"Seakan, sengaja dihapus bersih oleh seseorang"
Ketika mendengarnya, Jaehyun sedikit terkesiap, namun tetap mempertahankan mimik wajah tegas dan datar seperti sebelumnya.
"Aku turut sedih mendengarnya. Berhati-hatilah, di dunia ini banyak orang yang bisa membuat seolah kejahatannya tak pernah dilakukan" ujar Jaehyun tetap memandang lurus ke depan.
Ia kemudian segera bertanya hal yang lain. "Aku harap kau bisa segera menemukan titik terang dari kasus ini. Lalu, bagaimana kelanjutannya?"
Taeyong menghela nafas pelan. "Kasusnya sudah dingin dan ditutup karena polisi tak menemukan bukti apapun. Aneh kan? Bahkan tim forensik yang telah menyisir dan memeriksa TKP dengan cermat pun bilang tidak bisa menemukan sidik jari siapapun. Akhirnya kasus dengan cepat ditutup"
"Aku tak bisa melakukan apapun karena aku hanya sendirian dan tak punya kuasa. Tapi meski begitu, aku masih berusaha mengusut kasus ini sampai sekarang"
"Aku mengerti" ujar Jaehyun. "Pasti berat untukmu, Taeyong-ssi"
Taeyong terkejut ketika tiba-tiba Jaehyun menepikan mobilnya lalu melepaskan jaketnya. Ia menyelimuti tubuh Taeyong dengan jaket itu, juga menurunkan sandaran kursinya.
"Jaehyun-ssi?" tanya Taeyong bingung.
"Aku minta maaf sudah menanyakan hal yang membuatmu emosional" kata Jaehyun menatap kedua manik besar Taeyong dalam-dalam. "Kau pasti kelelahan setelah seharian bekerja. Pasti sulit juga melewati masa-masa itu seorang diri" ujar Jaehyun.
"Aku mungkin tak dapat melakukan sesuatu untukmu, tapi setidaknya hanya ini yang bisa kulakukan untuk membuatmu nyaman. Aku akan menemani dan mendengar ceritamu sepanjang perjalanan pulang"
Pemuda Lee itu sangat terharu mendengar perkataan simpatik itu. Walau Jaehyun tak melakukan sesuatu yang bisa membantu soal kasus itu, setidaknya masih ada yang peduli setelah 10 tahun ia berusaha sendiri menguak kejanggalan dari hilangnya sosok kakaknya tersebut.
"Jaehyun-ssi, kau baik sekali" katanya lirih sambil menunduk. "Sudah lama aku tak bercerita pada seseorang tentang ini"
Taeyong pun lanjut bercerita, "Noona adalah satu-satunya yang kumiliki karena orangtua kami sudah meninggal sejak kami kecil. Dia sudah lama ingin membuka bakerynya sendiri di Seoul dan ia baru bisa melakukannya saat aku akan lulus kuliah"
"Akhirnya kami berhasil menemukan tempat untuk disewa di Itaewon, namun karena kami tak bisa menyewa tempat tinggal juga disana, jadi kami tetap tinggal di Gyeonggi"
[A/N: Itaewon adalah salah satu distrik di Seoul dengan kawasan pertokoan yang ramai dan strategis. Sementara Gyeonggi terletak di luar Seoul]
Jaehyun mengangguk, "Karena itu kau jadi harus pulang-pergi sejauh itu dari rumah ke tempat kerjamu"
"Iya" kata lelaki Lee itu. "Oh, ngomong-ngomong Jaehyun-ssi, sebentar lagi kita sampai"
Beberapa kilometer kemudian, mobil tersebut telah sampai di pekarangan rumah yang tak terlalu besar. Ketika turun dari mobil, Jaehyun merasakan ada perasaan yang aneh yang kembali menyeruak saat ia melihat tempat itu. Kenapa ia merasa seperti deja vu?
Pertanyaan itu akhirnya terjawab ketika melihat ruang tamu ruang itu. Kakinya langsung membeku di tempat dan ia tahu mengapa ia merasakan perasaan familiar yang tidak nyaman itu.
Ia tahu sekarang. Di ruang tamu ini dulu, 10 tahun lalu, ia bersama Johnny membereskan dan membersihkan mayat seorang wanita yang tak sengaja terlibat dengan urusan family. Tak ada orang tua atau orang lain di keluarga Taeyong, berarti itu adalah kakak perempuan pemilik bakery yang diceritakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATONEMENT [Jung Family] ✔
FanficJung Jaehyun, putra kedua dari boss organisasi mafia akhirnya memutuskan untuk keluar dari family. Pria yang dulunya berstatus sebagai cleaner dan caporegime di Park family itu ingin memiliki kehidupan baru dan memulai dari awal. Dalam perjalanannya...