11. KESUNSIAN TANPA HENTI

7 6 0
                                    

       " Luka itu jika kita berharap
    akan sesuatu yang memang sudah
    hilang "

           * Anara caloryn syukrain *


Gadis itu melajukan motor nya
dengan kecepatan tinggi untuk
melampias kan segala rasa kesal
juga amarah.

coba saja jika dia tidak terjebak antara hubungan yang di paksa atau menerima kekalahan sementara.

gadis itu memukul motor nya ia marah butuh pelampiasan sekarang. nyata nya amarah nya benar-benar ingin di ledak kan.

" Apa susah nya jadi pacar gua "

tatapan nyalang ia tapak kan
pada pemuda yang tengah berbisik
ia tersenyum remeh pada nya.

" Ini gua bantuin lo " ucap nya
lagi sambil berbisik.

dari raut wajah nya fely
sebenar nya tak setuju berbohong
itu bukan dia, ia akui kalo ia kasar,
bar-bar tak beretika tapi dia tidak
pernah berbohong.

wajah penuh kemenangan
dari lawan bicaranya kini terlihat.

" Kalau nolak tangung resiko sendiri "
bisik nya lagi.

jika mereka tidak sedang di kerumanan
sudah ia pastikan wajah pemuda itu akan ia beri pukulan hingga babak belur di buat nya, dirinya sudah sangat geram.

pikir fely dia ingin di itu tulus membantu bodoh, bodoh menganggap nya baik, ternyata busuk sekali dia.

egois ya seperti itu yang dapat fely simpul kan semua orang baik jika ada mau nya saja.

mengingat ketidak berdayaan sampai ikut dalam kebohongan membuat fely hilang kendali dia semakin mempercepat laju nya pikiran nya kacau sangat kacau.

Setelah selesai dengan pelampiasan amarah nya kini fely tiba di perkarangan rumah nya dengan langkah malas ia memasuki rumah nya.

ia sudah menduga rumah itu sepi namun harapan tetap ada.

ia melihat kesegala penjuru di lantai bawah ini nyata nya hanya kesunyian yang entah kapan berakhir ini alasan nya tak betah lama-lama di rumah nya sebab tak ada yang menyambut nya.

setelah cukup lama berdiri termenung akhir nya ia melangkah kan kaki nya menuju kamar nya ia membaring kan diri masih dengan seragam sekolah.

jika ia tak buat masalah orang tua nya tak akan menyempat kan waktu mereka ya ini pikir fely.

" Rumah tapi gk bisa di bilang rumah'' monolog fely pada diri nya.

" Bahagia sulit ya tuhan" fely berbicara lagi ia melihat langit-lagit kamar nya dengan sejuta harap yang masih ada.

Setelah selesai dari markas pemuda itu kini menjalan kan kembali motor nya, ia hanya mengunakan kaos putih dengan jaket di pungung nya beserta celana hitam sangat serasi.

dia melajukan motor nya cukup santai mungkin pikir nya sedang baik sekarang sehingga tak perlu kebutan seperti biasa.

tak lama akhir nya dia sampai di perkarangan rumah nya ia pun turun melangkah masuk ke dalam rumah.

" Baru pulang kamu tahunya main saja " suara barinton yang sangat ia kenal itu langsung saja menggema.

" Iya " jawab nya singkat melajutkan langkah nya.

" Kamu habis dari mana apa dari perkumpulan tidak jelas geng motor buat apa coba" herdik orang bergelar ayah itu.

xuan menghentikan langkah nya membalik kan posisi agar bisa menatap priya baruh baya yang nyata nya itu adalah ayah nya.

Raja ArmetraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang