Bab 40🐉

44 3 2
                                    

Kekalahan terbesar seorang anak adalah saat ia melawan orang tuanya.
_Brian Airlangga.

PLAK!
Suara tamparan terdengar begitu kuat. Tak terbayang betapa sakitnya tamparan yang mendarat dipipi kiri Brian itu.

Splash! Splash! spalsh!
Beberapa kali sabetan mendarat tak kalah keras dipunggung Brian yang terbuka. Bekas merah nampak jelas disana.

Brian terpejam dengan rasa sakit yang luar biasa. Namun tak sedikitpun terdengar suara ringisan kesakitan darinya.

Brak! Brak! Brak!

Berkali-kali Risa menggebrak pintu dari luar tetapi sama sekali tidak menghentikan aksi Nikol.

"Mas! Berhenti!"

"Jangan sakitin Brian!! Buka mas!"

"Mas Nikol!!"

Suara Risa serak nyaris habis.
Tetesan air matapun tidak lagi terbendung. Bulir bening itu bebas meluncur bersamaan dengan rasa sesak didada wanita itu. Bagaimana tidak, kala mendengar suara kekerasan didalam kamar mandi Risa tidak mampu melakukan apapun untuk menghentikannya.

Beberapa menit semuanya terjadi. Hingga akhirnya pintu terbuka, dan Brian didorong kasar hingga terlempar keluar, tepat dibawah kaki Risa.

Wanita itu lantas memeluk tubuh putranya yang penuh dengan luka. Tubuh itu terasa dingin, dan bergetar seluruhnya.

"Brian... hiks... hiks... hiks...." Isak Risa tak tega melihat keadaan Brian yang demikian kacau.

Sementara Nikol? Pria itu menatap nyalang pada putranya. Tak ada rasa kasihan sama sekali yang terpancar dari mata tajam itu.

"Ekhm!" Nikol berdeham untuk menetralisir emosi yang masih membara didalam dadanya.

"Beresin semua barangnya. Kita ke Bandung malam ini." Celetuk Nikol tiba-tiba. Sebuah kalimat yang berhasil membuat Brian maupun Risa terkejut.

"Brian balik ke Bandung. Tinggal sama Abah dan Ami." Tegas Nikol.

"Pa_"

"Mas!"

Belum sempat mengatakan apapun, ucapan Brian dan Risa dipotong oleh suara Nikol.

"Bi Surtiiiii!!" Teriak Nikol. Dalam satu kali panggilan saja wanita paruh baya itu sudah bergegas datang menghadap.

"Beresin barang-barang Brian sekarang. Bawa semua alat sekolah dan semacamnya."

"Tapi tuan, den_"

"Beresin barang-barang Brian sekarang." Tandas Nikol penuh penekanan disetiap katanya.

Wanita itu mengangguk takut-takut. Tak ingin membuat Nikol makin marah, ia pun segera menuju kamar Brian untuk melakukan perintah Nikol.

Detik berikutnya, Nikol berbalik hendak pergi. Tapi langkahnya lebih dulu dihentikan oleh panggilan Brian.

"Pa!"

Pria itu menoleh perlahan. Menatap Putranya yang berusaha berdiri dengan susah payah dibantu oleh Risa.

Begitu sudah berdiri, Brian lantas berjalan mendekat. Sorot mata Brian nampak sayu dan berlinang bulir bening yang siap jatuh sebentar lagi.

Brian Airlangga Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang