Tujuh Aturan

2.5K 119 13
                                    



__________


Pagi hari tiba dengan sinar matahari yang menyelinap masuk melalui celah tirai di kamar Dio. Mrs Linda memasuki kamar dengan langkah pelan, mendekati tempat tidur bayi yang ditempati Dio. Dengan lembut, ia membangunkan Dio, seperti seorang ibu yang membangunkan bayi kecilnya.

"Dio, sayang, bangun. Sudah pagi, waktunya sarapan," kata Mrs Linda sambil tersenyum.

Dio membuka mata perlahan, merasakan basah dan dingin di area selangkangnya. Ternyata, ia mengompol semalam, dan popoknya terlihat mengembung. Merasa malu, Dio hanya diam dan tidak memberitahukan hal ini kepada Mrs Linda. Ia bangun dari tempat tidurnya, masih merasa canggung dengan situasi ini.

"Mari kita turun ke bawah tuan muda. Sarapannya sudah disiapkan," ajak Bi Ani.

Dio mengikuti Bi Ani keluar dari kamarnya, menuruni tangga menuju ruang makan. Di meja makan, sudah tersaji berbagai makanan enak. Mr. Richard dan Mrs. Linda duduk di ujung meja, menunggu kedatangan Dio. Ketika melihat Dio, mereka tersenyum hangat, meskipun ada ketegangan yang masih tersisa dari kejadian malam sebelumnya.

"Selamat pagi, Dio," sapa Mrs. Linda dengan lembut. "Ayo, duduk dan sarapan bersama kami."

Dio duduk di kursinya dan mulai mengambil makanan. Meski masih merasa canggung, rasa lapar membuatnya memakan hidangan dengan lahap. Suasana di meja makan cukup tenang, namun Dio merasakan ada sesuatu yang akan dibicarakan.

Mr. Richard meletakkan sendoknya dan menatap Dio dengan serius. "Seperti yang kami katakan saat pertama kali membawamu ke rumah ini. Dio, kami perlu bicara tentang aturan-aturan di rumah ini. "

Dio mengangguk pelan, mencoba menyimak dengan baik.

"Pertama, kamu tidak boleh keluar dari kamarmu tanpa izin, terutama di malam hari, jangan sampai kejadian semalam kau ulangi lagi" lanjut Mr. Richard. "Kedua, kami ingin memperlakukan kamu mulai dari 0, yang artinya kamu harus menjadi bayi mulai dari tidur di ranjang bayi, memakai popok, dan hal lainnya yang dilakukan oleh bayi."

"Tapi aku bukan bayi! Apakah kalian tidak bisa melihat bahwa aku sudah besar?" ucap DIo dengan nada kesal.

Mrs. Linda menjawab dengan nada lebih lembut, "Tapi dimata kami sekarang, kamu sudah terlihat seperti bayi, coba kamu liat dirimu sendiri di cermin, betapa menggemaskannya kamu sekarang yang sedang memakai baju itu dan telihat tonjolan popok yang sudah penuh dibagian bawahmu"

Dio pun melihat pada dirinya sendiri dan sadar bahwa kehidupan baru yang cukup aneh ini akan menjadi gaya hidupnya setelah dia dijual oleh ayah kandungnya.

"Umm... tapi... tapi aku tidak tau caranya menjadi bayi." ucap Dio dengan gugup

Mr Richard menjawab "Apakah sesusah itu menjadi bayi? Menjadi bayi itu sangat mudah. Kamu tak perlu memikirkan apapun, kamu tak perlu melakukan apapun. Kamu hanya makan, tidur, bermain dan buang air saja. Apa yang sulit dari peran bayi?"

Mrs. Linda menambahkan "Kami hanya ingin kamu merasa aman dan dicintai, Dio. Jika kamu bisa mengikuti aturan-aturan ini, kami yakin semuanya akan berjalan dengan baik. Kamu juga tak perlu khawatir, ada Bi Ani yang akan menjadi pengasuhmu dan membantu semua hal yang kamu butuhkan."

"Tenang tuan muda Dio, saya akan selalu ada disamping anda" ucap Bi Ani

"Tapi apakah aku juga harus berbicara seperti bayi? Kalau iya, aku merasa keberatan melakukanya" ucap Dio

"Bicara seperti bayi itu menurutmu bagaimana?" Tanya Mrs Linda

"Seperti mengucapkan, 'Goo... goo... gaa... gaa...'" ucap Dio dengan malu-malu

"Hahaaha, memang telihata lucu kamu ya, kalau begitu kami akan melonggarkan aturannya, kamu boleh berkomunikasi dengan semua orang seperti biasa, tak perlu mengucapkan bahasa bayi, tetapi selama setahun kamu harus menjadi bayi kami, apa kamu siap?" Tanya Mrs Linda

"Aku... Aku masih bingung," ucap Dio.

"Kamu bingung kenapa? Coba aja jalani dulu. Ini sangat mudah," ucap Mr. Richard.

"Oke-oke, aku..." kata Dio, sebelum terpotong oleh Mrs. Linda yang mulai menjelaskan aturan-aturan yang harus diikuti.

Mrs. Linda berkata dengan lembut, "Baiklah, Dio. Kami akan jelaskan ulang tentang aturan yang harus dipatuhi. Pertama-tama, kami ingin kamu memanggil Mr. Richard sebagai Papa, dan aku sebagai Mama. Itu adalah aturan pertama."

Mr. Richard menambahkan, "Ya, dan peraturan kedua adalah kamu akan diperlakukan seperti bayi. Itu berarti setiap kali makan, kamu akan disuapi oleh kami atau oleh Bi Ani. Kamu tidak boleh makan sendiri."

"Ketiga," lanjut Mrs. Linda, "mandi dan berpakaian akan dibantu oleh kami atau oleh Bi Ani. Kamu tidak boleh melakukannya secara mandiri."

"Kamu juga harus tidur siang dan tidur malam secara teratur," tambah Mr. Richard. "Itu peraturan keempat."

Mrs. Linda melanjutkan, "Kelima, kamu harus selalu menggunakan popok dimanapun dan kapanpun selama 24 jam. Selain itu kamu juga tidak boleh mengganti popokmu sendiri."

"Enam," kata Mr. Richard, "kamu harus selalu berkata baik dan tidak boleh mengatakan sesuatu yang buruk."

"Dan yang terakhir, peraturan ketujuh," kata Mrs. Linda, "kamu harus selalu mengikuti perintah kami sebagai orang tuamu."

Dio mendengarkan dengan seksama setiap peraturan yang diucapkan oleh Mr. Richard dan Mrs. Linda. "Aku... Aku akan mencobanya," kata Dio akhirnya, meskipun masih merasa ragu.

Mr. Richard tersenyum dan menepuk pundak Dio. "Kamu akan baik-baik saja, Dio. Ingat, kami melakukan ini untuk membuatmu merasa bahwa kita benar-benar keluarga"

Mrs. Linda mengangguk setuju. "Betul sekali. Kamu tidak sendirian, Dio. Kami semua ada di sini untukmu."

Bi Ani yang berdiri di samping Dio, juga tersenyum menenangkan. "Tenang tuan muda Dio, saya akan selalu ada di samping anda."

Dio menghela napas dalam-dalam dan mencoba untuk menerima situasi ini. "Oke, Papa, Mama. Aku akan mengikuti peraturan-peraturan ini."

"Bagus, Dio," kata Mrs. Linda sambil memeluk Dio. "Kamu anak yang baik. Kamu pasti bisa melakukannya"


__________



BERSAMBUNG..............


NEXT EPISODE TERGANTUNG VOTE

butuh 40 VOTE untuk lanjut 🤲🏼🙏🏼




---


BABY DIO  [ON GOING LAGI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang