Chp 02. Kapten Basket Milik Gadis Populer

7.2K 596 2
                                    

Satu setengah jam kemudian

"Coki, kapan dia datengnya? Cape tau cuma tiduran di sini doang?!" Gerutu Tristan kesal

[ Sabar dong, ini lima menit lagi sampai! Cepetan mulai!! ]

Tristan pun menutup matanya, tubuhnya tergeletak di aspal dengan seorang pria yang memeluknya.

Lima menit kemudian, sebuah mobil hitam tak jauh dari sana terlihat

Orang yang mengendarai mobil itu memelankan mobilnya

"Tuan Zehan, kayaknya ada yang kecelakaan di depan. Apa kita berhenti dulu? Takutnya ada orang yang masih selanat?" tanya seorang supir, bernama Rendi yang kisaran umur 32 tahun

Orang yang di sebut Zehan pun menatap ke depan, lalu mengangguk

Rendi pun berhenti tak jauh di belakang, hanya 20 meter jauhnya

Rendi pun keluar dari mobil dan berjalan ke arah mobil yang menabrak pohon itu

Rendi pun melihat seorang anak laki-laki kisaran umur 10 tahun yang tergeletak di aspal dan di peluk oleh seorang pria. Rendi pun mendekat ke arah keduanya, lalu Rendi memeriksakan keduanya.

"Hm, kayaknya ini ayah dan anak. Setelah ku periksa hanya anak ini yang masih hidup" batin Rendi, Rendi pun melihat sekeliling lagi dan tak menemukan ada orang lagi

Tak sengaja, Rendi melihat bensin yang keluar dari mobil yang menuju ke arah api.

Rendi membelalakan matanya, sadar bahwa mobil itu akan segera meledak.

Dengan cepat, ia pun menggendong anak itu ala pengantin dan berlari menjauh. Di saat bersamaan, bensin itu mengenai api dan

DUAR!!

Mobil itu pun meledak, sementar Rendi meloncat ke depan dan berguling. Memeluk erat anak yang ia gendong,

Sementara itu, pria yang di sebut Zehan tadi tersentak kaget dan mengalihkan pandangannya ke depan

Ia bisa melihat supirnya menggelinding dengan seseorang di peluknnya, dan ia pun melihat mobil yang habis meledak dan sekarang terbakar

Zehan pun keluar dari mobil, lalu menatap mobil yang terbakar itu

Lalu menatap ke arah Rendi, ia pun berjalan ke arah Rendi

"Ren, you okay?" tanya Zehan

"Saya baik-baik saha, Tuan Zehan. Hanya luka gores dikit," jawab Rendi

"Siapa?" tanya Zehan, menatap anak yang ada di pelukan sopirnya

"Dia kayaknya korban, Tuan. Tadi saya lihat di sama seorang pria, sayangnya pria tadi sudah meninggal dan hanya anak ini yang masih hidup" jelas Rendi

"Hm, pulang"

"Ah? Terus anak ini gimana, Pak?"

"Bawa"

"Uh, baiklah?"

"... terus anak ini duduknya gimana, Pak?"

"..."

Tanpa berkata apa pun, Zehan pun mengambil alih tubuh anak itu dan mesuk ke dalam mobil

"... Lah?"

Rendi berkedip, lalu masuk ke dalam mobil itu dan menjalankannya.

Di dalam mobil

Zehan mengambil ponselnya, lalu menelpon dokter pribadinya

Di sisi lain

Drrtt...

Drrtt...

Drrtt...

Drrtt...

Seorang pria terbangun karena suara bising itu, lalu meraih ponselnya di meja dengan mengantuk

"Halo...?" ucap pria itu

"Mansion. 10 menit." balas seorang pria, yang tak lain adalah Zehan

Lalu langsung di sana Zehan langsung mematikan telponnya, pria itu pun tercengang dan heran

"... hah?" Pria itu pun menatap ke arah ponselnya, ia pun membelalakan matanya

Pria itu langsung bangkit dan mengambil tas yang berisikan alat kesehatan

"Huh, dasar menyusahkan! Untung sahabat, kalo bukan mah udah gue hih!!" batin Pria itu kesal dan mengantuk

Di sisi lain,

"Mansion, cepet." ujar Zehan pada sopirnya

"Hah? Oh, baik Tuan." jawab Rendi

Rendi pun menginjak pedal gas dan mobil itu berjalan semakin cepat. Untung daerah ini sepi, jdi tak masalah kalau ada yang ngebut-ngebutan

.

.

.

.

Tbc.

Tristan Raditya FernandezTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang