10

65 12 3
                                    

Karin porak poranda, sebab ia telah mendapat kabar dari Sakura yang konon katanya tengah berada di luar kota.

"Jadi, kapan lo balik?"

"Belum pasti. Papa ditugasin di sini dan gak tahu kapan pulangnya."

"Lo udah kabarin Sasuke?"

"Nanti gue kabarin, tapi gak sekarang. Gue mau ngasih kejutan aja."

"Lo tahu gak, sih?! Kesannya lo gantungin dia. Kalau dia murka gimana?"

Karin mengubah chanel TV-nya. la sedang
berkomunikasi dengan Sakura, rencananya Karin mau memberitahu Sasuke soal ini. Tapi, tiba-tiba saja Sakura berkata seperti itu, hal yang membuat Karin mengurungkan niatnya.

"Gue tahu Sasuke. Dia gak sechildish itu."

"Emang lo gak kangen sama dia?"

"Banget. Cewek mana sih yang gak kangen sama cowoknya?"

"Ya. makanya kabarin dia. Ra. lo bisa nyesel"

Sebab Karin tahu, Sasuke sedang dekat dengan cewek lain di sekolahnya. Karin mengira, jika misi yang sedang Sasuke emban dapat mengubah perasaan.

"Lo harus hubungin dia secepatnya. Kalau nggak, biar gue yang ngasih tahu Sasuke tentang lo." Itu yang terakhir Karin katakan. Setelah sebelumnya Karin memakan dua butir kacang.

***

Sampai akhirnya sore telah datang. Sasuke masih berkediaman di rumah Ino, merecoki cewek itu yang tengah membuat cup cake.

Katanya, Ino ingin memberikan cup cake itu sebagai simbol sogokan kepada Sasuke, kalau Ino punya keluarga yang buruk dan memalukan. Sekaligus sebagai bahan ucapan terima kasih karena sudah tidak menertawakan Ino yang menangis sesenggukan.

"Inget, Sas. Lo dilarang keras mengumumkan atas apa yang terjadi barusan."

"Kenapa?"

"Ada aja," celetuk Ino sambil mencicipi cup cakenya. Sasuke duduk di kursi makan sambil bertopang dagu, matanya tak lepas dari pergerakan Ino.

"Ino." Sasuke bangkit. "Setidak masuk akal itu ya hubungan keluarga lo?"

"lya." Ino melirik Sasuke yang sudah berdiri di sampingya. "Kalau aja lo gak nyaksiin kejadian memalukan tadi, mana mau gue bikinin lo cup cake."

Sasuke tidak paham. "Kenapa lo gak mau gue sebarin kalau lo itu anaknya Om Inoichi, lagi pula nama lo juga mirip sama dia."

"Ceritanya panjang". Ino meniup-niup cup cake yang baru saja keluar dari open, lalu Ino memberikannya pada Sasuke yang justru membuka mulutnya. Akhirnya terjadilah acara suap menyuap cup cake.

Sasuke mengangguk, mulutnya penuh.

"Tar malem lo datang, kan?"

"Lo mau hadiah apa dari gue?" tanya Sasuke setelah menelan isi dalam mulutnya.

"Sesuatu yang berbeda dari yang lain dan yang gak mudah gue lupain."

"Ciuman?"

"Dih, mesum!" cetus Ino.

Sasuke terkekeh. Kemudian ia membantu Ino menyusun cup cake di dalam kotak bekal. Katanya, Ino sengaja membuatkan juga untuk keluarga Sasuke di rumah, terutama untuk Inami.

"Gih, sana pulang!"

"Kok ngusir? Kita baru aja rukun, gak main
sayang-sayangan dulu sebagai simbol pertemanan, siapa tahu bisa jadian?"

Ino mendengkus. Lalu mendorong tubuh Sasuke sambil tangan satunya memegang kotak bekal yang telah dibungkus plastik.

"Emang cuma lo, ya? Cowok seganteng gue
diusir" Sasuke misuh.

SASUINO { As long as it's happy }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang