Jin hanya duduk dengan amplop di tangannya, bukankah seharusnya dia bahagia dengan perceraian ini? Dia menerima banyak panggilan telepon dari keluarganya tapi dia mengabaikan semuanya. Dia mematikan teleponnya dan menangis.
"Apa yang sebenarnya kau inginkan Jin?" gumam Jin.
Dadanya terasa sesak, kenapa perceraian ini menjadi begitu menyakitkan baginya, dia ingin bahagia, tapi kenapa hatinya semakin terasa sakit.
.
.Enam bulan kemudian
"Sayang... Apa kau baik-baik saja?" Seorang pria berjalan menghampiri Jin di kamarnya.
"Ya, aku baik-baik saja" Pria itu duduk di samping Jin yang sedang mengelus perutnya yang besar.
"Tiga bulan lagi kau akan melahirkan dan setelah itu aku akan menikahimu seperti janjiku"
"Ken... Aku sudah pernah bilang kan? Jangan menikah denganku karena kau merasa tidak enak melihatku seperti ini, aku—"
"Sshh... aku mencintaimu"
"Ken..."
"Tidak apa-apa, kau tak perlu memikirkannya, kesehatanmu lebih penting"
"Baiklah" Jin hanya menunduk saat Ken merangkul tubuhnya. Ken adalah salah satu klien Jin, ia telah mengenal Jin sejak lama namun menghabiskan waktunya di luar negeri untuk mengelola perusahaannya.
Lalu bagaimana dengan Yoongi? Jin memutuskan untuk menepati janjinya, ia tidak akan menikahi Yoongi. Padahal Jungkook memintanya untuk bersama Yoongi.
Jin tidak pernah mengatakan bahwa ia mencintai Ken, namun Ken terus mendekatinya. Dia memberikan perhatian yang selalu diinginkan Jin. Dia menerima Jin dengan kondisinya yang sedang hamil.
Mereka tidak tinggal bersama, tapi Ken selalu datang untuk memastikan Jin baik-baik saja. Meskipun Jin mengatakan bahwa dia tidak perlu melakukan itu.
"Sayang"
"Hmm"
"Maukah kau ikut denganku? Salah satu temanku mengadakan pesta lajang, dia akan segera menikah"
"Apa? Tapi aku sedang hamil besar, aku rasa aku tidak bisa datang ke pesta seperti itu"
"Kumohon.."
"Ken... tapi—"
"Aku berjanji jika kau merasa lelah kita akan pulang, kau pasti bosan di rumah, kan?"
"Oke"
.
.Saat mereka tiba di pesta, Jin melihat banyak orang disana. Ken membawanya ke sebuah kursi dan menyuruhnya duduk disana.
"Aku akan mengambilkan jus jeruk untukmu, oke?" Jin hanya mengangguk dan Ken mencium kening Jin lalu pergi. Jin masih sibuk melihat kesana kemari hingga matanya tertuju pada seseorang yang juga menatapnya dari kejauhan.
Jin hanya menatap pria itu dalam diam dan saat pria itu pergi, Jin berdiri dari kursinya dan mengikuti pria itu. Tapi dia tidak bisa menemukannya.
"Mungkinkah aku salah lihat?" gumam Jin.
"Kau sangat cantik" Jin terbelalak mendengar suara itu.
Ia menoleh ke belakang dan melihat Jungkook di depannya.
"Jungkook..."
"Hai"
"Apa yang kau lakukan disini?" Jungkook mendekati Jin.
"Aku... Aku—"
"Jin, aku mencarimu" Ken mendekati mereka berdua.
"Oh hai, kau kenal dia?" Tanya Ken.
"Ya. Dia—"
"Aku temannya" Jungkook tersenyum dan Ken membalas senyumannya.
"Hai, aku Ken, pacar Jin" Jin menoleh pada Ken dan menatap Jungkook.
"Aku Jungkook... Maaf, aku harus pergi dulu, senang bertemu denganmu Ken, sampai jumpa Jin" Jungkook membalikkan tubuhnya dan pergi.
"Hei ada apa denganmu?" Tanya Ken.
"Ken, aku ingin pulang"
"Kenapa? Kita baru saja tiba"
"Ken, kau berjanji padaku"
"Baiklah, baiklah, ayo kita pulang, ini kunci mobilku, tunggu di mobil, aku akan menemui temanku dulu, oke?"
"Oke" Jin keluar menuju mobil Ken dan dia melihat Jungkook ingin masuk ke dalam mobilnya.
"Jungkook!!!" Teriakan Jin membuat Jungkook berhenti dan menoleh ke arah Jin. Jin menghampirinya dengan perut buncitnya.
"Jungkook—"
"Jin.. kau seharusnya istirahat di rumah, kenapa kau ada disini? Bagaimana kabar bayimu?"
"Ini... Ini adalah bayi kita Jungkook"
"Aku harus pergi."
"Tunggu..." Jin memegang tangan Jungkook.
"Ada apa?"
"Jungkook.. aku.. aku merindukanmu" Jungkook hanya menunduk dan tersenyum.
"Jangan, jangan lakukan ini, berbahagialah Jin, jangan pernah merindukanku atau mengingatku, aku adalah orang jahat"
"Aku tidak bisa"
"Kau pasti bisa Jin. Bolehkah aku menyentuh bayi kita?" Jin mengangguk dan tersenyum lalu saat Jungkook menyentuh perutnya, air matanya mengalir.
"Ohh Tuhan... maafkan aku" Jungkook menatap Jin dan begitu juga dengan Jin.
"Jungkook, maafkan aku..."
"Tidak, tidak apa-apa... Jin aku harus pergi, pulanglah, kau tidak boleh berada disini" Jungkook menatap Jin dan membelai pipi Jin.
"Apa kau kedinginan?" Jin mengangguk.
"Masuklah ke mobilmu, kau terlihat sangat cantik malam ini, sampai jumpa Jin" Jungkook masuk ke dalam mobilnya dan meninggalkan Jin sendirian disana.
Hati Jin hancur saat itu, bertemu dengan Jungkook
seperti mengenang masa lalu, tapi itu juga membuat kerinduannya semakin menggebu-gebu. Jin memegangi dadanya dan menangis."Aku merindukanmu Jungkook, selalu..." gumam Jin.
😭😭😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Epiphany | Kookjin ✔️
FanficPernikahan adalah tujuan akhir dari pertemuan dua orang yang sedang jatuh cinta. Janji yang diucapkan dalam pernikahan adalah kata-kata sakral yang harus dijaga hingga ajal menjemput. Namun bagaimana jika pernikahan Jin dan Jungkook tidak seperti ya...