Bab 14: Harapan

145 23 0
                                    

Pagi-pagi buta, Aiken kembali memanggil para kesatria berkumpul di ruang pertemuan. Namun, kali ini, Aiken membiarkan Hugo beristirahat karena dia yakin pasti Hugo masih memerlukan waktu untuk menenangkan dirinya setelah mendengar berita mengenai keluarganya.

Di dalam ruangan tersebut hanya ada Aiken, Andrew, beserta enam kesatria yang duduk di kursi masing-masing.

Suasana di dalam ruangan tersebut cukup mencekam. Itu semua karena Aiken tidak kunjung membuka mulutnya tepat setelah 15 menit mereka semua duduk di kursi.

"Kalian sudah tahu kan apa yang terjadi di Mafornburgh akhir-akhir ini?" ucap Aiken.

Keenam kesatria tersebut menganggukkan kepala mereka secara serentak.

Keadaan saat ini bisa dikatakan cukup kacau karena kehadiran makhluk hitam mengerikan yang akan membuat orang-orang menjadi gila ketika mencium aroma busuknya yang menyengat.

"Nona Spirit pun mengatakan bahwa Pohon Abadi telah kehilangan banyak daunnya" jelas Aiken lagi.

"Hal ini pernah terjadi ketika Lucius hendak mengalahkan Azura dan mengambil alih Pohon Abadi."

Tidak ada yang berbicara di antara mereka selain Aiken. Sosok yang saat ini mengambil alih kepemimpinan di Darhagen itu berusaha terlihat tegar walaupun suasana hatinya bagaikan badai yang berkecamuk di tengah laut.

Mereka semua menghadapi sesuatu yang besar.

Pilihan mereka hanya dua.

Hidup atau mati.

"Prajurit kita kian menipis karena rata-rata mereka gugur melawan bagian dari Chaos yang muncul secara tiba-tiba dan tidak bisa diprediksi. Pasukan dari tiap kota besar pun ragu mengirim prajurit mereka untuk melaksanakan patroli di sekitar Mafornburgh serta di perbatasan."

Aiken harus memperluas jangkauan keamanan di Mafornburgh karena dia takut bagian dari Chaos ini akan keluar dari perbatasan dan akan menyerang negara-negara yang memang murni tidak memiliki penyihir.

Satu-satunya negara sihir di Gredam hanyalah Mafornburgh.

Dan tidak semua penyihir bisa disebarluaskan ke seluruh Gredam hingga ke daerah pelosok sekaligus dikarenakan penyihir yang terbatas.

"Kalian para kesatria, pimpin operasi keamanan ini, bawa para prajurit yang berasal dari pasukan khusus untuk berkeliling menjaga Maforbnburgh."

"Tapi, tuan, jika kita semua pergi, bagaimana dengan Darhagen? Siapa yang akan menjaga Darhagen?" tanya Eric.

Aiken menatap satu per satu para kesatria ini.

Dia telah memikirkan semua rencana ini dengan Andrew dan mendiskusikannya bersama para tetua tanpa adanya ikut campur para kesatri.

Aiken tahu ke mana arah tujuan Chaos.

Dan Aiken telah merencanakan sesuatu dan tidak mau melibatkan para kesatria lebih jauh.

Dia tidak ingin ramalan dari Yuura itu menjadi kenyataan.

"Aku dan Andrew akan menjaga Darhagen selama kalian pergi menjaga keamanan Mafornburgh" jelas Aiken.

"Tuan..."

Garren tidak jadi melanjutkan kalimatnya karena Aiken sudah mengangkat tangannya untuk meminta Garren berhenti berbicara.

Ini adalah keputusannya dengan Andrew.

"Bersiaplah dan temui anggota kalian masing-masing sesuai dengan wilayah penjagaan kalian" ucap Aiken yang tidak bisa dibantah oleh para kesatria itu.

Mereka merasa aneh karena harus melaksanakan misi secara terpisah karena biasanya mereka akan selalu bersama-sama.

Paling tidak, jika mereka diminta pergi ke suatu wilayah untuk melaksanakan misi, dua di antara mereka yang akan pergi. Tidak seperti sekarang yang mereka benar-benar pergi seorang diri, memimpin sebuah pasukan untuk menjaga keadaan di Mafornburgh.

[FF NCT DREAM] Helmut: ChaosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang