Gayatri menatap seratus Kurawa yang berdiri di ujung tangga, setiap kakak-kakaknya dengan sigap berdiri dihadapannya, seolah-olah melindunginya dari para Kurawa.
"Hei, Pelayan! Beri hormat padaku, serta seratus adik-adik ku!"ungkap Duryudana dengan angkuh.
Mata Gayatri mendingin, apakah kamu akan melakukan diskriminasi secara terang-terangan?
Ini konyol ~
Apakah aku perlu mengadu pada Bisma Yang Agung?
Tetapi...
Aku tidak tau, apakah pengaduan ku akan berdampak buruk atau baik?
Bagaimanapun tingkatan ku sendiri bukanlah seorang Tuan Putri, aku hanya seorang pelayan yang memiliki sedikit darah bangsawan.
Bagaimana jika tindakan ku, malah membuat kakak-kakak yang lain dalam kesulitan?
Gayatri ragu-ragu untuk mengambil keputusan. Disaat keragu-raguan itu muncul, tiba-tiba ada suara yang memanggilnya.
"Hei! Siapa gadis itu? Bukankah dikatakan jika hanya ada 5 Pandawa? Lalu siapa dia?"tanya Dursasana penasaran.
"Salam Pangeran Dursasana, saya adalah Sri Gayatri. Putri angkat dari Yang Mulia Raja Pandu, dan juga Ratu Kunti"Gayatri memperkenalkan diri dengan sopan.
"Oh.... Jadi kamu hanya anak yang tidak diketahui asal-usulnya?"ucap Dursasana blak-blakan, dan ucapannya itu mengundang gelak tawa dari para Kurawa.
"Hati-hati dengan ucapan mu! Atau aku akan mencabik-cabik mu!!!"marah Bima.
"Mencabik-cabik? Bagaimana kamu bisa melakukannya pada kami seratus bersaudara?~"ejek Duryudana.
"Tidak perlu marah Kakak Bima, yang dikatakan Pangeran Dursasana benar. Aku sama sekali, tidak mengenal ayah dan ibu kandung ku, maka wajar jika asal-usul ku tidak diketahui"jelas Gayatri berkompromi.
Dia tidak ingin berdebat dengan putra-putra Yang Mulia Destarasta!
Ini hanya membuang-buang waktu!Selain itu, dari ujung matanya. Dia melihat Bisma Yang Agung telah mengawasi interaksi antara Pandawa dan Kurawa!
Jadi menurutnya tidak perlu bertengkar pada hal-hal seperti itu ~
Meskipun bagi Gayatri hal ini, biasa-biasa saja!
Tetapi bagi orang tua seperti Bisma, yang telah mengenal dunia, ada perasaan tidak nyaman. Bisma bisa mengetahui jika didalam hati gadis kecil itu, dia pasti menginginkan semua yang telah diperoleh anak-anak Ratu Gandari.
Dia menginginkan pengakuan dan perasaan cinta tanpa pamrih!
Sayangnya semua tidak berhasil, karena keberadaannya sendiri adalah aib bagi Destarasta!
Itu benar.....
Sri Gayatri muncul karena kecerobohan Raja Destarasta, dia tidak mengenali istrinya sendiri.
Bukankah fakta ini saja, sudah menusuk hati Destarasta?
Fakta bahwa dirinya, buta!
Dia buta hingga bahkan tidak mengenali Ratu Gandari!
Karenanya perlakuan yang diterima Sri Gayatri lebih parah dari Yuyutsu!
"Oh.... Lihatlah, dia mengakui semuanya sendiri. Karenanya bagaimana jika kita mulai dari kamu untuk menyentuh kaki ku terlebih dahulu?"ejek Duryudana dengan angkuh.
"Tentu saja, karena aku lebih muda dari kalian semua. Maka aku pasti akan menyentuh kaki kalian semua"ungkap Gayatri tanpa kehilangan sedikitpun ketenangannya.
Hal ini tentunya membuat para Kurawa, yang awalnya ingin melihat lelucon, merasa semuanya membosankan~
Akhirnya mereka memindahkan sasaran bullying mereka, menjadi Yudistira!
"Hei! Bagaimana jika kamu yang lebih dahulu? Aku tidak terlalu tertarik dengan gadis jelek ini, aku ingin kamu yang menyentuh kaki ku!"
Saat suara keangkuhan Duryudana menyebar ke telinga para Pandawa lainnya.
Entah itu Bima, Arjuna ataupun Nakula dan Sadewa, tidak ada yang menyukainya. Bahkan mereka semua mengepalkan tangannya menahan amarah.
"Kenapa Pangeran Duryudana menginginkan Kakak Yudistira daripada diriku yang menyentuh kaki mu?"tanya Gayatri dingin.
Dia benar-benar tidak percaya ini, kamu berani melakukan hal semena-mena disini?
Apakah...
Apakah karena kamu anak dari Raja dan Ratu, maka kamu dapat melakukan semuanya seenaknya?
Gayatri menggelengkan kepalanya pelan, dia pikir bahwa dirinya sangat kuat dan tak butuh pengharapan sia-sia dari kasih sayangnya....
Tetapi....
Lagi-lagi aku mengecewakan diri ku sendiri. Aku sebenarnya sedikit iri, dengan semua perhatian yang kalian dapatkan!
"Aku ingin itu Yudistira, karena kamu Gadis jelek!"sinis Duryudana.
"Jadi apakah Kakak Yudistira adalah gadis cantik?"pertanyaan polos Gayatri sukses membuat wajah Pandawa yang awalnya diliputi amarah, karena perlakuan pada Yudistira, berubah menjadi wajah menahan tawa yang akan meledak.
"Gayatri!"Yudistira menahan perasaan malunya, dan memulai sesi omelannya.
"Kakak Duryudana, kamu?!"Dursasana mundur selangkah untuk menjaga jarak.
"Aku pria normal! Jangan menatap ku dengan tatapan itu?!!"marah Duryudana.
"Hei kamu! Beraninya kamu menghina kami! Apa kamu tidak tau kengerian kami?!"
"Aku menghina mu? Dimana letak aku menghina mu, Pangeran Duryudana?"tanya Gayatri dengan wajah polosnya.
***
Bersambung ~
See you
KAMU SEDANG MEMBACA
Variabel Mahabharata
FantasíaBagaimana jadinya jika kisah yang kita kenal selama ini, tiba-tiba berubah karena adanya suatu variabel? Apakah akan berakhir baik, atau sebaliknya? Entahlah... Siapa yang tau? Yang jelas, ini adalah kisah ku! Kisah ku sebagai adik bungsu dari para...