Luxi POV
"melestarikan dunia? Mereka ini bicara apa, aku semakin ga paham.." batinku.
"kau tak akan bisa survive sendirian di dunia ini.." ucap pria berjuba itu.
"hmm.. what a joke.." ucap ku sambil tersenyum.
Tiba-tiba saja ada seorang anak kecil berjalan tertatih-tatih keluar dari mini bar ke arah ku, ia tampak sangat pucat. Untuk berjalan saja dirinya terjatuh berkali-kali ke lantai. Anak ini mengingatkan ku akan diriku sendiri. anak ini menarik bajuku ia melihat ku dengan tatapan sedih kemudian ia terjatuh tak sadarkan diri.
"siapa anak ini?" ucap ku tetapi tidak ada yang menjawabnya.
"I think she's dead!" ucap pria lainnya.
"di mana yang baik dan yang buruk dan yang terburuk dan yang terbaik telah pergi untuk istirahat abadi mereka. Amiin.. now burn her!" Ucap pria berjuba itu dengan wajah dingin.
"ada apa dengan anak ini?" ucap ku.
"kami berusaha membuatnya hamil, jadi kami berhubungan dengannya setiap malam!" ucap pria itu.
"you sick!!.. she just a child!!." Ucap ku berteriak menahan emosi.
Aku mengingat saat pertama kali mengambil keperawanan Giselle dari ekspresinya seperti ia menahan rasa sakit, aku tak bisa membayangkan dengan anak kecil. Hatiku menjadi sakit!
"dia 12 tahun biasanya mereka sudah bisa ditanam benih..!" ucap pria itu dengan wajah tak bersalah.
"kalian memperkosanya hingga napas terakhirnya..?" ucap ku.
Ada yang bilang jika bentuk sempurna manusia adalah iblis aku selalu menyangkalnya hingga hari ini, ternyata semua itu benar..
"kau tak perlu memikirkannya, aku sudah ga tahan..!" ucap nya meraba-raba pinggangku.
Zrakkkk!!!
aku menendang nya dengan sangat kuat hingga rahang pria berjuba hitam itu terlepas dari tempatnya. Aku akan membunuh mereka semua sampai tak berbentuk.
" Mere..ka..mem..buat..ku..mu.akkk..." ucap ku mengerat kan kedua gigiku.
saking kesalnya aku sampai tak bisa membuka mulut ku, aku menarik telinga dua orang pria yang masih memegang tanganku hingga putus. Lalu aku memutar kepala mereka hingga kebelakang lalu menariknya hingga terlepas dari tubuhnya.
" 'g-go t-to hell!" ucap salah satu pria memohon kepadaku.
"sweetheart I AM HELL.." ucap ku menghentakkan kepala nya ke tanah hingga pecah lalu aku menginjak-injaknya hingga otak nya terburai keluar.
"kau tahu ada seseorang yang sangat mirip dengan mu dulu dan kau tahu apa yang terjadi dengannya? Aku memotong kemaluannya lalu memberinya makan untuk monster-monster sialan ini.." ucap ku wajah ku terlalu kaku untuk berekspresi sekarang.
"a-ampunnn! Kumohon.. p-please.." ucap pria itu ada cairan yang menetes di selangkangan pria itu, sepertinya dia mengompol.
Pria itu hanya mematung di tempat, dengan cepat aku mengambil pedang ku lalu memotong kedua tangannya, kedua kakinya, kedua telinga nya, kedua matanya, lalu kemaluannya. Tak sampai disitu saja aku melihat sebuah gergaji kecil di dekat bar, aku mengambilnya dan menggergaji rahangnya perlahan agar ia menderita.
"guess what fukers? I survived." Ucap ku berbisik ke pada bongkahan mayat yang termutilasi di depan ku.
"I promise dunia selanjutnya akan berkali-kali lipat lebih baik dari ini. aku minta maaf atas keterlambatan ku..!!" ucap ku mengusap rambut anak kecil yang malang ini.
aku mengambil kain yang ada di sekitar bar dan mengambil jasad anak ini. aku menggendong nya untuk kubawa ke tree house setidaknya jasad nya akan lebih baik ku kubur disana. Aku pergi ke toko mainan untuk mengambil sebuah boneka. Aku memilih boneka kucing hitam dengan mata biru lalu menyimpannya di tas ku.
"hey.. kau ingin pergi bersama ku malam ini.." ucap seorang pria mendekatiku ia tampak lebih muda dariku.
Tanpa basa-basi aku langsung menebas kepalanya hingga putus lalu aku menendang kepalanya jauh-jauh.
my heart is still hurt..
3o menit kemudian...
"Luxi kau dari mana saja, aku mencari mu." ucap Haley khawatir.
"apa yang ada di belakang mu?" ucap Giselle penasaran.
"ini tolong pegang sebentar, berikan aku apapun itu untuk menggali tanah.." ucap ku dengan tatapan kosong.
"heh?? Anak kecil? Is she dead?" ucap Giselle terkejut.
Mereka semua terkejut saat tahu aku pulang membawa seorang anak, apalagi ia sudah tak bernyawa. Ntah kenapa aku merasa sangat bersalah, aku menggali cukup dalam kemudian aku menaruh anak itu. aku mengeluarkan boneka kucing yang ada di tas ku, lalu menyelipkan boneka itu untuk ia peluk. Aku menimbun kembali tanah itu, air mata yang kutahan dari tadi keluar dengan sendirinya. Aku menangis di makam seseorang yang tak ku kenal sama sekali.
Giselle dan Haley memeluk ku dengan erat, mereka berdua sangat pandai menenangkan ku. aku menceritakan semuanya kepada mereka dan apa yang terjadi dengan anak itu.
"itu sangat kejam bagaimana mereka bisa melakukan itu dengan anak kecil!" ucap Haley dengan kesal.
"she doesn't deserve it, anak itu pasti ketakutan.." ucap Giselle berjalan ke arah makam dan memeluk makan itu.
Aku berjalan ke arah Giselle lalu memeluknya dari belakang, kemudian aku mengusap-usap anak ku yang berada di perutnya.
"bajingan sialan..!" ucap Jeanne dengan kesal.
"people like them should be burning in hell." ucap Violet mencengkram tangannya dengan kuat.
Kami semua mencari bunga yang ada di sekitar tree house, lalu memberikannya ke makam anak tersebut. sore ini cuaca menjadi mendung, setahu ku itu pertanda baik untuk orang yang meninggal. Syukurlahh..
"malam ini aku akan membuatkan dinner special untuk mu Luxi aku tak ingin kau bersedih terlalu lama.. it hurt's me you know." Ucap Giselle menaruh kepalanya di pundak ku.
"aku beruntung having you in my side Giselle, I love you so much!" ucap ku.
"I love you too.." ucap nya kemudian ia mencium.
Makan malam hari ini Giselle membuat baked salmon, masakannya membuat mood ku membaik.
"it's time to eat!!" ucap Gabriel bersemangat.
Semua orang kembali bersemangat setelah makan malam. Well, no one expects an angel to set the world on fire..
jangan lupa di vote ya!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Seeking Life In A World Of The Undead
Fantasywarning 21+!!!! adult content * * * girl x girl