27. Kedatangan Si Licik

9 3 0
                                    

Setelah cerita kelima pasangan selesai, tak disangka-sangka ternyata sudah jam setengah 1 malam. Mereka tersadar akan hal itu karena Akim yang tiba-tiba menangis kencang dari kamar. Hannah segera berlari ke kamar untuk menenangkan Akim.

"Eh iya udah jam setengah 1 nih, malem banget." Dinda beranjak dari duduknya, dia menarik lengan Ravendra. Sebenarnya dia masih malu karna cerita Ravendra yang mengincar dirinya sejak Ravendra masuk kantor.

"Dinda kok gamau tatap Ravendra, iwh masih malu ya," goda Nara pada Dinda, dia mendorong bahu dinda hingga Dinda hampir terjatuh. Dinda balik mendorong Nara hingga benar-benar terjatuh juga.

"Jahat ih kamu, Nara lagi hamil pun di dzolimi." Keyfa membantu Nara untuk berdiri, Nara memberikan tatapan sinis pada Dinda karena ke dzolimannya barusan.

"Eh udah pada mau pulang ya?" tanya Hannah sambil membawakan kantong plastik berisi nasi kotak yang tadi dia pesan.

"Ada pegangan untuk pulang, makasih ya Hannah, undang-undang terus yah?" ucap Dinda bercanda.

Hannah tersenyum kesal awalnya lalu tertawa juga karena tau candaan biasa yang Dinda berikan setiap harinya. Akhirnya mereka salam-salaman untuk pamit pulang, para suami sudah keluar dari rumah Hannah.

"Eh tau gak yang kemarin labrak kita?"

Hannah, Dinda, Nara, dan Keyfa terhenti dari langkahnya setelah mendengar itu. Mereka membuat sebuah lingkaran dan menyandar di dinding rumah Hannah untuk mendengar sedikit cerita itu.

"Bakal panjang nih, udah kita duluan aja." kata Raven, dia pun akhirnya berpisah dengan yang lain dan masuk kerumah masing-masing

"Dia pindah rumah karna mertuanya suruh, trus hari ini udah ada yang ambil alih rumahnya. Siapa ya kira-kira?" Risha menebak-nebak seperti apa tetangganya nantinya, apakah yang julid seperti orang sebelumnya, atau apakah yang baik seperti malaikat.

"Tapi aku punya firasat yang buruk banget, rasanya kayak naik darah gitu kenapa ya?" kata Dinda sambil mengepalkan tangannya, dia merasakan aura yang tidak sedap saat tau akan ada tetangga baru itu.

"Kita lihat aja nanti gimana, besok kan minggu, pake setelan jogging jangan lupa."

~

"Za-zaefa?"

Risha menatap bingung, ternyata yang pindah ke rumah itu adalah sahabat lamanya hingga kuliah. Zaefa adalah orang yang merebut pacar Risha, Bian. Dan yang lebih mengejutkannya lagi, Bian pun berada disana untuk tinggal bersama mereka. Seperti nya Zaefa sedang hamil.

Hannah berfikir sebentar, dia mengingat nama yang tidak asing ini. Ternyata Zaefa pernah di ceritakan oleh Risha(eps 9).

"Ohh jadi dia???" Hannah menunjuk tepat di wajah Zaefa. Lagi-lagi wajahnya seolah tak tau apa yang terjadi, dia membuat wajah paling polos dan lugu di dunia.

"Ke-kenapa ya mbak?" ucapnya dengan nada ketakutan.

"Dih wajah lo gausah sok bodoh deh!" Dinda membentak Zaefa yang merasa si paling tersakiti, Bian mendatangi arah suara yang keras itu dan melindungi Zaefa yang tidak diapa-apakan itu.

"Kenapa lo Risha, bukannya lo yang tiba-tiba ninggalin gue?" kata Bian dengan nada mengintimidasi.

Risha tidak sedih sedikitpun karna dia memang sudah melupakan Bian, dia hanya terkejut tapi Bian merasa Risha sedang cemburu.

"Eh Nara, kok enggak ikut roasting?" bisik Keyfa, biasanya Nara paling menohok dalam roasting-meroasting. Tetapi kali ini dia hanya diam sambil mengerutkan alis saja.

"Lagi mau sabar aja, soalnya takut kebawa ke anak." Nara ternyata takut anaknya akan bersifat sama dengan ibunya. Mengingat saat ini Nara sudah hamil selama 7 bulan.

Zaefa sedikit mendekat pada Risha, dia berjalan sedikit demi sedikit supaya tidak diketahui oleh Bian. Dia menyilangkan tangannya diatas perut dan mendekat ke telinga Risha.

"Lo kapan nikah?" Zaefa kemudian menjauh dan ingin melihat reaksi takut Risha. Tetapi bukannya takut, Risha terkekeh kecil sambil melihat kearah lain. Dia menatap kasihan pada Zaefa. Kini Risha yang mendekat pada Zaefa dengan langkah penuh percaya diri, dia menatap dekat Zaefa. Bian ingin menghalangi nya namun Zaefa tidak melawan Risha.

"Jangan-jangan.."

"Lo nikah sama dia karna mau pamer ke gue doang??" Risha tak mendapatkan jawaban dari Zaefa, Zaefa hanya terdiam sambil menggeretakkan gigi nya. Melihat reaksi lucu itu, Risha tertawa dan menyeka air matanya yang keluar tiba-tiba karna tertawa.

Risha mendekati telinga Zaefa untuk bertanya lagi, "Atau.. Married By Accident?"  Risha menatap keperut Zaefa yang sepertinya sudah membesar, sedangkan Risha putus dengan Bian baru 7 bulan yang lalu. Zaefa terkejut karna itu benar, begitupula keempat teman Risha saat mendengar itu.

"Yang mana!" teriak Irsyad dari sana, teriakannya menggema di jalan komplek.

"Tenang dulu syad, tapi yang itu sih rumahnya tadi gua liat!" Ravendra dan Imran menunjuk rumah Bian, mereka berdua ternyata melihat Risha yang sedang berdebat. Tapi saat Irsyad melihat rumah itu.

PLAK!

Tangan Bian mendarat di pipi Risha hingga Risha terhuyung, semudah itu dia menampar pipi seorang wanita. Dinda mendorong Bian hingga terjatuh dan Hannah mengolok-olok nya yang sudah menampar Risha.

"GILA LO!" seru Hannah. Imran berlari untuk mendorong mundur Hannah. Dia takut Bian ajan menampar Hannah juga.

Nara menenangkan Risha yang sudah menangis, rasanya pasti sakit sekali. Bian pernah melakukan hal ini juga pada Risha saat masa pacaran dulu. Bukan hal yang salah jika Risha cepat memutuskannya kemarin. Zaefa hanya tersenyum sendiri melihat Risha menangis, dia merasa Risha sakit hati karna itu.

Bian ingin berdiri, namun dia mendengar larian seseorang mendekat kearahnya. Irsyad berlari kearahnya dan mendorong nya lagi, Irsyad menamparnya 5× untuk membalas tamparan Bian pada Risha. Lalu dia menarik kerah Bian, Bian mendorong-dorong tangan Irsyad dari lehernya, namun tak bisa.

"Akhh..  l-...lo... siapa khhh." Bian susah bernapas karna Irsyad menarik kerahnya kuat.

"Berani ya tangan lo nampar perempuan yang orang tua dia dan orang tua gua sayang!" teriak Irsyad, dia kemudian mendorong Bian kembali ke tanah.

"Kamu siapa?" panggil Zaefa dengan nada sok imutnya, dia membatin bahwa Irsyad sangat tampan. Jadi sepertinya dia ingin mendekati Irsyad.

Irsyad berlalu saja, dia merangkul Risha dan mengajaknya pergi. Risha kemudian tersenyum dan air matanya di seka oleh Irsyad. Zaefa terkejut melihat itu, dia heran kenapa Irsyad merangkul Risha dan bukan dirinya.

"Kok dia gak tanyain keadaan aku sih, kan aku yang di maki Risha," batin Zaefa kesal.

"Kaget ya dengan spek SUAMI RISHA, lo daritadi kepedean tau gak," bisik Keyfa, dia dari tadi tidak tahan melihat Zaefa yang senyum-senyum melihat Risha menangis. Maka dia mengatakan hal itu pada Zaefa. Setelah mengatakan itu, Dinda dan Nara menarik Keyfa dan kemudian melambai syantik ke arah Zaefa. Mereka tertawa melihat ekspresi Zaefa yang masih terkejut.

~

"Kamu kok bawa aku pulang sih?" tanya Hannah setelah sampai dipintu rumah.

"Ini Akim gak mau sama aku lagi, dia cariin kamu." Imran menghampiri Akim yang sedang berada di tangan Alvaro, Alvaro ternyata dititipi Akim sebelum Imran meninggalkan rumah tadi.

"Eh var ga kerja?" tanya Hannah basa-basi sambil menidurkan Akim lagi.

"Minggu ngapain kerja sih Han, mending istirahat deh," kata Alvaro sambil memakai sendalnya, dia berniat untuk langsung pergi kesebelah. Yaitu rumahnya.

"Nanti caturan ya var!" teriak Imran sebelum Alvaro pergi.

bersambung..

special tag
Carolineq_
fluffyyoshiii
nanasaynana
Melani932









Gara-gara Tetangga!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang