Alkana kini sedang berada di halte bus, untuk apa? menunggu sopirnya menjemput lah. Dirinya harus berjalan lumayan jauh untuk sampai di halte, tapi tidak sejauh itu sampai membuatnya kelelahan. Alkana mendudukkan dirinya di kursi halte, menghela napas lelah.
"Alkana ga enak banget jadi lo, balikin gue ke diri gue anjing" katanya dengan pasrah, baru sehari dia jadi Alkana dia sudah mendapat banyak perundungan yang menyakiti fisiknya.
Hidupnya yang nyaman tentram berubah 180 derajat dengan hidup Alkana yang jika bisa dia katakan seperti neraka.
Dia menunduk meratapi nasibnya, melihat sepatu yang sudah usang yang kini dia pakai. Menghela napas lagi, tapi kini karena sepatunya itu. Kenapa sih Alkana sangat suka hidup di bawah penderitaan. Kenapa dia tidak memanfaatkan kekayaannya untuk hidup dengan nyaman. Bisa dilihat dari sepatunya yang usang dan tidak layak pakai, pantas saja dia dijuluki miskin. Padahal Alkana bisa saja membeli lima pasang sepatu yang sedang hype saat ini dengan uangnya.
Lama dirinya termenung di halte membuatnya sadar kenapa sopirnya itu lama sekali menjemputnya, bahkan hari sudah mulai sore. Alkana mengeluarkan hapenya berniat menghubungi sopirnya itu, ingatkan dia untuk protes saat sopirnya sampai.
Mengutak atik hape itu dan mendapat balasan bahwa ban mobil meletus di tengah jalan dan kini harus berada di bengkel, sopirnya berulang kali meminta maaf karena keterlambatannya.
Alkana berusaha sabar, cobaan apalagi ini. Ingin dia mengumpati sopirnya itu, tapi yang dia balaskan hanya tidak apa-apa dan dia memilih untuk pesan taxi saja. Tangan Alkana bergerak lincah untuk memesan taxi online, pencet pencet jadi, dia kini hanya menunggu taxi pesanannya datang.
"cape ih pengen rebahan" gumamnya, dia sudah membayangkan kasur epuk dikamarnya yang mengoda untuk segera ditempati. Tubuhnya juga remuk karena kejadian di sekolah tadi.
Sedang enak enak bengong eh tiba-tiba ada suara motor banyak banget yang membuat Alkana reflek melihat asal suara itu berada. Alkana mengernyitkan keningnya karena banyak banget motor sport berhenti tak jauh dari tempatnya duduk.
"bjir rame amat kaya mau tawuran" gumamnya sembari memandangi kumpulan orang itu, tapi Alkana memilih buat bodoamat karena bukan urusannya juga .
Tak lama suara motor sport terdengar lagi, dan lagi-lagi AlkaNa menoleh ke asal suara. Datang sekelompok orang yang juga menaiki motor sport tapi berseberangan dengan kelompok tadi. Kalo kelompok ini dominan warna merah di motor mereka, sedangkan kelompok yang tadi dominan warna hitam.
Alkana menelan reflek ludahnya "ini kayaknya tawuran beneran deh" kata Alkana karena melihat masing-masing kelompok turun dari motor m ereka masing-masing dan mulai berjalan saling mendekati, Alkana yang posisinya berada di tengah-tengah kubu otomatis panik.
Dia bersiap meninggalkan tempat itu, takut kena keroyok. Tapi gerakannya berhenti dan tubuhnya seketika menegang kala mendengar apa yang dikatakan salah satu orang di kubu itu.
"woi lo yang disana, mau kabur hah?!"
VOTE TEMAN-TEMAN
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY ME!!
Adventure" woi ini beneran? ga lucu woii! huaaaa bundaaa" Arkana Samudra tiba-tiba terlempar ke dunia novel yang dia baca dan menempati tubuh tokoh yang sangat tidak berguna dan sialnya tokoh yang selalu terkena imbas dari perbuatan tokoh lain. this is tran...