunda.

Keduanya pun segera pamit dan pulang kerumah. Kenapa semua ini makin membuat bingung. Apa ada yang bunda sembunyikan? Perasaan hati Shasha makin tidak menentu.




Cerita dari masa lalu untuk masa depanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang