Sepucuk Krisan

39 1 0
                                    

"Pemotretan Brand Enchanta akan berlansung di week ini, Phuwin. Jaga berat badanmu!" Phuwin menatap managernya jengah. Dirinya melihat ke kaca dan menatap tubuhnya.

"Berat badan dan proporsi tubuhku tetap terjaga, Phi." Dengan malas Phuwin menggerakan kakinya ke arah belakang, sehingga kursinya memutar 180 derajat.

"Aku tahu, kali ini kita akan pemotretan baju untuk gym. Tentunya bersama pelatih dancer yang waktu itu kamu lihat di gym."

"Maksud Phi dengan Phi Pond?" Senyum sumringah terpampang jelas di wajah manis Phuwin.

"Jaga sikapmu ketika di sana. Aku hanya bisa mengantarmu dan menjemputmu, Joong masih ada jadwal untuk syuting dan membutuhkan aku juga." Phi Jack menjelaskan sambil merapikan barang-barang yang hendak dibawa.

"Tenang saja Phi, aku akan menjaganya dengan baik," bisik Phuwin pada kaca ditangannya.

Saat keluar dari ruang rias, Phuwin bertabrakan dengan Nabilla, saingannya dalam dunia entertainment ini. Keduanya saling memandang sinis.

"Jangan sok cantik lu!" Phuwin tersenyum sinis.

"Gue memang cantik sejak lahir. 1 hal lagi," Nabilla mendekati telinga Phuwin dan berbisik, "Gue tidak bisa dikecoh oleh apapun."

Nabilla meninggalkan Phuwin dengan senyum kemenangan.

"Lihat saja! Siapa yang akan dipermalukan diakhir nanti." Phuwin berlalu juga setelah mengucapkan itu.

--

"Ingat pesan aku tadi, ya." Phuwin menganggukkan kepalanya dan memasuki gedung pemotretan.

"Maaf, saya baru datang." Phuwin masuk ke tempat pemotretan dengan senyuman manis.

"Ah, Phuwin sudah datang. Kita tinggal menunggu Pond berarti. Phuwin, kamu boleh ke ruang rias dahulu, ya." Phuwin menganggukkan kepalanya dan berjalan memasuki sebuah ruangan.

Dari ruangan tersebut, Phuwin mendengar suara Pond yang sudah datang. Pond memasuki ruangan dan menatap Phuwin yang lumayan manis dengan baju simpelnya.

"Hai, aku pikir siapa yang datang. Ternyata, yang waktu itu ada di gym." Pond menyapa Phuwin dengan senyumnya.

"Phi Pond? Aku pikir siapa.... Senang bertemu Phi kembali." Phuwin mengulurkan tangannya dan disambut baik oleh Pond.

"Pulang nanti, mau ngobrol berdua?" Pond mengedipkan matanya dan duduk dikursi yang disediakan untuknya.

--

"Phuwin, bisakah kamu meletakan tanganmu di pundak Pond? Sepertinya akan cocok."

Instruksi demi intruksi diberikan oleh fotografer. Tidak jarang juga Pond dan Phuwin sendiri yang mengimprovisasi pemotretan mereka. 3 jam berlalu setelah pemotretan itu, Pond dan Phuwin kembali ke ruang ganti mereka.

"Bagaimana? Tertarik?" Phuwin menoleh ke arah Pond dan mendekati wajahnya.

"Um... aku tertarik, (tersenyum dan menyusuri dagu Pond dengan jari telunjuknya) sedikit...." Phuwin kembali ke kursinya dan mengemasi barang-barang dia.

"Aku pamit lebih dulu, ya. Sampai bertemu di gym besok sore." Senyum manis Phuwin membuat Pond semakin senyum smirk.

"Menarik..." bisik Pond. Dia mengulum bibirnya dan tersenyum kembali, "Kamu harus jadi milikku."

--

Pond kembali ke tempat dia berlatih dan melatih dancenya. Dia memutar musik "Alibi dari Sevdaliza".

"Cukup menyenangkan bila menari bersama dengan Phuwin dengan musik ini." Pond melihat ke kaca dan tersenyum sinis kembali.

"Pond, kamu menyetel musik dengan genre seperti ini, tumben..." Aou masuk dan melepas topinya.

Sepucuk Krisan (BL||PondPhuwin) [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang