Jinan, itu adalah nama lelaki yang saat ini sedang memuaskan dirinya ketika tanpa sengaja melihat kakak laki-lakinya dengan istrinya sedang berhubungan intim di kamarnya.
Jinan melihat itu ketika ia sedang ingin ke dapur dan melewati kamar kakaknya yang tak tertutup sepenuhnya. Ada suara desahan dan terdapat celah kecil yang membuat Jinan bisa mengintip ke dalam.
"Akhh mas, terus mash mmhh"
"Akhh memekmu itu loh dek enak tenan"
Jinan melotot ketika melihat kakak iparnya sedang menungging dan dibelakangnya ada kakaknya yang sedang memasukkan miliknya. Terpampang jelas badan mereka terlebih Jinan salah fokus ke payudara besar kakak iparnya itu membuat Jinan tiba-tiba bernafsu.
"Akhh mbak Maura akhh" betapa bejatnya Jinan ketika mendesahkan nama kakak iparnya sendiri dengan mengocok miliknya di kamar mandi.
Di pagi hari, Jinan keluar kamar lalu turun ke bawah. Di meja makan sudah ada kakaknya, Bimo dan juga Maura yang sedang menyiapkan sarapan.
"Jinan, ayo sarapan" ajak Maura lalu Jinan pun duduk di sebelah Bimo.
"Gimana kuliah kamu dek? Lancar?" Tanya Bimo.
"Lancar, mas. Temannya juga baik-baik" jawab Jinan sembari mengambil nasi dan juga lauknya.
"Oh syukur atuh," ujar Maura.
"Iya mba, ini juga aku sambil cari kosan yang dekat kampus. Temanku ternyata banyak juga yang tinggal di kosan dekat kampus"
"Gak ngekos juga ndak papa dek, kamu tinggal di sini juga kita senang. Iya kan mas?" Bimo mengangguk, menyetujui ucapan Maura.
"Bener kata mbak Maura, kamu kalo mau tinggal di sini ndak papa kok. Malah mas senang, soalnya rumah jadi rame" Jinan yang mendengar itu tersenyum senang, kesempatannya semakin banyak.
"Tapi aku gak enak juga kalo harus di sini terus mas, takut ganggu mas Bimo sama mbak Maura" mereka yang mendengar tertawa.
"Yo ndak papa toh, santai ajaa Nan. Kita gak merasa terganggu kok" ujar Bimo yang diangguki oleh Maura.
"Iya, Nan. Kami ndak papa kalo kamu mau di sini, gak keberatan sama sekali" Jinan pun tersenyum sembari mengangguk.
"Makasih banyak ya mas, mbak. Aku janji gak akan nyusahin kalian" Maura dan Bimo mengangguk sembari tersenyum.
Mereka pun melanjutkan sarapannya dengan diselingi obrolan ringan. Sehabis serapan, Bimo berpamitan untuk pergi ke kantor.
"Dek, mas jalan dulu ya" pamit Bimo ke Maura.
"Iya, mas Bimo hati-hati ya. Bekalnya dihabiskan"
"Iya sayang. Nan, ayo" ajak Bimo.
"Iya mas, sebentar aku pakai sepatu dulu"
Setelah Jinan mengenakan sepatunya, mereka pun berangkat. Sedangkan Maura ia melanjutkan membersihkan rumahnya karena orang yang baisa membersihkan, sedang izin pulang kampung.
Ketika sore hari, Maura sedang berada di kasurnya dengan mengocok miliknya. Entah mengapa, sore itu hawa nafsunya memuncak minta dipuaskan.
"Ahh ohh nikmat mmhh" desah Maura.
"Mbak, Jinan pulang" ujar Jinan lalu membuka sepatunya dan menaruhnya di tempatnya.
Jinan tak menemukan Maura, ia mencari karena ingin izin bahwa nanti malam dia akan main bersama teman kampusnya.
"Mbak?" Panggil Jinan.
"Akhh mmhh" Jinan terkejut mendengar desahan itu.
"Suara mbak Maura?" Tebak Jinan lalu ia segera ke kamar milik kakaknya dan kakak iparnya tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONESHOOT (21+)
General Fictionanak kecil harap menjauh dari sini! yang ga suka please go away!! ga usah report report cerita orang!