Langit sore harus kehilangan keindahannya akibat sang mendung yang menghalangi. Namun hal itu tidak membuat gadis sweater army menghentikan tangan lentiknya yang terus saja menggoreskan garis demi garis diatas sketchbook. Mata yang dihiasi bulu mata lentik dan bingkai rose gold itu tampak fokus. Sesekali alisnya mengerut tipis kala garis yang dihasilkan kurang pas.
"Pesanan nya, mbak." gadis dengan tahi lalat di bawah mata sebelah kiri itu menghentikan gerakan tangannya, tersenyum ramah saat pelayan kafe yang ia singgahi itu menaruh pesanan nya.
Secangkir hot chocolate dan croissant. Makanan paling pas untuk menyambut sore harinya.
"Terimakasih, mas." pemuda itu tersenyum ramah, lalu berlalu pergi.
Dia kembali melanjutkan aktivitas yang sempat terhenti.
Kayara Kanasta Tavisha, adalah nama gadis berhoudie army itu. Gadis bermata tajam dengan hiasan tahi lalat cokelat di bawah mata kirinya. Tangan putih lentik itu terulur kearah meja, menarik pensil 6B disana. Lalu ia goreskan lembut untuk menciptakan efek cahaya dari bagian sketsa nya.
Tetes demi tetes hujan mulai berjatuhan. Meninggalkan sang awan untuk membasahi bumi yang tampak lelah.
Lagu Like We Just Met - NCT Dream yang diputar membelai lembut pendengaran para pengunjung kafe. Benar-benar lagu yang pas untuk menemani mood menggambar Kayara.
Di berikan highlight dari pensil warna putih sebagai langkah terakhir dari sketsanya. Manik cokelat gelap gadis itu menampilkan binar cahaya saat menatap hasil karyanya yang sesuai dengan espektasi. Bibir pink tebal nya berdecak kagum, sebelum akhirnya menampilkan senyum puas.
Namun senyum tersebut harus luntur karna deringan ponsel yang mengganggu. Ia tau betul siapa yang menelpon saat ini.
Dibiarkan ponsel itu hingga berhenti berdering. Tetapi selang beberapa detik ponsel bercasing hitam polos itu kembali mengeluarkan suara. Kayara melirik malas, nama 'Jamal' tertera disana. Berdecak pelan, tangannya menyambar benda persegi tersebut.
"Sudah puas menggambarnya tuan putri?" Kayara memutar jengah bola matanya. Tidak sopan, setidaknya berikan salam terlebih dahulu.
Kayara menurunkan kaki kanannya yang menyilang diatas kaki kiri. Badannya ia condongkan kedepan untuk meraih minuman yang mulai mendingin, sebelum diseruput pelan.
"Ada apa?" tanya gadis itu disela-sela minikmati cokelat panas, ralat, cokelat hangat. Tangannya menarik kacamata yang ia gunakan, melipat sebelum menaruhnya keatas meja.
"Gue udah didepan kafe."
Mata Kayara melebar. Diliriknya keluar kafe, dan benar saja, terdapat mobil putih yang terparkir tak jauh dari tempatnya. "Hahh? Sabar-sabar, gue abisin dulu makanan gue."
"Iyaaa, sabar yaaa. Gua abisin dulu."
Terdengar ocehan kesal disertai umpatan sayang disebrang sana. Sebelum Kayara putuskan panggilan. Kayara menghembuskan napas panjang. "Mengganggu saja."
Dengan cepat gadis itu menghabiskan makanannya. Lalu merapikan peralatan sketsa dan berjalan kearah meja kasir untuk membayar.
"Menunggu lama?" sapa Kayara setelah berhasil menerobos hujan dan masuk kedalam mobil. Gadis berkemeja krim itu mengalihkan pandangannya dari ponsel, menatap jengah kearah Kayara yang tengah sibuk mengusap tubuhnya yang terkena hujan.
Kayara terus mengusap rambutnya yang lepek, ternyata deras juga hujannya. Kayara kira tidak terlalu karna memang tidak terdengar jelas dari dalam kafe.
Setelah merasa rapi, barulah Kayara menarik seat belt dan memakainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
To : Kaendra
Romance"Mencintaimu adalah suatu kesalahan terbesar untuk ku. Namun entah mengapa, sulit bagi ku untuk melupakan kesalahan itu."